Selasa, 13 September 2011

Tentang Sapi, Anjing, Monyet, dan Manusia

Pada hari pertama, TUHAN menciptakan sapi.TUHAN berkata kepada sapi, “Hari ini Aku sudah menciptakan kamu! Tugas kamu sebagai seekor sapi adalah, kamu harus bekerja di ladang seharian penuh. Kamu harus bekerja di bawah panas terik matahari yang menyengat kulit tubuhmu. Aku akan memberikan kepadamu umur sebanyak 50 tahun sebagai usia hidupmu.”
Sapi keberatan, “Apa? Kehidupan sekeras dan seberat itu harus saya jalani selama 50 tahun? Bagaimana kalau cukup 20 tahun saja, yang 30 tahunnya saya kembalikan kepadaMu.” TUHAN menyetujui permintaan sapi.

Pada hari kedua, TUHAN menciptakan anjing.
TUHAN berkata kepada anjing, “Apa yang harus kamu lakukan adalah, duduk-duduk seharian di depan pintu rumahmu. Kamu harus menggonggongi siapa saja yang datang ke rumahmu. Aku akan memberimu umur sebanyak 20 tahun sebagai usia hidupmu.”
Anjing keberatan, “Apa? Seharian hanya duduk-duduk di depan pintu? Nggak mau ah! Saya kembalikan 10 tahun kepadaMu, jadi usia saya cukup 10 tahun saja.” TUHAN menyetujui permintaan anjing.

Pada hari ketiga, TUHAN menciptakan monyet.
TUHAN berkata kepada monyet, “Tugasmu, monyet, untuk menghibur manusia. Kamu harus membuat mereka tertawa dengan memasang mimik lucu menggemaskan. Aku akan memberikan kepadamu umur sebanyak 20 tahun sebagai usia hidupmu.”
Monyet keberatan, “Apa? Membuat mereka tertawa? Melakukan berbagai macaam mimik lucu dan menjadi tontonan? Saya hanya mau hidup seperti itu selama 10 tahun saja, yang 10 tahun lagi saya kembalikan kepadaMu.” TUHAN menyetujui permintaan monyet.



Pada hari keempat, TUHAN menciptakan manusia.
TUHAN berkata kepada manusia, “Tugasmu adalah untuk tidur, makan, tidur, makan, tidur dan bermain. Kamu akan sangat menikmati kehidupan yang Aku berikan. Apa yang harus kamu lakukan hanyalah menikmatinya dan tidak melakukan apa-apa. Untuk kehidupan semacam ini, aku berikan kepadamu umur sebanyak 20 tahun sebagai usia hidupmu.”
Manusia keberatan, “Apa? Kehidupan enak begitu hanya 20 tahun saja? Makan, bermain, tidur, nggak melakukan apa-apa, menikmati hal-hal yang terbaik dan Engkau hanya memberikan kepada saya 20 tahun usia kehidupan? Jangan begitu, dong! Bagaimana kalau kita membuat kesepakatan? Karena Sapi mengembalikan 30 tahun usianya, anjing mengembalikan 10 tahun usianya dan monyet mengembalikan 10 tahun usianya, berikan saja semua itu kepadaku! Jadi, usiaku akan mencapai 70 tahun, boleh kan?” TUHAN pun menyetujui permintaannya.

Itulah sebabnya:
Pada 20 tahun pertama kehidupan manusia, manusia dapat makan, tidur, bermain, dan menikmati hal-hal yang terbaik dan tidak harus bekerja atau melakukan apa-apa.
Untuk 30 tahun periode berikutnya dalam hidup manusia, manusia harus bekerja keras sepanjang hari, mengalami penderitaan dan harus menanggung kehidupan keluarga.
Untuk 10 tahun berikutnya, manusia akan mengalami masa pensiun, tinggal di rumah, duduk-duduk di beranda depan rumahnya dan meneriaki siapapun yang datang ke rumahnya.
Sedangkan untuk 10 tahun berikutnya dalam sisa hidup manusia, manusia akan membiarkan dirinya menjadi tontonan dengan menunjukkan mimik-mimik lucu karena berusaha menyenangkan hati cucu-cucunya.

Seandainya saja manusia cukup puas dengan 20 tahun…

Artikel asli ditulis oleh Ge Siahaya di Kompasiana, 12 September 2011

1 komentar:

  1. Itu sih Tuhan nya yang bego, ga ngerti permintaan manusia nya; dan sial buat manusia nya punya Tuhan bego.

    BalasHapus