Senin, 26 April 2010

KISAH SANGKAR BURUNG

Ada seorang bernama George Thomas, seorang pastor di kota kecil New England.
Pada hari Paskah pagi, ia bersiap mempersembahkan misa di suatu tempat agak jauh dari kota. Ia membawa sebuah sangkar burung kosong yang sudah reyot, kotor tak terurus, dan menepatkannya di dekat altar.

Alis umatnya mulai terangkat, dan mereka mulai bertanya-tanya.
Dalam kotbahnya Sang Pastor mulai menjelaskan tentang sangkar burung tersebut.


Dalam perjalanan saya ke sini tadi, saya bertemu dengan seorang anak kecil melangkah berlenggang sambil mengayun-ayunkan sangkar burung ini. Di dalamnya terdapat 3 ekor anak burung liar, meringkuk kedinginan dan ketakutan.
Saya berhenti dan bertanya kepada anak tersebut :
Apa yang kamu bawa, anakku ?
Jawab anak itu : Ah, cuma burung-burung kecil !
Apa yang akan kamu lakukan terhadap burung-burung kecil itu ?
Akan saya bawa pulang dan saya pakai mainan. Saya suka mencabuti bulunya, dan pasti mereka akan ribut kesakitan. Ramai. Pasti ramai dan menyenangkan.
Ya, tapi kan cuma sebentar. Burungnya kecil, pasti bulunya cepat habis. Lalu kalau sudah habis, mau kamu apakan lagi ?
Saya punya dua ekor kucing di rumah. Mereka sangat suka makan burung. Apalagi burung kecil begini. Lucu kan melihat burung-burung yang sudah tidak berbulu mencoba menghindar dari kucing. Tapi pasti kucingku akan dapat memakan mereka dengan mudah ?

Saya terdiam sesaat, lalu saya tan yakan pada anak itu lagi :
Anakku, bolehkah saya beli burung-burung itu ?
Anak tersebut menatap saya dengan tercengang, lalu jawabnya :
Bapak jangan main-main. Siapa yang mau burung liar begini ?
Berapa ?
Bapak, burung ini liar, tidak dapat bernyanyi, tidak indah. Ini
burung biasa, tidak ada istimewanya. Apa menariknya untuk Bapak ?
Berapa ?
Si Anak memandang saya dengan tajam, lalu sambil tersenyum menantang katanya : Sepuluh dollar ?!
Saya ulurkan uang sepuluh dolar kepadanya, dan ia-pun lalu
meninggalkan sangkar burungnya dan segera lari menghilang sambil berteriak-teriak kegirangan.

Saya lalu melanjutkan perjalanan ke sini. Sesampai di suatu tempat yang agak rimbun, banyak pohon dan perdu, saya berhenti lagi, dan saya lepaskan ketiga anak burung tadi.
Nah sampai di sini, jelaslah sudah hal ikhwal kandang burung yang diletakkan di atas latar ini.
Kemudian Sang Pastor melanjutkan kotbahnya sebagai berikut :

Suatu hari, Setan dan Yesus ngobrol berdua.
Setan baru saja datang dari Taman Eden dan lalu menyombongkan diri, katanya :
Sus, aku baru saja menguasai sebuah dunia yang penuh dengan manusia.
Aku sudah siapkan berbagai bujukan bagi mereka dan pasti mereka tidak akan dapat menghindar. Pasti mereka akan termakan dengan segala tipu dayaku ?
Tanya Yesus kepadanya: Akan kau apakan mereka ?
"Pokoknya aku akan menikmati semuanya. Pasti mengasyikkan. Aku akan membujuk mereka supaya kawin cerai, saling selingkuh, saling membenci, saling mencederai dan saling bunuh. Aku akan membujuk mereka untuk menjadi pemabuk, perokok, saling caci, saling hujat. Aku akan membantu mereka untuk menemukan dan merakit bom agar lebih mudah bagi mereka untuk saling bunuh.
Terus, kalau sudah begitu, apa yang akan kamu lakukan ? kata Yesus sabar.
Aku akan binasakan mereka !
Berapa yang kamu minta untuk menebus mereka ? tanya Yesus.
Jangan bercanda. Kamu tidak akan suka mereka, Sus. Mereka itu tidak baik. Kenapa kamu tertarik dengan mereka ? Aku yakin mereka akan membenci kamu ! Mereka akan meludahi kamu, mencercamu, dan bahkan akan membunuhmu. Yakinlah, kamu tidak akan tertarik dengan mereka ?
Berapa ? tanya Yesus lagi, lebih mendesak.
Setan menatap Yesus tajam lalu katanya sinis : Murah, cuma cukup air matamu dan darahmu !!

DAN YESUSPUN MEMBAYARNYA TUNAI.

Sang Pastorpun mengakhiri kotbahnya.

RENUNGAN :
Mudah sekali manusia membuang Tuhannya bagai sampah, tapi kemudian bertanya : mengapa dunia menjadi begitu menakutkan tak terkendali.

Lucu ya, kita mudah sekali percaya apa yang ditulis koran, tapi kita selalu meragukan apa yang tertulis dalam Alkitab.

Semua orang ingin masuk surga, Tapi mereka tidak mempercayai, tidak memikirkan, mewartakan ataupun melaksanakan apa yang dikatakan oleh Alkitab.
Apakah dunia ini sudah separah itu?

kita dengan mudah mengatakan : Aku percaya kepada Allah
tapi kita tetap mengikuti setan, yang notabene juga percaya kepada Tuhan.< BR
Kita dengan gampang sekali mengirim dan memforward
lelucon-lelucon dan gosip-gosip melalui email, sehingga dalam
sekejab tersebar luas bagai api, tetapi jika mengenai Tuhan, kita berpikir beratus kali sebelum menekan tombol send ?

Pembicaraan-pembicaraan mengenai hal-hal yang vulgar,
kasar, keras, jorok, begitu mudah tersebar terbuka di cyberspace, tetapi diskusi mengenai Jesus sangat dibatasi, bahkan di sekolah maupun di tempat kerja.

Kita bisa begitu bersemangat dan berapi-api memuliakan
Tuhan pada hari Minggu, Tetapi pada hari-hari kerja kita menjadi pengikut Kristus yang tersembunyi.

Ketika hendak memforward mail inipun, kita akan menyeleksi
lagi mailing-list kita, Karena takut dan tidak yakin akan reaksi
teman-teman kita.

Kita sibuk memikirkan apa nanti reaksi orang. Tapi kita lupa memikirkan apa yang Tuhan pikirkan tentang kita.

Selamat bersiap-siap menyambut Paskah ... siapkan hati untuk cinta Tuhan lebih dari segalanya.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar