Proses Katekese yang saya muat di sini pernah dilaksanakan di Paroki St. Petrus dan Paulus Mangga Besar Jakarta Barat di Wilayah I (St Theresia) pada Hari Kamis Tanggal 7 September 2001 dalam rangka Renungan Bulan KS Nasional. Semoga bermanfaat.
TEMA KATEKESE :
BERSIKAP POSITIP DALAM MENGALAMI KETIDAKADILAN
1. Tujuan
• Membangun kesadaran bahwa keadilan dapat terjadi di mana saja dan bahwa semua orang bertanggung jawab atas terjadinya ketidakadilan.
• Menumbuhkan kesadaran dalam perjuangan keadilan, kasih persaudaraan dan perdamaian
• Membangun sikap positif terhadap pengalaman hidup dalam ketidakadilan
• Mengusahakan pertobatan dengan berbuat hal-hal nyata dalam kehidupan sehari-hari
2. Pemikiran Dasar
Kerenggangan dan ketimpangan yang terjadi di dalam masyarakat, antara lain disebabkan karena adanya perlakuan yang tidak adil yang membedakan antara satu dengan yang lain berdasarkan hal-hal tertentu dan adanya sikap perilaku yang negatif dan kurang bersahabat dengan orang lain di luar kelompoknya dalam pergaulan hidup bersama.
Kisah tentang ketidakadilan dalam masyarakat telah diserukan oleh Nabi Amos. Nabi Amos dalam nubuatnya mengingatkan warga Israel bahwa dosa ketidakadilan telah terjadi di semua sendi kehidupan :
- ketidakadilan dalam bidang ekonomi : yang kaya berbuat tidak adil terhadap orang miskin (Am 2 : 6b)
- Ketidakadilan di tepat kerja, dalam bidang pekerjaan dan jabatan : atasan terhadap bawahan (Am 2 : 7a)
- Ketidakadilan dalam rumah tangga : budaya patriarki, suami terhadap istri, orang tua terhadap anak-anak, tuan rumah terhadap pembantu (Am 2 : 7b)
- Ketidakadilan juga dapat terjadi dalam 'Rumah Allah' (Am 2 : 8)
Untuk itu nabi Amos mengingatkan akan akan datangnya hukuman atas Israel karena dosa ketidakadilan itu, karena Allah membenci orang-orang yang berbuat tidak adil. Kecaman keras nabi Amos adalah ungkapan kepedulian Allah kepada orang lemah dan tidak berdaya. Allah sungguh tidak akan tinggal diam membiarkan segala macam ketidakadilan. Allah mendengarkan keluh kesah dan seruan minta tolong orang-orang yang tertindas oleh sikap tidak adil.
Dalam pertemuan ini, umat disadarkan bahwa ketidakadilan juga terjadi pada masyarakat kita, bahkan mungkin terjadi dalam keluarga kita, bahkan mungkin semua ikut serta melestarikan budaya ketidakadilan itu. Oleh karena itu perlu segera dibangun sikap tobat untuk menghindari 'hukuman Allah' atas dosa ketidakadilan itu. Setelah mengikuti pertemuan lingkungan ini, umat diharapkan menyadari bahwa pengalaman ketidakadilan terjadi karena kurangnya membangun sikap dan perilaku saling mengasihi di antara sesama manusia. Sikap tobat dapat dimulai dengan membangun sikap saling menghormati dan menghargai diantara orang-orang terdekat.
3. Bahan
Amos 2 : 6 - 16
4. Sarana
• Kitab Suci
• Buku nyanyian : "Nyanyian bagi Tuhan" dari Lembah Karmel.
5. Peserta
Umat lingkungan / wilayah
6. Waktu
Kurang lebih 2 jam
7. Proses Pertemuan
Langkah 1 : Lagu Pembukaan : Kuduskan tempat ini
Langkah 2 : Tanda Salib, Salam dan Pengantar
P : Demi nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Semoga rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cintakasih Allah dan persekutuan Roh Kudus senantiasan beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya
Pemandu mengutarakan latar belakang pertemuan : adalah dalam rangka bulan Kitab Suci Nasional yang bertema umum KOMUNITAS BASIS PEMBAWA DAMAI.
Pemandu kemudian mengutarakan hal-hal dalam Pokok Pikiran alinea 1 : Pengalaman manusiawi tentang ketidakadilan, dan mendorong tobat.
Langkah 3 : Tobat
P : Allah yang Maharahim, telah lama kami hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Namun, kami kadang kami lalai menjaga dan mengamalkan cintakasih di dalamnya. Tuhan Kasihanilah kami
U : Tuhan Kasihanilah kami
P : Bapa yang penuh kasij, kami selalu menyatakan diri sebagai orang yang penuh rasa hormat kepadaMu, tetapi hal itu kurang kami hayati dalam hidup bersama dengan sesama warga, bahkan dalam keluarga kami sendiri. Kristus Kasihanilah Kami
U : Kristus Kasihanilah kami
P : Allah yang Mahabaik, kami kurang rajin berdoa dan beribadat serta berusaha sungguh-sungguh agar terjadi kedamaian dimanapun kami berada. Tuhan Kasihanilah kami.
U : Tuhan Kasihanilah kami
P : Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan membimbing kita ke hidup yang kekal.
U : Amin
Langkah 4 : Doa Pembukaan
Ya Bapa, kami bersyukur kepadaMu, karena kesempatan bulan ini untuk kami lebih mendalami Kitab Suci dan menghayatinya dalam hidup kami. Engkau tahu bahwa di berbagai temat, rasa keadilan, kedamaian dan semangat persaudaraan tercabik-cabik. Kami mohon kepadaMu, ya Bapa, tanamkanlah kepada kami kesadaran akan tanggung jawab kami untuk berusaha sungguh-sungguh membangun keadilan, kedamaian dan persaudaraan. Bantulah kami menghadapi semua masalah dengan terang iman dan nurani yang bersih. Semuanya ini kami mohon, dengan perantaraan Kristus, Sumber kedamaian dan hidup kami, kini dan sepanjang masa. Amin
Langkah 5 : Pembacaan Sabda
Kitab Suci Amos 2 : 6 - 16 dibacakan oleh salah seorang umat. Diingatkan sebelumnya untuk membaca dengan baik dan tidak terburu-buru.
Setelah pembacaan Kitab Suci dapat diselingi dengan sebuah lagu, misalnya : Jalan Hidup orang Benar
Langkah 6 : Sharing : Mengalami ketidakadilan
Pemandu memberikan ilustrasi tentang masalah-masalah ketidakadilan yang terjadi dalam masyarakat. Pemandu dapat mengambil contoh-contoh dari koran / majalah. Pemandu juga harus menceritakan pengalaman pribadinya : bagaimana pernah mengalami ketidakadilan, yang menjemput pengalaman peserta KKS.
(Sharing pengalaman yang telah saya siapkan adalah tentang kisah penolakan kedua orang tua pacar saya terhadap saya karena kecacatan fisik saya, padahal saya merasa kecacatan fisik saya bukanlah halangan untuk membahagiakan pacar saya nantinya, baik secara jasmani maupun rohani )
Sesudahnya pemandu mempersilahkan bila ada umat yang juga mempunyai kisah yang sama tentang : mengalami ketidakadilan.
Umat memberikan sharing pengalaman .
Langkah 7 : Rangkuman dan Pembangunan sikap tobat
Pemandu merangkum sharing pengalaman peserta, misalnya :
• Keadilan dapat terjadi dimana-mana, bahkan mungkin tidak kita sadari, juga terjadi di dalam rumah kita, dalam keluarga kita.
• Pentingnya sikap pasrah, menyerahkan diri kepada Allah dan memperkuat hidup doa
• Allah selalu mendampingi umatnya yang menderita dengan menolongnya lewat berbagai cara.
Pemandu menjelaskan pokok-pokok penting dalam Nubuat Nabi Amos
(lihat Pemikiran dasar alinea 2)
Pemandu selanjutnya mengajak refleksi :
• Apakah kita juga pernah atau masih juga, berpartisipasi melestarikan budaya / kebiasaan ketidakadilan ?
• Bagaimana sikap kita di tempat kerja ? di dalam keluarga ? Sudahkan kita bertindak adil ?
• Bagaimana sikap kita bila kita mengalami ketidakadilan ? apakah kita menjadi marah dan berniat membalas dendam ?
• Bagaimana sikap Yesus yang telah mengalami ketidakadilan bahkan sampai mati ?
Pemandu kemudian mengajak umat untuk memulai pertobatan dengan bersikap saling melayani, menghormati dan saling menghargai, pertama-tama dalam keluarga sendiri. Menghormati pendapat, menghargai hasil pekerjaan, apapun, walaupun kecil, dengan mengucapkan kata "TERIMA KASIH".
Renungan dapat diakhiri dengan menyanyikan sebuah lagu, misalnya : Tangan Tuhan
Langkah 7 : Doa Umat
Doa umat dipimpin oleh salah seorang umat yang hadir, dan umat diberitahu : dapat berdoa secara spontan.
P : Saudara sekalian, Allah kita adalah sumber kasih, kedamaian dan pengharapan kita, marilah kita memanjatkan doa-doa kita kepada Allah kita dengan penuh iman
P : Bagi mereka yang tertindas dan mengalami ketidakadilan, Ya Bapa, teguhkanlah dan hiburlah mereka yang menjadi korban ketidakadilan. Dampingilah mereka agar tetap tabah dan selalu menemukan harapan dalam hidupnya. Semoga kami tidak segan-segan membantu mereka yang mengalami ketidakadilan. Kami mohon ....
P : Bagi keluarga-keluarga kami, ya Bapa, Bimbinglah keluarga kami agar keluarga kami tetap bersatu dan menemukan kedamaian. Jauhkanlah keluarga kami dari sikap-sikap tidak adil dan saling menuntut. Tetapi semoga sikap saling menghormati dan saling menghargai selalu ada dalam keluarga kami. Kami mohon ........
Dilanjutkan dengan doa spontan umat ...........
Doa umat diakhiri dengan berdoa bersama :
Bapa Kami ...........
Salam Maria ..........
Langkah 9 : Doa Penutup
Allah yang Mahamulia, teguhkanlah iman kami dan bantulah kami menghayati perintah-perintahMu. Jagalah kami agar jangan sampai kami merancang pikiran benci dan balas dendam jika kami mengalami ketidakadilan. Tetapi selalu bimbinglah kami agar kami selalu bersikap penuh kasih, menghormati dan menghargai perbedaan-perbedaan di antara kami. Jagalah lidah dan bibir kami, agar jangan sampai terucap kata yang menyakitkan hati, kata yang kejam dan menusuk perasaan, kata yang tidak benar, kata yang menghina. Ajarilah kami untuk selalu berbuat baik, menolong sesama, bersikap ramah dan tahu berterima kasih, menghayati iman dalam kehidupan kami sehari-hari dengan sungguh-sungguh. Semoga apapun yang terjadi, kami selalu berpegang teguh kepadamu, menyerahkan diri ke dalam penyelenggaraanMu, sebab hanya Engkaulah pengharapan kami satu-satunya, Sumber hidup dan kedamaian kami, kini dan sepanjang masa. Amin.
Langkah 10 : Penutup
P : Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama-amanya
P : Semoga kita sekalian senantiasa disertai dan dibimbing oleh karunia dan berkat
Allah, Bapa, Putra dan Roh Kudus.
U : Amin
Pertemuan ditutup dengan sebuah lagu, misalnya : Salam Maria
Evaluasi pelaksanaan pertemuan Katekese
Sebelum pertemuan dilaksanakan, saat itu saya melakukan persiapan-persiapan terlebih dahulu sebagai berikut :
- Sebelum hari 'H', saya menghubungi beberapa orang yang telah dikenal oleh umat dan meminta mereka melakukan sharing pengalaman : mengalami ketidakadilan.
- Menghubungi beberapa orang untuk berbagi tugas : untuk membaca KS, untuk membacakan doa umat (kalau mungkin doa umat dipercayakan kepada orang tersebut untuk menyusunnya sendiri), memimpin lagu dan mengiringi dengan musik.
- Mempersiapkan lagu-lagu yang berkenaan dengan tema iman dan pengharapan kepada Tuhan Penyelamat dan Pelindung.
Pada saat pelaksanaan, proses berjalan dengan lancar, dimulai tepat jam 19.30 WIB dan berakhir pada jam 21.15 WIB. Saya merasa berhasil membawakan proses katekese pada saat itu, walaupun harus saya akui, belum begitu sempurna. Kekurangannya (entah kalau dianggap sebagai keberhasilan) adalah kurangnya waktu membahas / mendalami Kitab Suci, karena rupanya sharing pengalaman pribadi saya menjemput pengalaman umat, sehingga mereka juga dengan terbuka memberikan sharing (ada 4 orang peserta yang memberikan sharing pengalaman pribadinya). Dari 4 orang itu, 2 orang yang telah saya hubungi sebelumnya, dan 2 orang lagi secara spontan. Tapi 2 orang yang saya hubungi itupun menceritakan pengalaman mereka yang tidak saya duga sebelumnya. Mereka menceritakan pengalaman mereka yang selama ini mereka sembunyikan, hal mana membuat umat, termasuk saya, merasa tercengang dan terdiam, karena keterbukaan mereka dalam bersharing.
Tanpa saya sadari waktu telah menunjukkan pukul 20.45 WIB, maka saya hanya menyimpulkan pengalaman mereka dan kemudian mengaitkannya dengan pengalaman Kitab Suci Nabi Amos. Saya merasa, kurang begitu mendalami pesan Kitab Suci, tapi ada suatu keyakinan bahwa peserta telah cukup belajar banyak dari sharing-sharing yang ada, bagaimana bersikap jika mengalami ketidakadilan dalam hidup.
Ada dua sharing pengalaman yang sangat berkesan pada saya, yaitu sharing pengalaman seorang tunenetra yang menceritakan kesulitan dan perjuangan hidupnya untuk memperoleh pendidikan dan pekerjaan, dan sharing keterbukaan/pengakuan salah seorang umat sebagai suami yang selama ini berbuat tidak adil kepada istrinya. Kedua sharing itu, masih saya ingat sampai saat ini, dan meneguhkan saya juga.
Disusun oleh :
Yustinus Agus Yudianto
Super dan terimakasih
BalasHapusSelamat malam.
BalasHapusMaaf sebagai permulaan saya dalam membawakan katekese.banyak hal yg bisa sya kutip Dr sini🙏🏾