Selasa, 26 April 2011

POKOK-POKOK PIKIRAN TENTANG KEBANGKITAN YESUS

Bahan Katekese Katolik Dewasa


KESAKSIAN TENTANG KRISTUS YANG BANGKIT

Seluruh agama kristiani tergantung pada kebangkitan Yesus. Tanpa kebangkitan Kristus, maka sia-sialah iman kita.

A. Kerygma Paskah

Berbeda dengan kisah sengsara Tuhan, yang secara garis besar sama dalam semua Injil, maka berita-berita tentang Paskah memiliki keanekaragaman dan terbagi dalam dua jalur besar yaitu kerygma Paskah dan cerita Paskah. Kerygma Paskah termaktub dalam rumus-rumus iman yang padat, singkatdan yang bersifat kerygmatis, kateketis dan liturgis. Pernyataan-pernyataan ini sering terlihat sebagai rumusan-rumusan yang aslinya berdiri sendiri, dan berumur jauh lebih tua dari kisah-kisah yang membungkusnya. Jadi rumusan-rumusan tersebut sudah baku dipakai sebagai rumusan resmi yang mengungkapkan iman gereja purba pada waktu itu. (contoh rumus kerygmatis ada dalam Kis 10:40-41; rumusan yang berasal dari ibadat gereja purba pada 1 Tim 3:16; madah-madah ada di Rm 1:3-4 & Fil 2:6-11; rumusan kateketis di Rm 10:9) Rumusan terpenting terdapat dalam 1 Kor 15 yang mengungkapkan iman Gereja pada jaman para Rasul.

Penyebutan orang-orang yang mengalami penampakan Tuhan, bahkan sebagian besar diantara mereka masih hidup, adalah untuk mengemukakan bukti historis yang meyakinkan, sebab semua orang yang masih hidup itu dapat memberikan kesaksian tentang Yesus yang bangkit. Selain itu juga untuk membantah tuduhan bahwa berita kebangkitan Yesus adalah hanya karangan / khayalan para murid belaka.

B. Cerita-Cerita Paskah

Cerita-cerita paskah adalah cerita-cerita dalam Kitab Suci (khususnya Injil) tentang berbagai hal pasca penyaliban Yesus. Cerita-cerita paskah diceritakan secara berlainan oleh keempat Penginjil Suci. Tentang perbedaan-perbedaan itu, ada 3 hal yang perlu dicatat :
  1. Mencerminkan perasaan "bingung-campur-gembira" yang dialami para murid Yesus.
  2. Menunjukkan secara pasti tentang kejujuran Gereja perdana.
  3. Adanya kesatuan amanat Paskah yaitu bahwa Yesus hidup.
Meskipun ada perbedaan-perbedaan, tetapi ada 3 hal yang menjadi kesesuaian diantara cerita-cerita Paskah tersebut, yaitu :
  • makam yang kosong
  • penampakan malaikat
  • warta Paskah bahwa Yesus hidup.


a. Makam yang Kosong

Adanya makam yang kosong tidak langsung membuktikan bahwa Yesus telah bangkit. Kenyataan makam yang kosong adalah suatu hal yang masih sangat ambivalen. Ambivalensi ini dapat menyebabkan berbagai versi tentang penyebab 'hilang'-nya jenasah Yesus, Kitab Suci menulis salah satunya ialah dengan mengatakan bahwa jenasah telah diambil atau dicuri. Makna konkret makam kosong menurut keyakinan umat Kristen purba hanya dapat diketahui berkat sebuah pernyataan khusus. Makam kosong baru berarti bagi orang yang sudah percaya dan beriman pada Kristus. Mkam yang kosong adalah tanda negatif dari kebangkitan, sedangkan tanda positifnya adalah penampakan.

b. Penampakan

Penampakan-penampakan yang dialami oleh para murid yang diceritakan dalam Injil, yang merupakan puncak kabar gembira, tidaklah "dirayakan" dengan megah, melainkan dinyatakan secara sederhana, manusiawi dan tenang. Ada 3 unsur pokok yang nyata dalam penampakan sebagaimana diceritakan dalam Injil :

1. unsur prakarsa, inisiatif datang dari Yesus. Yesus-lah yang memperlihatkan diri kepada para muridnya. Hal ini menunjukkan 2 hal :
  • bahwa yang biasanya tidak kelihatan kini dijadikan kelihatan (Yesus, yang sudah tidak termasuk dunia ini, sengaja membuat dirinya kelihatan)
  • penglihatan yang dialami para murid yang "melihat dan mengalami Tuhan" (bdk Kel 3:6; 33:20-23) setelah kebangkitanNya bukanlah penglihatan yang biasa.
2. Unsur pengakuan, Yesus dikenali dan diakui sebagai Sang Kristus dan Tuhan. Ia itulah Yesus dari Nasaret; Ia telah bangkit dan melampaui kematian. Pengakuan diungkapkan dalam bentuk sembah sujud.

3. Unsur kesaksian. Para rasul menerima tugas dari Tuhan untuk memaklumkan ke-Tuhanan-Nya


REFLEKSI TEOLOGIS ATAS PENAMPAKAN-PENAMPAKAN PASKAH

A. Isi Penampakan
  1. Identitas : Dia yang menampakkan diri kepada Paulus dan para murid yang lain adalah Yesus dari Nasaret
  2. Tubuh : Yesus menampakkan diri dengan tubuhnya yang sudah mulia (tubuh rohaniah)
  3. Surga : penampakan itu datangnya dari atas (surga); Yesus yang bangkit tidak lagi termasuk dalam ruang dan waktu dunia ini.
  4. Suara : Yesus yang menampakkan diri berbicara kepada Paulus dan murid yang di'tampak'iNya
  5. Cahaya : (pada Paulus) penampakan itu berupa fenomena cahaya.

B. Ciri Penampakan

Ciri pertama penampakan ialah : penglihatan yang luar biasa atau visiun
Ciri kedua dari penampakan Yesus ialah bahwa peristiwa penampakan itu sungguh-sungguh nyata dan bukan khayalan atau gejala psikologis semata, ada 2 alasan yang dikemukakan :

1. keterangan psikologis menganggap para murid terganggu pikirannya
  • Visiun, menurut ilmu parapsikologi, adalah suatu proses-proses jiwa yang luar biasa yang mempunyai suatu realitas yang tidak hanya bersifat kejiwaan tetapi juga bersifat ekstra subyek.
  • Visiun yang dialami oleh banyak orang, menunjukkan sama sekali mereka tidak sedang terganggu pikirannya.
2. adanya hal-hal yang bertentangan
  • suasana pasca kematian Yesus pada para murid adalah suasana ketakutan, putus asa dan kehilangan pegangan. Adalah suatu hal yang tak masuk akal, bahwa iman yang guncang dan harapan yang putus dapat menghasilkan pengalaman-pengalaman yang justru mengandaikan iman yang kuat dan harapan yang kuat.
  • Para murid yang mewartakan bahwa Yesus telah bangkit adalah orang-orang Yahudi yang memang mempercayai kebangkitan tetapi nanti pada akhir jaman, maka mustahil mereka begitu saja menyimpang dari keyakinan mereka. Penyimpangan ini hanya dapat diterangkan jika ada alasan yang 'memaksa' mereka menyimpang dari keyakinan religius yang mereka anut, suatu kenyataan yang tak dapat disangkal dan telah mereka alami sendiri yaitu penampakan Yesus yang telah bangkit.

C. Historisitas Penampakan

Bila sebuah peristiwa dikatakan historis jika berada dalam ruang dan waktu, maka peristiwa penampakan Yesus bukanlah peristiwa historis karena bangkitnya Yesus dari alam maut berarti ia beralih dari ruang dan waktu dunia ini. Walaupun begitu masih ada aspek-aspek historis dari penampakan yaitu :
  • Penampakan itu terjadi di waktu tertentu (di masa lampau)
  • Penampakan itu terjadi di tempat tertentu
  • Penampakan itu betul-betul dialami oleh orang-orang tertentu yang namanya secara khusus disebut.

D. Daya Bukti Penampakan

Penampakan Yesus belum membuktikan begitu saja tentang kebangkitanNya; kebangkitan tidak dapat langsung disimpulkan dari penampakan. Ada dua syarat agar penampakan dapat dipakai sebagai bukti kebangkitan :
  1. Orang yang mengalami penampakan, adalah orang-orang yang percaya pada Yesus (walaupun hanya simpatisan), di sini Paulus dikecualikan.
  2. Orang yang mengalami penampakan ditentukan oleh Allah sendiri, Allah sendiri yang memilih orang-orang tertentu yang dapat menjadi 'saksi kebangkitan' Yesus.

E. Penampakan : Tanda Kehadiran Yesus yang tak tampak

Dalam Kitab Suci diceritakan bahwa para murid tidak mengenalNya ketika Ia menampakkan diri kepada mereka sesudah kebangkitanNya, hal ini mempunyai dua arti :
  1. membuktikan bahwa Penampakan itu bukanlah daya khayal para murid, tetapi kenyataan ekstrasubyek yang 'mendatangi mereka dari luar'
  2. menunjukkan betapa Yesus diperbarui oleh kebangkitan itu. Ia tidak lagi persis sama seperti sebelum kebangkitan. Hal mana menunjukkan cara kehadiran baru Yesus, yaitu bahwa Ia selalu hadir dan menyertai, walaupun tidak kelihatan.
Kehadiran Yesus saat ini dapat dirasakan :
  • melalui sabda-Nya
  • melalui sebuah isyarat, Yesus akan memberikan dirinya dikenal dalam Perayaan Ekaristi
  • melalui Roh Kudus-Nya
  • melalui jabatan kegembalaan Petrus dan melalui kuasa apostolik untuk mengampuni dosa.

F. Perlunya Iman untuk Mengalami Kehadiran Yesus

Mengenal dan mengakui kehadiran Yesus itu terjasi melalui iman. Cerita ketidak percayaan Thomas pada Yesus yang bangkit memberi pelajaran kepada kita : bahwa setiap orang yang menyerahkan diri kepada Yesus boleh merasa pasti dan yakin tentang kehadairan-Nya, meskipun Yesus tidak kelihatan.


KEPERCAYAAN KRISTIANI AKAN KEBANGKITAN ORANG MATI

A. Bahasa Kiasan

Ungkapan "kebangkitan orang mati" atau "kebangkitan dari alam maut" adalah bahasa kiasan. Bahasa kiasan disini dipakai karena tidak adanya padanan kata yang tepat untuk mengungkapkan kenyataan kebangkitan dan kehidupan sesudahnya secara tepat. Sebab yang dimaksudkan di sini adalah suatu kenyataan tertentu, yakni kenyataan kebangkitan. Ada dua masalah mengenainya :
  • Tidak seorangpun yang mempunyai pengalaman tentang kenyataan ini
  • Kenyataan itu terletak "di seberang dunia ini", maka tidak ada kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan kenyataan itu. Suatu ungkapan yang metaforis dengan kenyataan itu adalah ungkapan "tidur-bangun" untuk mengungkapkan "mati-bangkit"

Kebangkitan orang mati adalah hidup yang baru untuk tubuh yang baru pula dan bukan kembalinya kehidupan lama dalam jenazah (seakan-akan jenazah dihidupkan kembali).

B. Tubuh sekarang dan tubuh kebangkitan

Perbandingan tubuh sekarang dan tubuh kebangkitan adalah :
  • Terdapat diskontinyuitas antara tubuh yang sekarang dan tubuh yang akan datang, sebab akan terjadi suatu transformasi yang radikal, suatu perubahan yang tidak meninggalkan sesuatu pun yang tidak berubah; perubahan yang sampai ke akar-akarnya. Ada diskontinyuitas antara tubuh jasmaniah dan tubuh rohaniah.
  • Di lain pihak ada pula kontinyuitas antara tubuh sekarang dan tubuh kebangkitan. Hal ini berkaitan dengan identitas, yait identitas pribadi secara rohani badani antara yang meningal dengan yang bangkit. Proses perubahan tidak akan menghasilkan suatu yang menggantikan yang pertama. Tidak akan terjadi pergantian melainkan perubahan.
Proses kebangkitan di sini berbeda dengan proses kebangkitan Lazarus, putri Yairus atau pemuda dari Nain.

C. Tradisi Yahudi latar belakang kepercayaan Kristen akan kebangkitan

Gagasan tentang cara dan bentuk hidup kebangkitan sebenarnya telah hidup dalam tradisi Yahudi sejak jaman pembuangan, sebagaimana nampak dalam karangan-karangan apokaliptik. Apa yang diharapkan orang-orang Yahudi bukanlah pembangkitan jenasah semata-mata, melainkan suatu transformasi yang betul betul total (Dan 12:3). Tradisi ini sangat membantu para murid dan Paulus untuk mengartikan penampakan Yesus sebagai hidup kebangkitan Yesus..

D. Pentingnya harapan apokaliptik

Para murid dapat memahami penampakan Yesus sebagai tanda kebangkitan-Nya karena mereka memiliki tradisi apokaliptik tentang kebangkitan orang mati di akhir jaman. Tradisi apokaliptik adalah syarat terjadinya pengakuan "Injil-kebangkitan-Yesus". Maka pewartaan Injil kepada orang yang tidak memiliki radisi apokaliptik harus disertai pula pewartaan tradisi apokaliptik, yang mencakup 3 hal yaitu :
  • Adanya kebangkitan orang mati, yang terjadi
  • Pada akhir jaman, yang disertai
  • Penghakiman terakhir.

E. Pertanggungjawaban harapan kebangkitan orang mati.

Manusia adalah makluk individu, dan bukan semata makluk sosial, maka jika tujuan sosial telah tercapai, belum menjadi jaminan bahwa kebahagiaan pribadi telah juga diraih. Di dunia ini, manusia memang pernah mengalami kebahagiaan, tetapi itu hanya untuk sementara saja, dan kemudian hilang lagi. Kenyataan kebahagiaan dan ketidakbahagiaan datang silih berganti, sehingga manusia merindukan suatu kehidupan dengan kebahagiaan yang tak kunjung putus di akhirat kelak.

Harapan akhir akan kebahagiaan yang tiada henti di akhirat ini menjadikan semua harapan lain di dunia ini menjadi berarti (sebab adalah sebuah kebodohan jika kita menaruh harapan pada masa depan, jika masa depan itu tak pasti dipenuhi atau justru malah masa depan berakhir dengan kematian). Karena itu eksistensi manusia terletak pada harapannya yang terus menerus, yang membuatnya memiliki tujuan-tujuan yang harus dicapai, dimana suatu tujuan yang sudah dicapai menjadi titik tolak untuk tujuan berikutnya; suatu perjuangan hidup tanpa akhir untuk menjadikan hidup itu sendiri menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar