Rabu, 30 Juni 2010

CONTOH PROSES KATEKESE LINGKUNGAN/WILAYAH DAN EVALUASINYA

Proses Katekese yang saya muat di sini pernah dilaksanakan di Paroki St. Petrus dan Paulus Mangga Besar Jakarta Barat di Wilayah I (St Theresia) pada Hari Kamis Tanggal 7 September 2001 dalam rangka Renungan Bulan KS Nasional. Semoga bermanfaat.


TEMA KATEKESE :
BERSIKAP POSITIP DALAM MENGALAMI KETIDAKADILAN


1. Tujuan

• Membangun kesadaran bahwa keadilan dapat terjadi di mana saja dan bahwa semua orang bertanggung jawab atas terjadinya ketidakadilan.
• Menumbuhkan kesadaran dalam perjuangan keadilan, kasih persaudaraan dan perdamaian
• Membangun sikap positif terhadap pengalaman hidup dalam ketidakadilan
• Mengusahakan pertobatan dengan berbuat hal-hal nyata dalam kehidupan sehari-hari

2. Pemikiran Dasar

Kerenggangan dan ketimpangan yang terjadi di dalam masyarakat, antara lain disebabkan karena adanya perlakuan yang tidak adil yang membedakan antara satu dengan yang lain berdasarkan hal-hal tertentu dan adanya sikap perilaku yang negatif dan kurang bersahabat dengan orang lain di luar kelompoknya dalam pergaulan hidup bersama.

LITANI KERENDAHAN HATI

O Yesus! Yang lemah lembut dan rendah hati, dengarkanlah seruanku.
Dari hasrat untuk dihargai, bebaskanlah aku ya Yesus.
Dari hasrat untuk dikasihi, bebaskanlah aku ya Yesus.
Dari hasrat untuk dikagumi, bebaskanlah aku ya Yesus.
Dari hasrat untuk dihormati, bebaskanlah aku ya Yesus.

Selasa, 29 Juni 2010

KESAKSIAN RACHEL II: PERJALANAN MENUJU IMAN KATOLIK

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” (Pengkhotbah 3 : 11)


Tak pernah terbayang sebelumnya, kalau pada akhirnya aku akan memilih untuk menjadi seorang Katolik. Ini merupakan keputusan terbesar dalam hidupku setelah pernikahan. Sekali mengatakan “Ya”, berarti untuk selamanya!!

Setelah melalui perjalanan yang panjang dengan liku-likunya, yang terkadang penuh duri dan terasa amat menyakitkan, serta acap kali menemui persimpangan jalan hingga membuatku cukup mengalami depresi, kini aku, dengan langkah pasti dan kepala tegap terangkat, dapat mengarahkan hatiku untuk melangkah memasuki Gereja Katolik.
Ya, Gereja Katolik!

Senin, 28 Juni 2010

KESAKSIAN RACHEL, Seorang Tunanetra

Pengantar:
Saya mengenal Rachel pertama kali ketika masih sama-sama aktif di Laetitia - di bawah naungan Yayasan LDD - KAJ, sebuah wadah pemersatu bagi penyandang cacat atau mereka yang concern dengan masalah-masalah penyandang cacat di Keuskupan Agung Jakarta. Saya juga sempat satu almamater dan bahkan satu fakultas dengannya waktu kami kuliah di FKIP Atmajaya Jakarta, saya di Ilmu Pendidikan Teologi dan dia di Jurusan Bimbingan Konseling. Walaupun menyandang tunanetra (low vision) saya mengenalnya sebagai seorang yang cerdas, berpikiran tajam dan berpandangan luas, sewaktu sama-sama menjadi panitia Yubileum Agung bagi Penyandang Cacat di KAJ, dan yang untuk kegiatan tersebut kami sering sama-sama berkampanye di Gereja-gereja maupun sekolah-sekolah bagi kepentingan dan aksesibilitas Penyandang Cacat di KAJ. Saya mengenal Rachel juga sebagai seorang penganut Kristen Protestan yang taat. Tetapi baru mengenalnya lebih mendalam dan baru mengetahui dari sharingnya kalau ternyata ke-Katolik-an baginya adalah sebuah “keprihatinan” semata. Tetapi perjalanannya menuju iman Katolik memang juga luar biasa. Semoga kesaksian hidupnya, yang saya muat di sini, setelah mendapat ijin dari Rachel sendiri (Terima kasih, Rachel!) dan dari Katolisitas.org, dapat menjadi berkat buat kita semua. Dan buat Rachel yang mungkin membaca ini: Semoga berkat dan rahmat Tuhan melimpah di hidupmu dan keluargamu.


KESAKSIAN HIDUP RACHEL I : PERJALANAN HIDUPNYA

Aku senang sekali bisa berbagi cerita hidupku sebagai seorang tunanetra. Bagaimana Tuhan tetap baik buatku meski aku harus menjalani hari-hariku dengan mata yang remang-remang, nyaris redup. Aku berdoa agar ceritaku ini bisa menjadi berkat dan semangat bagi teman-teman semua, terlebih buat teman-teman yang memiliki keterbatasan seperti yang aku alami. Tapi lebih dari semuanya itu, biarlah ceritaku ini semata-mata hanya untuk kemuliaan nama Tuhan saja. Sebab aku ada hingga saat ini, bukan karena kuat dan gagahku, melainkan semua hanyalah karena kasih karunia Tuhan yang teramat besar, yang telah dengan setia menemani hari-hariku dan siap sedia kapan saja untuk menolongku.

Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.” (Yoh 9 : 1-3)

TEMA XXIII : SAKRAMEN EKARISTI

Pertemuan 23 Katekese Lansia :
TEMA : SAKRAMEN EKARISTI

Referensi biblis :
1Kor 11:23-32 ; Yoh 6:25-58

Pokok-pokok Iman :

- Dalam sakramen-sakramen inisiasi (sakramen yang meng-inisiasikan/mengidentifikasi seseorang menjadi seorang Katolik sepenuhnya) selain Sakramen Baptis = kelahiran baru dan Sakramen Penguatan/Krisma = pertumbuhan/pendewasaan, Tuhan Yesus menganugrahkan rahmat terbesar berupa Sakramen EKARISTI.

- Ekaristi berasal dari kata ‘eucharistein‘ yang artinya syukur atau ucapan terima kasih kepada Allah. Ekaristi adalah kurban pujian dan syukur kepada Allah Bapa atas segala kebaikan-Nya sejak penciptaan, penebusan oleh Kristus, dan pengudusan. Oleh karena itu kalau kita ke gereja dan menerima sakramen ekaristi maka tujuan utama adalah SYUKUR kepada Tuhan.

Senin, 21 Juni 2010

SUARA TUHAN

Ada seorang anak muda yang bersahabat akrab dengan seorang pengkhotbah tua. Suatu hari, anak muda ini kehilangan pekerjaannya dan tidak tahu lagi harus berbuat apa. Akhirnya, dia memutuskan untuk mencari si pengkhotbah tua itu.

Ketika berada di ruang belajar si pengkhotbah, si pemuda ini berteriak-teriak tentang problem hidupnya. Akhirnya dengan kalap dia mengepal-ngepalkan tinjunya, sambil berteriak, "Saya memohon Tuhan agar menolong saya. Tapi hai pengkhotbah, mengapa Dia tidak menjawab saya?"

Minggu, 20 Juni 2010

SEBUAH PROSES KATEKESE UNTUK ANAK TUNANETRA

Katekese Bagi Tunanetra
TEMA : "KASIH DAN KERENDAHAN HATI"

I. Pemikiran Dasar
Setiap manusia dipanggil untuk mencintai dan berbuat kasih. Panggilan itu senantiasa menggema dalam hatinya yang terdalam. Tetapi seringkali terjadi, panggilan itu tidak terdengar atau tidak didengarkan oleh manusia sendiri. Pengabaian panggilan suara hati ini dapat terjadi karena adaya upaya pelampiasan manusia yang mau melarikan diri dari permasalahan yang menekan dirinya. Bila seseorang menghadapi permasalahan yang berat, ada 3 kemungkinan yang dapat dilakukannya yang semuanya tergantung dari pengalaman psikologisnya selama ini :
1. Menghadapi dan berusaha menyelesaikan, bagaimanapun cara dan apapun hasilnya
2. Tidak mengindahkannya dan bersikap tidak peduli (tidak mau tahu / cuek)
3. Melarikan diri dari masalah dan mencari pelampiasan

Hal terbaik yang dapat dilakukan memang adalah berusaha menghadapi dan menyelesaikan oermasalahan, bagaimanapun dan apapun hasilnya. Tapi memang hal demikian ini tidaklah mudah, apalagi jika permasalahan yang dihadapi adalah permasalah yang sangat berat. Beratnya masalah dapat bertambah jika ada konsep diri yang salah, yaitu konsep pemikiran yang memandang diri terlalu lemah, sehingga tidak mungkin dapat menghadapi permasalahan-permasalahan yang ada, atau suatu konsep diri yang tidak memandang talenta-talenta yang dimiliki, sehingga membuat seseorang berpikiran negatif terhadap dirinya sendiri: merasa diri tidak berguna dan tidak dapat melakukan segala sesuatu. Konsep diri yang demikian memang tidak dapat dilepaskan dari sikap dan perlakuan lingkungan (terutama keluarga) yang dialami orang tersebut. Sedangkan Konsep diri yang positif membuat seseorang mampu berpandangan yang positif pula.

Konsep diri yang positif atau negatif ini menentukan sekali sikap dan cara penyelesaian suatu permasalahan yang dihadapi seseorang. Berkaitan dengan kecacatan, konsep diri yang salah (negatif) membuat seorang penyandang cacat merasa dirinya semakin terpuruk oleh penderitaan dan permasalahan kecacatannya. Dalam hal inilah kemudian serng kali terjadi upaya melarikan diri dari masalah dengan mencari pelampiasan-pelampiasan yang berakibat negatif dan menjebak penyandang cacat sendiri dalam permasalahan lainnya.

Dalam Kitab Kejadian, Kisah Yusuf menceritakan perjuangan seseorang yang terpuruk dan terbuang oleh keluarganya, tetapi kemudian dia bangkit dari keterpurukan itu dengan terus berjuang dan tidak pernah berhenti memperbaiki keadaan. Konsep diri dan kematangan Yusup membuat dia dengan berani dan tulus mengampuni para saudara-saudaranya yang dahulu membuatnya mengalami penderitaan panjang.
Bertolak dari situ, peserta katekese, yang adalah para tunanetra, diharapkan dapat membangun sikap yang positif tentang keadaan dirinya. dengan demikian mereka dapat mengembangkan dirinya dengan berbekal talenta-talenta yang melekat pada diri mereka. Selain itu, diharapkan para tunanetra dapat membangun relasi yang positif dengan orang-orang di sekitarnya.

Sabtu, 19 Juni 2010

TEMA XXII : SAKRAMEN PENGUATAN/KRISMA

Pertemuan 22 Katekese Lansia :
TEMA : SAKRAMEN PENGUATAN / KRISMA

Referensi biblis :
Yoh 14:15-17, 25-27

Makna SAKRAMEN KRISMA :
 Setelah kita telah dilahirkan kembali oleh air dan Roh melalui sakramen Baptis, maka kita pun harus juga bertumbuh dewasa di dalam Kristus. Dalam gereja katolik, Kristus menganugrahkan pada kita Sakramen Penguatan, yang memberikan kita sumber kekuatan, yaitu karunia yang berasal dari Roh Kudus-Nya sendiri.

 Sakramen Penguatan disebut juga sebagai sakramen Krisma. Krisma = pengurapan. Pengurapan ini menjelaskan nama Kristen yang berarti ‘yang terurapi’ yang dapat kita lihat kesempurnaannya pada diri Yesus Kristus, yang diurapi Allah dengan Roh Kudus-Nya (Kis 10:38). Jadi Krisma bagi kita  pengurapan yang menjadikan kita seperti Kristus, dengan menerima pengurapan Roh Kudus yang sama seperti yang diterima oleh Kristus

 Sakramen Penguatan menyebabkan curahan Roh Kudus dalam kelimpahan, seperti yang pernah dijanjikan oleh Kristus kepada para muridNya (Yoh 14:15-21) dan dialami para Rasul pada hari Pentekosta. Curahan Roh Kudus dapat menjadikan kita seperti para rasul, yaitu memiliki kasih yang berkobar kepada Kristus dan keinginan memberikan diri untuk ikut serta dalam karya Keselamatan-Nya

Jumat, 18 Juni 2010

LUCU YA...??

Berikut beberapa 'ke-lucu-an yang sering terjadi, padahal umur kita itu relatif sangat pendek dan akhirnya kita akan menghadap 'DIA', maka kita sebaiknya siap setiap saat, karena kita 'dipanggil' itu tanpa pemberitahuan sebelumnya dan tiba-tiba.

BAGAIMANA SIKAP GEREJA TERHADAP KREMASI?

Di tengah banyak hal yang tidak pasti, satu hal yang pasti: kita semua akan mati, maka soal ini juga menyangkut diri kita semua.
Banyak orang katolik yang meninggal dunia tidak dikebumikan (dikubur), melainkan dibawa ke krematorium.

Mengutip pendapat Rm. Piet Go O.Carm, alasan kremasi ada banyak : antara lain
1) Praktis. Selesai, tak usah repot-repot memelihara makan dan mengunjunginya;
2) Sulit mencari tanah, apalagi makam tidak dipelihara dengan baik, bahkan sebaliknya, dijadikan tempat untuk macam-macam kegiatan, a.l.pelacuran;.
3) Kurang aman untuk kunjungan;
4) Dirasa lebih higienis, apalagi atas nasehiat dokter;
5) Soal kemacetan lalu lintas juga berlaku untuk pergi ke krematorium.

Namun rupanya yang kurang dipikirkan ialah bagaimana penialainnya dalam tradisi katolik?

TEMA XXI: MAKNA SAKRAMEN DAN SAKRAMEN BAPTIS

Pertemuan XXI Katekese Lansia :
TEMA : MAKNA SAKRAMEN & SAKRAMEN BAPTIS

Referensi biblis :
Rm 6:1-14 ; Yoh 3 : 1-21

SAKRAMEN :

 Sakramen adalah sebuah tanda, yang didirikan oleh Yesus, yang menandakan adanya keselamatan yang sedang terjadi dan dialami oleh umat beriman. Sebagai tanda “Ia” (sekramen, seperti halnya Yesus) bukanlah tanda mati, tetapi tanda hidup yang bekerja dalam diri manusia, ‘Ia’ memperbarui dan menyegarkan rahmat Allah sehingga manusia menjadi semakin dekat dengan keselamatan yang paripurna. Tanda (Sakramen) terdiri dari barang-barang (materia) dan kata-kata/tindakan (forma).

 Sakramen memerlukan adanya iman, meskipun kata-kata dan elemen-elemen ritualnya, menyuburkan, menguatkan dan memberi ekspresi bagi iman

 Setiap Sakramen memberikan anugerah / rahmat tertentu dan menguduskan seseorang, cara untuk mempersatukan manusia dengan Kristus, membantu manusia dalam perjalanannya menuju hidup kekal.


Kamis, 17 Juni 2010

TEMA XX: GEREJA: PERSEKUTUAN YANG BERDOA DAN BERIBADAT

Pertemuan 20 Katekese Lansia
TEMA : GEREJA: PERSEKUTUAN YANG BERDOA DAN BERIBADAT

Referensi biblis : Kis 2:41- 47 Cara hidup jemaat pertama

Pokok-pokok iman dan refleksi:

 Kalau Anda mendengar kata Gereja. Apakah yang terlintas di pikiran Anda? gedung gereja, Pastor, Misa, katekumen, kitab suci. Semua jawaban itu tidak lengkap karena hanya manjawab sebagian dari makna gereja sebenarnya.

 Mengapa umat Katolik harus berdoa ? Mengapa harus pergi Misa ke Gereja setiap hari minggu ? mengapa harus aktif di lingkungan ? Mengapa mesti peduli dan membantu mereka yang miskin? Semua jawabannya adalah karena kita (umat katolik) adalah Gereja. Apakah Gereja itu ?

Rabu, 16 Juni 2010

TEMA XIX : ROH KUDUS MENYERTAI KITA

Pertemuan XIX Katekese Lansia
TEMA : ROH KUDUS MENYERTAI KITA

Referensi biblis :
Kis 2:1-13 Pentakosta ; Yoh 16: 4-15 (Pekerjaan Penghibur) ;
1Kor 12:1-31 rupa-rupa karunia

Pokok-pokok iman dan refleksi:
 Pernahkah mengalami kejadian ditinggalkan oleh orang-orang tercinta? Bagaimana perasaan Anda ? bagaimana cara Anda menjalani dan mengatasi masa-masa sulit tersebut?

 Saat perpisahan antara Yesus dan para murid tentu saja secara manusiawi meninggalkan sedih. Rasa takut dan kecewa yang dialami saat Yesus wafat di Salib kembali menghinggapi para Murid. Ketakutan itu digambarkan oleh Kitab Suci dengan menulis: bahwa para murid Yesus berdoa dengan pintu dan jendela tertutup. Tapi dalam ketakutan itu mereka tetap percaya dan berharap pada janji Yesus. Janji Yesus pada perjamuan terakhir “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu, yaitu Roh Kebenaran” (Yoh 14:16). Janji itu terpenuhi dengan turunnya Roh Kudus yang adalah Roh Penolong/ Penghibur/ Kebenaran = Roh Yesus sendiri

Selasa, 15 Juni 2010

B U L U S

Hari Minggu yang lalu ada kesaksian menarik di gereja saya di Hongkong. Saya menuliskannya kembali di bawah ini dengan harapan bisa mendatangkan berkat buat saudara seiman.

Di sebuah desa yang amat melarat di kawasan bagian selatan daratan Cina-- kira-kira empat sampai lima jam perjalanan menggunakan bus umum dari kota Shenzhen ( Kota maju di daratan Cina yang berbatasan langsung dengan wilayah Hongkong ) ke arah pedalaman Cina terdapat sebuah gereja. Gereja ini belum mempunyai gembala yang tetap tapi pijakan gereja ini cukup kuat karena merupakan satu-satunya gereja yang diakui sah oleh pemerintah RRC, sehingga kebaktian dan aktivitas rohani lainnya di gereja itu sama sekali tidak dilarang. Gereja kecil itu dikelola oleh seorang pemuda asli dari daerah itu yang mana sangat cinta terhadap pelayanan Injil untuk masyarakat di daerahnya. Pemuda ini tidak pernah belajar khusus di sekolah Alkitab dan mengaku pemahamannya terhadap Alkitab minim sekali. Satu hal saja yang dia tahu dan percaya yaitu bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat bagi dunia ini, termasuk bagi rakyat Cina di desanya.

TEMA XVIII: BERDOA ROSARIO

Pertemuan XVIII Katekese Lansia
TEMA : DOA ROSARIO

Dalam pertemuan ini dijelaskan mengenai hal ikhwal Doa Rosario. Baik juga bila dilakukan doa Rosario bersama dalam pertemuan. Hal ini sekaligus untuk mengetahui apakah katekumen yang bersangkutan telah mempraktikkan hidup doa yang baik sekaligus untuk mengajaknya berdoa bila belum mengenal Doa Rosario.

Penjelasan tentang Doa Rosario baik ditambahkan sebagai pengantar dan sebagai penutup digali pengalaman katekumen setelah berdoa Rosario.

Kamis, 10 Juni 2010

TEMA XVII: DOA

Pertemuan XVII Katekese Lansia
TEMA : DOA

“Sama seperti tubuh tidak dapat hidup tanpa makanan, demikian juga jiwa kita tidak dapat hidup secara rohani tanpa doa.” - St. Agustinus


Apa itu DOA ?

 Doa adalah hubungan yang hidup anak-anak Allah dengan Bapanya yang tak terhingga baiknya, bersama PuteraNya Yesus Kristus dan dengan Roh Kudus.

 Doa adalah komunikasi manusia dengan Allah. Allah mengasihani kita, Ia menghendaki hubungan yang mesra dengan kita. Komunikasi yang baik, selalu mengandaikan adanya hubungan baik, dekat, akrab, mesra, saling percaya, saling mendengarkan. Untuk mencapai kedekatan yang demikian dibutuhkan waktu, perlu proses, tidak sekali jadi. Sama seperti proses komunikasi manusia: perlu perkenalan (mengenal) terlebih dahulu, perlu adanya pertemuan yang lebih sering (bertemu) sambil mencurahkan isi hati (berbicara dan mendengarkan), perlu pendekatan yang lebih dalam (mengenal yang lebih dalam, tidak sekedar tahu, tapi mengerti), baru kemudian dicapai penyatuan hati. Dan ini semua perlu waktu, ketekunan, praktek tidak sekedar teori.

Kamis, 03 Juni 2010

TUKANG ROMBENG

Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya (Yohanes 10:11).

Untuk orang seperti siapakah Dia datang? Untuk bilangan waktu manakah Dia menjelang? Berikut adalah kisah yang menunjukkan kepada siapa dan kapan Dia akan datang. Semuanya, hanya satu saja dasarnya: Cinta!

Menjelang fajar, pada suatu hari Jumat, saya melihat seorang pria muda, tampan, dan kuat, berjalan di lorong-lorong kota kami. Dia menarik gerobak yang penuh dengan pakaian baru sambil berseru dengan suara nyaring, "Rombeng!" Ah, udara berbau busuk dan cahaya yang muram itu dilintasi oleh suara musik yang indah.

"Rombeng! Baju lama ditukar baju baru! Saya menerima baju rombeng! Rombeng!"

Rabu, 02 Juni 2010

TEMA XVI : KENAIKAN TUHAN YESUS

Pertemuan 16 Katekese Lansia:
TEMA XVI: KENAIKAN TUHAN

Referensi biblis :
Kis 1:6-11 : Kenaikan Yesus ; Yoh 14:1-14 : Rumah Bapa

Pokok-pokok iman dan refleksi:
 Setelah Yesus bangkit, Dia menampakan diriNya kepada beberapa murid (para wanita, Thomas, Petrus dan para murid lainnya di danau Tiberias, dll) dan yang menjadi ciri khas penampakan Yesus itu adalah :

Selasa, 01 Juni 2010

DOA SAAT MENGUNJUNGI ORANG SAKIT

Saat ini, Yesus hadir di hadapanMu.
Dia mengasihimu dan ingin memberikan damaiNya kepadamu.
Dia ingin memenuhi hatimu dengan kasihNya
dan ingin memikul beban penderitaanmu serta menyembuhkanmu.
Saat ini, rasakanlah jamahan tanganNya yang kuasa.


Yesus yang penuh kasih sayang,
Engkau tahu segala yang diderita anakMu ini.
Engkau tahu, bahwa keluarganya dan banyak orang lain memerlukan dia,
Kami percaya bahwa Engkau sanggup menyembuhkan dia dengan kuasaMu.

Saat ini kami gunakan segala kuasaMu.
Dalam nama Yesus, segala sakit penyakit, segala kelemahan,
tidak ada nafsu makan, rasa nyeri, kami ikat, kami patahkan kuasanya,
dan kami perintahkan keluar dari tubuh ini.
Sebab tubuh ini milik Allah
dan Dialah yang telah menanggung segala keperluan penyakitnya,
dan oleh bilur-bilurNya, tubuh ini menjadi sembuh.
Yesus, balutlah tubuh ini dengan Darah SuciMu yang penuh kuasa
yang memberikan kesembuhan sepenuhnya
serta ampunilah, ya Yesus, bila masih ada hal-hal yang diperbuatnya
yang tak berkenan padaMu.
Terima kasih Tuhan Yesus.
Amin.

TEMA XIII: LITURGI PEKAN SUCI

Pertemuan 13 Katekese Lansia
TEMA : LITURGI PEKAN SUCI

Dalam Gereja katolik dikenal adanya Pekan Suci. Pekan suci adalah perayaan 1 minggu sebelum paskah atau dikenal dengan minggu sengsara. Dimulai dari hari Minggu Palma / Palem dan berakhir pada Sabtu malam Paskah.


MINGGU PALMA

Minggu Palma adalah Perayaan Yesus memasuki Yerusalem dengan mengendari seekor keledai. Cara inilah yang digunakan Yesus Kristus sang Raja untuk menyampaikan dua pesan kepada rakyat Yerusalem. 1) Ia adalah raja, 2) Ia bermaksud membawa damai sejahtera. Perjalanan yang harus ditempuh-Nya curam & licin pada musim semi, orang-orang yang bersorak-sorai menyambut Yesus menebarkan ranting-ranting dan pakaian mereka di jalan supaya keledai Yesus tidak tergelincir. Sementara Yesus menuruni bukit, khalayak ramai meneriakkan "Hosanna!" artinya "Selamatkanlah Kami!"


 Minggu palma merupakan perayaan mengenang dimulainya masa sengsara Yesus. Dalam perayaan Ekaristi Minggu Palma akan dibacakan Kisah Sengsara Tuhan Yesus Kristus secara lengkap dari salah satu Injil sinoptik. Warna liturgi Ungu (lambang pertobatan).
 Sebagai persiapan perayaan Ekaristi Minggu Palma, umat katolik diminta untuk membawa daun palma /palem. Perayaan ekaristi diawali dengan perarakan dari luar Gereja menuju ke dalam Gereja (di Gereja Mangga Besar perarakan biasanya dilakukan hanya pada misa hari Minggu pagi). pemberkatan daun palma dilakukan sebelum dilaksanakannya perarakan.
 Daun Palma yang kita terima kemudian kita selipkan pada salib di rumah-rumah kita. Mau mengingatkan bahwa kita pun menghormati Yesus, sang Raja Damai, yang bertahta di atas kayu salib. Kita diingatkan dengan memandang Yesus, Sang Raja, kita memohon kepadaNya agar selalu me’raja’i hati kita dan membawa damaiNya ke dalam hati kita.


KAMIS PUTIH

Kamis Putih adalah peringatan Perjamuan Suci / Perjamuan Malam Terakhir Yesus bersama dengan 12 muridNya, terjadi perjanjian agung antara Tuhan dan umat manusia, dimana tubuhNya dikorbankan dan darahNya dicurahkan untuk menebus dosa manusia.

Siang hari, Bapa Uskup merayakan Misa Krisma bersama seluruh pastor se-keuskupan, biasanya di adakan di gereja Katedral. Dalam misa ini, mereka memberkati minyak-minyak yang akan dipergunakan dalam liturgi Gereja, yaitu Minyak Krisma (untuk penerimaan Sakramen Krisma/Penguatan), Minyak Urapan (untuk penerimaan Sakramen Perminyakan orang sakit) dan minyak Katekumen (yang diberikan untuk melantik seseorang menjadi katekumen terpilih).

Hal-hal yang merupakan rangkaian perayaan pada hari kamis putih :
 Perayaan Ekaristi meriah, warna liturgi Putih (lambang kemuliaan dan kesucian).
 Ada Pembasuhan kaki : pastor mencuci kaki 12 orang umat yang mewakili 12 Rasul Tuhan sebagai peringatan Yesus yang mencuci kaki para muridNya dalam perjamuan terakhir. Pembasuhan kaki ini melambangkan arti sebuah pelayanan kristiani: “Siapa yang ingin menjadi yang terbesar hendaklah menjadi pelayan bagi sesamanya”. Selama pembasuhan kaki, umat menyanyikan: Úbi Caritas (“Jika ada cinta kasih, Tuhan hadir”).

 Dalam Perayaan Ekaristi ini tidak diberikan berkat di akhir Misa. Perayaan Ekaristi ditutup dengan perarakan Sakramen Mahakudus dan tuguran oleh umat. Sementara altar dikosongkan dari segala keindahannya, Perarakan dilaksanakan dari Altar menuju sebuah tempat di sudut gereja (lambang Yesus yang menyendiri untuk berdoa). Tuguran adalah sebuah ibadat selama kurang lebih satu jam bersama/menemani Yesus yang sedang berdoa dalam ketakutan akan penderitaan yang akan dialaminya. Sejatinya Tuguran dimulai seusai Misa malam hari dan berlanjut hingga lewat tengah malam (Kadang-kadang dilanjutkan hingga terbit fajar hari Jumat Agung, dan dilanjutkan dengan liturgi pagi hari). Ibadat Tuguran ditutup dengan berkat dari Sakramen Mahakudus, yang juga menandai selesainya perayaan Ekaristi Kamis Putih.


JUMAT AGUNG / SUCI

Jumat agung adalah peringatan Sengsara dan Wafat Tuhan Yesus Kristus. Gereja berduka karena kematian Kristus, menghormati Salib, dan sekaligus mengagumi kehidupan-Nya atas ketaatan-Nya sampai mati.

Hal-hal yang dilakukan pada liturgi Jumat Agung.
 Tidak ada Ekaristi (doa syukur agung). Hosti diambil dari Hosti yang sisa kamis putih.
 Tidak ada nyanyian kecuali Bait Pengantar Injil
 Pasio : pembacaan kisah sengsara Yesus dari Injil Yohanes, biasanya di nyanyikan  3 orang bersama Koor yang memerankan peran sebagai Yesus, Pilatus, dan orang-orang lainnya
 Penghormatan Salib : seluruh umat (yang sudah dan belum dibaptis) maju mencium salib Yesus, sebagai tanda hormat pada Yesus yang telah menderita sengsara demi kita orang berdosa. Sementara umat melaksanakan penghormatan Salib, dinyanyikan lagu renungan yang mengharu biru dan tiada taranya di seluruh liturgi Gereja: “Hai Umat Apa SalahKu?”
“Hai Umat apa salahKu kepadaMu? Jawablah kapan Aku memyusahkanmu?
Kau salah Aku ampuni, Kau jauh aku dekati.
Tetapi kini balasmu: Kau beri aku mahkota duri.
Kau mati Aku hidupkan, Kau sakit aku pulihkan.
Tetapi kini balasmu: Aku sudah kau Salibkan.”
 Disusul dengan Doa Umat meriah. Dalam doa umat ini mendoakan Gereja dan seluruh dunia.
 Sejatinya Upacara Jumat Agung ditutup setelah Doa Umat dengan pemberian Berkat meriah. Tapi Gereja Katolik Indonesia menambahkan penerimaan Komuni untuk menyatukan diri dengan Yesus yang menderita supaya umat juga dikuatkan di kala mengalami pencobaan dan penderitaan.

Ciri-ciri lain yang menandai perayaan Jumat Agung :
 Ruangan Gereja dikosongkan dari berbagai benda perhiasan, termasuk kain penutup altar dan lilin-lilin, sebagai tanda dukacita dan hilangnya “semarak dan kemuliaan Sang mempelai Surgawi”.
 Pada hari ini, ibadat jalan salib diadakan pagi hari.


SABTU SUCI / MALAM PASKAH

Malam Paskah adalah Pesta Kebangkitan Tuhan.
Perayaan malam paskah dibagi menjadi 4 bagian utama :
 Bagian 1 : Liturgi Cahaya (Upacara Lilin Paskah)
Perarakan dimulai dari pintu utama gereja. Semua cahaya di gereja dipadamkan, imam kemudian memberkati & menyalakan lilin Paskah tersebut dari api baru. Selanjutnya imam mengangkat lilin sambil menyanyi: “Kristus cahaya dunia” dan umat menjawab: “Syukur kepada Allah”, dinyanyikan sebanyak 3x  di pintu Gereja, di tengah Umat, di depan altar.
Setelah Itu dinyanyikan Pujian Paskah: yang intinya memuliakan Tuhan atas karya keselamatan yang telah terlaksana dalam Yesus Kristus. Dalam Yesus semua manusia telah ditebus dari perbudakan dosa dan diselamatkan dari kegelapan maut.

 Bagian 2 : Liturgi Sabda
Dalam liturgi Sabda dibacakan 9 Bacaan Kitab Suci : 7 bacaan dari Perjanjian lama, 1 bacaan Epistola dari Roma dan Injil (Namun biasanya di Gereja hanya dibacakan 5 bacaan saja: 3 dari Perjanjian Lama, 1 bacaan Epistola dan Injil).
Bacaan dari Perjanjian Lama adalah Kisah Penciptaan Manusia (untuk mengingatkan bahwa dalam Kebangkitan Yesus, hidup manusia diciptakan/diperbarui lagi), Kisah Pembebasan Umat Allah dari perbudakan Mesir (melambangkan pembebasan umat manusia dari perbudakan dosa) dan Janji Keselamatan kepada Umat Allah.
Bacaan Epistola dari Roma 6 mengingatkan umat Allah bahwa mereka telah mati terhadap dosa dan kini hidup secara baru dalam Yesus Kristus.
Bacaan Injil mengingatkan kita untuk bersiap-siap dengan pelita kita, berjaga-jaga seperti orang-orang yang menantikan kedatangan kembali Tuhan sehingga bila Ia datang Ia akan menemukan kita terjaga dan akan mempersilakan kita duduk di meja-Nya dan mengikuti pesta bersamaNya.

 Bagian 3 : Liturgi Baptisan
Pemberkatan Air Baptis dan Pembaharuan Janji Baptis. Malam ini adalah malam yang paling suci dan tepat bila mau mengadakan pembaptisan. Kemudian imam berkeliling dan memerciki umat dengan Air Baptis untuk mengingatkan umat Allah akan pembatisan yang telah mereka terima, sementara umat bernyanyi nyanyian Syukur atas Pembaptisan.

 Bagian 4 : Liturgi Ekaristi
Bagian ini sama seperti dalam Perayaan Ekaristi hari Minggu, diawali dengan Persembahan, Doa Syukur Agung, Komuni dan ditutup dengan berkat meriah.


MINGGU PASKAH

 Perayaan Paskah pagi hari (Fajar), dilaksanakan paling agung. Inilah Perayaan Paskah yang sesungguhnya. Perayaan Ekaristi diawali dengan seruan Resurrexit (Tuhan sudah bangkit !).

Sebelum dibacakan Injil dinyanyikan lagi seruan kegembiraan para saksi kebangkitan Tuhan: “Sumber Hidup yang mati, telah bangkit dengan jaya!”.

 Perayaan Paskah Fajar ditutup dengan berkat meriah : bagi Umat Allah, bagi seluruh kota di dunia dan bagi seluruh umat manusia di dunia.

 Perayaan paskah sore memperingati sukacita para murid yang tadinya tenggelam daalam kesedihan mendalam dan telah putus asa. Inilah kebangkitan harapan yang telah pudar, berkobarnya kembali semangat yang telah mulai mati. Bacaan Injil menampilkan perjalanan 2 orang murid Yesus ke Emaus dalam keadaan sedih dan putus asa. kebangkitan dan kehadiran Tuhan mengubah kesedihan menjadi sukacita dan putus asa menjadi semangat yang menyala-nyala : “Bukankah hati kita berkobar-kobar ketika Ia berjalan bersama kita?”

Semoga Perayaan Paskah Kebangkitan Tuhan, menyalakan kembali semangat kita, memperbaharui hidup kita dan mengubah kita, semakin hari, semakin menjadi orang-orang yang berkenan di Hati Tuhan.
Alleluya


TEMA XIV : REKOLEKSI DAN EVALUASI

Pertemuan 14 Katekese Lansia
REKOLEKSI DAN EVALUASI

Tujuan :
 Mengajak katekumen lebih saling mengenal, saling terbuka, berbagi pengalaman dalam kelompok kecil.
 Menambah dan memurnikan motivasi iman Katekumen setelah periode katekumenat + 3 bulan.
 Memberikan evaluasi untuk tim pendamping (Pembina)


Metode :
• sharing kelompok 4-5 orang, didampingi oleh 1-2 orang tim pendamping, waktu  20 menit.
• Pendamping mampu mengajak para katekumen untuk bersharing, terbuka dan jujur. Tekankan bahwa kejujuran katekumen akan membantu Katekumen sendiri untuk lebih dekat dengan Tuhan dan akan membuat pelayanan Pembina jadi lebih baik di masa mendatang.
• Pendamping menjelaskan bila ada pertanyaan yang tidak jelas. dengan memberi contoh-contoh konkrit, misalnya : Bagian 3 jawaban: Hidup lebih baik dengan mengenal Yesus dijabarkan dengan contoh hidup berkeluarga, dahulu sering marah dan emosi, sekarang lebih sabar terhadap keluarga.
• Pendamping kelompok memplenokan hasil sharing di masing-masing kelompok dan kemudian akan disimpulkan oleh pengajar utama.

Selengkapnya dapat dilihat/didownload DI SINI atau DI SINI

Evaluasi dan Rekoleksi Katekumen Lansia

Pertemuan 14 Katekese Lansia
Evaluasi dan Rekoleksi

Dapat didownload DI SINI


Tujuan :
 Mengajak katekumen lebih saling mengenal, saling terbuka, berbagi pengalaman dalam kelompok kecil.
 Menambah dan memurnikan motivasi iman Katekumen setelah periode katekumenat + 3 bulan.
 Memberikan evaluasi untuk tim pendamping (Pembina)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...