Jumat, 14 Oktober 2011

HATI YANG MENGAMPUNI

Definisi Mengampuni:
Secara singkat mengampuni dapat dikatakan sebagai suatu tindakan untuk membebaskan seorang dari tuntututan karena telah melakukan kesalahan.
Secara lebih mendalam dapat kita definisikan pengampunan sebagai: “membuang jauh-jauh kesalahan orang dan membebaskan orang yang bersalah dari tuntutan pembalasan dengan hati yang memaafkan dan penuh belas kasih”.

Makna Dari Pengampunan secara Umum
Pengampunan mempunyai makna yang penting di dalam kehidupan sehati-hari. Setiap orang membutuhkan pengampunan dan juga harus memberikan pengampunan. Dengan pengampunan banyak masalah yang dapat diselesaikan, penyakit disembuthkan dan tidak ada waktu, pikiran dan tenaga yang terbuang dengan sia-sia.

Berapa makna Alkitabiah dari Pengampunan:

1. Pengampunan adalah suatu kebutuhan.
Di dalam “Doa Bapa Kami” yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, salah satu dari tujuh permohonan yang dipanjatkan adalah “memohon ampun” kepada Bapa. Memohon ampun ini sama pentingnya dengan memohon rezeki untuk hari ini. Memohon ampun sama pentingnya dengan permohonan agar dilepaskan dari yang jahat. Sebagaimana besarnya kita membutuhkan pengampunan dari Bapa, demikian juga besarnya kewajiban kita untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita.
“ Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” (Matius 6:12)


2. Pengampunan adalah suau pernyataan kasih lebih dari sekedar tuntutan hukum.
Matius 5:38-48
“Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubah,u. Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu. Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.”

Hukum Taurat mengatakan ‘mata ganti mata dan gigi ganti gigi’, artinya ada suatu tuntutan pembalasan yang setimpal. Tetapi Yesus memberikan hukum kasih yang lebih mulia, ‘ ditampar pipi kanan serahkan juga pipi kiri; diminta baju serahkan juga jubah; dipaksa berjalan satu mil berjalanlah dua mil ‘ artinya berikanlah yang lebih baik dari apa yang dituntut oleh orang. Ini bukan suatu hal yang gampang, tetapi inilah pelajaran yang mulia yang tidak semua orang dapat mengajarkan dan melakukannya. Bahkan Yesus memberikan perintah agar kita mengasihi musuh kita dan berdoa baginya. Di dalam perintah Tuhan Yesus ini terkandung suatu rahasia agar kita mampu melakukannya, yaitu mengampuni. Kita ditak dapat mengasihi musuh kita, jika kita tidak mengampuninya terlebih dahulu. Jadi, mengampuni adalah suatu pernyataan kasih yang luar biasa indahnya dan jauh melebihi sekedar tuntut menuntut pembalasan.

3. Pengampunan adalah suatu gaya hidup
“ Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali? ‘Yesus berkata kepadanya:’ Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” (Matius 18:21-22)
Tradisi orang Yahudi adalah pengampunan cukup diberikan maksimal sebanyak 3 kali. Dan Petrus sebagai murid Yesus merasa bahwa jika ia memberikan pengampunan sampai 7 kali, itu sudah jauh lebih baik daripada biasa-biasanya. Tetapi Yesus mengatakan bahwa pengampunan harus diberikan sebanyak 70 kali 7 kali! Hal ini tidak berarti bahwa pengampunan mempunyai batasnya, misalnya gereja boleh dibakar hingga yang ke-490 kali tetapi jika mencapai jumlah 491 kita harus melakukan pembalasan. Bukan ini saja yang Yesus maksudkan. Yang Yesus maksudkan adalah: pengampunan harus diberikan berkali-kali dan sebanyak-banyaknya tanpa merasa bosan, kecewa ataupun marah, sama seperti halnya kita berkali-kali datang kepada Tuhan memohon pengampunan-Nya. Dengan kata lain, pengampunan harus menjadi sifat dan gaya hidup orang-orang Kristen, sama seperti Allah kita adalah pengampun adanya.

4. Pengampunan adalah suatu kewajiban.
“Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkara: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.” (Lukas 17:3-4)
Mengampuni bukanlah suatu hal yang boleh kita pilih untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Mengampuni adalah perintah dan kewajiban yang harus kita lakukan. Yesus mengatakan “engkau harus mengampuni dia”. Bahkan dikatakan jikalau kita tidak mengampuni orang lain, maka Bapa di Sorga pun tidak akan mengampuni kita.
“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Matius 6:14-15)


Yang Diperlukan Agar Dapat Mengampuni.

Mengampuni gampang diucapkan tetapi sukar dilakukan jika kita tidak mengetahui caranya. Agar dapat mengampuni dengan sungguh-sungguh, diperlukan:

1. Suatu ketetapan hati
Mengampuni menuntut suatu ketetapan hati. Ketetapan hati untuk tidak menuntut pembalasan, untuk melepaskan pengampunan. Ketetapan hati untuk mengasihi. Ketetapan hati untuk membereskan hubungan yang rusak.
Ketetapan hari ini dapat diperoleh jika kita menyadari bahwa sebenarnya kitapun banyak berbuat salah kepada Tuhan dan juga memerlukan pengampunanNya. Perlu kita ingat juga, sebagaimana kita bisa saja berbuat salah kepada seseorang, maka demikian juga seseorang bisa berbuat salah kepada kita, mungkin karena ketidaktahuannya atau karena keteledorannya.
“Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” (Efesus 4:32)
“Yesus berkata: Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34)
“Maka BapaKu yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masin-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.” (Matius 18:35).

2. Pengorbanan
Pengampunan menuntut suatu harga yang mesti dibayar. Allah mengampuni dosa-dosa manusia dan harga yang Ia bayar adalah kematian Yesus di kayu salib. Tidak ada pengampunan yang murah di dalam kekristenan. Untuk itu bagi orang yang mengampuni, harga yang ia harus bayar adalah dengan tidak menuntut balas (Roma 12:17-21) dan mengusahakan pemulihan. Bagi yang bersalah, dituntut suatu pertobatan dan kerendahan hati untuk tidak membela diri. Jika ada kerugian materi yang tersangkut, dituntut untuk mengembalikan atau memberikan ganti rugi atau memperbaiki hal-hal yang telah dirugikan.
“Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung kepadamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hakKu. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!”

3. Ketekunan
Mengampuni bukanlah suatu hal yang gampang untuk dilakukan. Jauh lebih mudah membenci dan menuntut balas daripada mengampuni. Oleh karena itu untuk dapat mengampuni seseorang dengan sungguh-sungguh diperlukan suatu ketekunan dan kebulatan hari untuk mengampuni dan mengusahakannya. Seringkali kita tergoda untuk melalaikan di dalam memberi. Pengampunan, terlebih di dalam hal pemulihan kembali hubungan yang telah rusak. Kita merasa bahwa mengampuni sudah cukup dengan tidak mengingat-ingat masalah itu, atau mendoakan yang bersangkutan tetapi kita enggan untuk bertemu orang yang telah bermasalah dengan kita apalagi kembali berbaikan.
“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan diatas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.” (Kolose 3:13-14).

Langkah-langkah Di Dalam Mengampuni.
  1. Menyadari bahwa pengampunan merupakan suatu pilihan,
  2. Menyadari bahwa mengampuni adalah syarat agar kita diampuni oleh Bapa,
  3. Menyadari bahwa kita sudah menerima kelimpahan ampunan dari Bapa,
  4. Menyadari bahwa orang yang melukai Anda mempunyai kebutuhan yang lebih besar lagi untuk mendapat kasih dan pengampunan dari Allah,
  5. Mengucap syukur atas berkat-berkat yang pernah diterima melalui orang yang telah melukai hati Anda,
  6. Minta kepada Tuhan untuk membuka kesempatan bagi kita agar dapat menyatakan kasih kita kepada orang tersebut,
  7. Berdoa bagi orang itu,
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar