Kelahiran Kristus sebagai Awal Puncak Karya Keselamatan Allah.
Materi Katekese Dewasa Katolik.
LATAR BELAKANG SEJARAH
Bukti tertua tentang pesta natal yang dirayakan pada 25 Desember berasal dari Gereja Katolik Roma kira-kira pada tahun 330. Dalam penanggalan yang berasal dari Furius Dionisius Flocalus, kita dapati dua daftar dari tahun 336, yang pertama menyangkut ulang tahun kematian para Paus, dan yang kedua, berkaitan dengan hari peringatan para martir.
Dalam daftar kematian para martir, ditemukan pernyataan sebagai berikut : “Delapan hari sebelum tgl. 1 Januari, Kristus dilahirkan di Betlehem, tanah Yudea.” Dapat dipastikan Kelahiran Kristus dirayakan dalam Gereja Roma pada 25 Desember 336.
Apa sebab kelahiran Tuhan dirayakan pada 25 Desember? Injil sama sekali tidak memberikan kita suatu petunjuk pun tentang bilamana Yesus lahir. Teori yang paling dianggap benar adalah teori: Hipotese Sejarah Agama, dikemukakan oleh seorang ahli dari Jerman bernama Usener. Menurut teori ini, perayaan Natal pada tgl. 25 Desember diambil alih dari pesta kafir bangsa Romawi, yang merayakan Hari kelahiran Dewa Matahari yang tak terkalahkan. yang disebut : Dies Natalis Solis Invicti. Pesta ini diwajibkan perayaannya oleh Kaisar Aurelianus pada tahun 274, karena tepat pada tgl 25 Desember, di saat musim dingin di kota Roma mencapai puncak kedinginan yang tertinggi, di saat itu nampaklah matahari yang memberi kehangatan. Pesta Dewa Matahari dirayakan secara khusus pada saat titik balik peredaran matahari.
Untuk menjauhkan umat beriman dari bahaya pengambilan bagian dalam perayaan kafir, Gereja menggantikannya dengan misteri Kelahiran Kristus Yesus sebagai Matahari Sejati yang Tak Terkalahkan. Dari Roma perayaan kelahiran Tuhan ini dengan cepat menyebar ke tempat-tempat lain. Pada akhir abad IV pesta ini sudah tersebar di Afrika, Spanyol dan Gereja-gereja Timur. Pada abad V sudah meluas ke Gereja-gereja di Perancis, Mesir dan pada abad VI di Yerusalem dan Palestina.
Rabu, 22 Desember 2010
Selasa, 14 Desember 2010
DOSA DAN PENDERITAAN MANUSIA
Bahan Katekese Katolik Dewasa
Sumber Bahasan : Kej 3:1-24
Hermeuneutika :
Kisah Kejadian ini menjelaskan asal-mula datangnya penderitaan, bahkan yang berakhir pada kematian manusia, sebagai sebuah misteri abadi yang selalu akan ditanyakan oleh umat manusia : Kenapa harus ada penderitaan dan kematian ? mengapa hidup manusia berakhir pada kesia-siaan? Kisah kejadian 3 menjelaskan bahwa semuanya berasal dan berawal dari dosa manusia, pemberontakan manusia terhadap kehendak Allah yang menghendaki kebahagiaan manusia. Jadi penyebabnya adalah keinginan dan pilihan manusia sendiri yang lebih memilih untuk bersengsara dan menderita dan menolak kehendak Allah yang ingin membahagiakan manusia.
Kisah Kejadian 3, juga menceritakan tahap-tahap kejatuhan manusia dalam dosa :
Meskipun demikian Allah tidak membiarkan manusia merana dalam penderitaan karena kedosaannya. Allah telah merencanakan dan menjanjikan akan adanya penyelamatan manusia dari kedosaannya (lihat keterangan ayat 15 di bawah).
Sumber Bahasan : Kej 3:1-24
Hermeuneutika :
Kisah Kejadian ini menjelaskan asal-mula datangnya penderitaan, bahkan yang berakhir pada kematian manusia, sebagai sebuah misteri abadi yang selalu akan ditanyakan oleh umat manusia : Kenapa harus ada penderitaan dan kematian ? mengapa hidup manusia berakhir pada kesia-siaan? Kisah kejadian 3 menjelaskan bahwa semuanya berasal dan berawal dari dosa manusia, pemberontakan manusia terhadap kehendak Allah yang menghendaki kebahagiaan manusia. Jadi penyebabnya adalah keinginan dan pilihan manusia sendiri yang lebih memilih untuk bersengsara dan menderita dan menolak kehendak Allah yang ingin membahagiakan manusia.
Kisah Kejadian 3, juga menceritakan tahap-tahap kejatuhan manusia dalam dosa :
- Dosa berawal dari keinginan (yang tidak terkendali) manusia untuk menyamai Allah (lihat uraian ayat 3 di bawah)
- Dosa mendatangkan hukuman pada diri manusia (lihat uraian ayat 16 di bawah). tahap-tahap hukuman manusia akibat dosa dapat direfleksikan sebagai berikut :
- Rasa malu dan rasa bersalah (ayat 7)
- Ketakutan dan hilangnya hubungan mesra antar manusia serta manusia dengan Allah (ayat 8)
- Hilangnya rasa tanggung jawab dan kemudian saling menyalahkan (ayat 12-13)
- Hilangnya kodrat tugas manusia (ayat 16, lihat keterangan di bawah)
- Mendatangkan kesusahan dan penderitaan, manusia terbelenggu dalam dunianya. (ayat 17)
- Awal mula datangnya kematian (ayat 19)
Meskipun demikian Allah tidak membiarkan manusia merana dalam penderitaan karena kedosaannya. Allah telah merencanakan dan menjanjikan akan adanya penyelamatan manusia dari kedosaannya (lihat keterangan ayat 15 di bawah).
MUJIZAT EKARISTI (Kisah Martha Robin)
Telah banyak bukti dan fakta tentang mujizat ekaristi yang telah ditulis dan dimuat dalam berbagai media. Semuanya membuat kita yakin akan kebenaran Sabda Tuhan kita Yesus Kristus dan akan kehadiran sungguh dan nyata Tuhan dalam Hosti dan Anggur yang telah terkonsekrasi. Bukti-bukti tentang mujizat Ekaristi telah terekam dalam sejarah Gereja sejak awal mula sampai pada zaman modern ini.
Mukjizat lain yang cukup menarik perhatian adalah adanya fakta bahwa ada orang- orang tertentu yang dapat hidup sampai bertahun- tahun hanya dengan memakan Tubuh Kristus dalam Ekaristi, tanpa makanan lainnya. Kisah mukjizat Ekaristi ini terjadi dalam hidup Martha Robin (1902- 1981), seorang Katolik yang sangat taat dan beriman. Ia lahir tanggal 13 Maret 1902 di Chateauneuf-de- Galaure, Perancis, di desa kecil Drome, di lembah Rhone Valley. Pada usia 16 tahun (tahun 1918) ia jatuh sakit yang membuatnya coma selama 20 bulan. Setelah ia sadar, penyakitnya tidaklah membaik, malahan memburuk, yang membuatnya tidak dapat menggerakkan kakinya. Pada tanggal 2 Januari 1929 sampai wafatnya 6 Feb 1981, ia lumpuh, tidak dapat menggerakkan kaki, lengan, bahu dan tenggorokannya, sehingga ia tidak dapat menelan, tidak dapat makan dan minum. Kondisinya ini kemudian diperiksa oleh dokter, seorang profesor dari fakultas kedokteran di Lyons, Dr Jan Dechaume, da Dr. Andre Ricard. Adalah suatu misteri tersendiri bahwa Martha Robin ini dapat hidup tanpa makanan selama 50 tahun, kecuali dari Ekaristi.
Mukjizat lain yang cukup menarik perhatian adalah adanya fakta bahwa ada orang- orang tertentu yang dapat hidup sampai bertahun- tahun hanya dengan memakan Tubuh Kristus dalam Ekaristi, tanpa makanan lainnya. Kisah mukjizat Ekaristi ini terjadi dalam hidup Martha Robin (1902- 1981), seorang Katolik yang sangat taat dan beriman. Ia lahir tanggal 13 Maret 1902 di Chateauneuf-de- Galaure, Perancis, di desa kecil Drome, di lembah Rhone Valley. Pada usia 16 tahun (tahun 1918) ia jatuh sakit yang membuatnya coma selama 20 bulan. Setelah ia sadar, penyakitnya tidaklah membaik, malahan memburuk, yang membuatnya tidak dapat menggerakkan kakinya. Pada tanggal 2 Januari 1929 sampai wafatnya 6 Feb 1981, ia lumpuh, tidak dapat menggerakkan kaki, lengan, bahu dan tenggorokannya, sehingga ia tidak dapat menelan, tidak dapat makan dan minum. Kondisinya ini kemudian diperiksa oleh dokter, seorang profesor dari fakultas kedokteran di Lyons, Dr Jan Dechaume, da Dr. Andre Ricard. Adalah suatu misteri tersendiri bahwa Martha Robin ini dapat hidup tanpa makanan selama 50 tahun, kecuali dari Ekaristi.
Syukur atas 50 tahun Hirarki Gereja Katolik Indonesia
SURAT KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA
SYUKUR ATAS 50 TAHUN
HIRARKI GEREJA KATOLIK DI INDONESIA
Pada tanggal 3 Januari 2011 Gereja Katolik Indonesia pantas menghaturkan syukur yang berlimpah kepada Tuhan karena 50 tahun yang lalu yakni pada tanggal 3 Januari 1961.
Paus Yohanes XXIII melalui Konstitusi Apostolik: “QUOD CHRISTUS ADORANDUS” menganugerahkan: HIRARKI EPISKOPAL kepada Gereja Katolik di Indonesia.
Penganugerahan ini merupakan pengakuan Takhta Suci bahwa Gereja Katolik di Indonesia sanggup berdiri sendiri sebagai hirarki karena:
SYUKUR ATAS 50 TAHUN
HIRARKI GEREJA KATOLIK DI INDONESIA
Pada tanggal 3 Januari 2011 Gereja Katolik Indonesia pantas menghaturkan syukur yang berlimpah kepada Tuhan karena 50 tahun yang lalu yakni pada tanggal 3 Januari 1961.
Paus Yohanes XXIII melalui Konstitusi Apostolik: “QUOD CHRISTUS ADORANDUS” menganugerahkan: HIRARKI EPISKOPAL kepada Gereja Katolik di Indonesia.
Penganugerahan ini merupakan pengakuan Takhta Suci bahwa Gereja Katolik di Indonesia sanggup berdiri sendiri sebagai hirarki karena:
- Gereja Katolik di Indonesia memiliki kemampuan menjamin kelangsungan keberadaannya serta pengembangannya secara kuantitatip dan kualitatip;
- Gereja Katolik di Indonesia memiliki kemampuan menjamin komunikasi persaudaraan para murid Yesus antar gereja-gereja setempat baik nasional maupun internasional;
- Gereja Katolik di Indonesia memiliki kemampuan menjamin kelanjutan pelaksanaan karya misi ke dalam dan ke luar;
- Gereja Katolik di Indonesia memiliki kemampuan berkembang menjadi Gereja pribumi dengan tetap berpegang teguh pada hakekat Gereja yang universal;
- Gereja Katolik di Indonesia memiliki kemampuan berkembang menjadi Gereja dewasa yang bertanggung-jawab penuh dalam pengadaan tenaga-tenaga pastoral (klerus dan awam) dan sarana-sarana lain yang mendukung pengembangan dirinya sebagai GEREJA KRISTUS yang sejati.
Jumat, 03 Desember 2010
KEAJAIBAN KASIH
Putri Elizabeth yang lahir di Bratislava pada tahun 1207 bukan hanya berwajah manis lembut, melainkan juga berhati manis lembut. Ia murah hati dan suka memberi. Bahkan menurut suaminya, yaitu pangeran Ludwig, putri Elizabeth terlalu bermurah hati. Mereka tinggal di puri Wartburg dan putri Elizabeth sering merasa prihatin dengan kehidupan keluarga para petani miskin di desa dekat puri itu. Walaupun dilarang oleh suaminya, putri Elizabeth secara sembunyi-sembunyi sering membawa roti dalam keranjang yang ditutupi mantel untuk dibagi di desa.
Tetapi pada suatu hari, menurut legenda, putri Elizabeth dipergoki pangeran Ludwig di tengah jalan. "apa yang kamu bawa dalam keranjang itu?" bentak pangeran Ludwig. Putri Elizabeth terkejut ketakutan.
Langsung ia bertelut di tanah. Dengan tangan gemetar ia memegangi mantelnya menutup keranjang itu. "Apa isi keranjang itu?" bentak Ludwig sekali lagi. Tiba-tiba putri Elizabeth mendapat akal untuk berbohong.
Dengan suara bergetar ia menjawab lirih, "Bunga mawar, pangeranku."Pangeran Ludwig tahu bahwa sebetulnya keranjang itu berisi roti. Maka dengan geram dihunusnya pedang, lalu dengan ujung pedang itu ia menyingkap mantel yang menutupi keranjang. Keranjang itu pun langsung terbuka. Apa isinya ? Sekuntum bunga mawar merah yang segar dan indah.
Ajaib, roti dalam keranjang itu telah berubah menjadi mawar merah.
Tetapi pada suatu hari, menurut legenda, putri Elizabeth dipergoki pangeran Ludwig di tengah jalan. "apa yang kamu bawa dalam keranjang itu?" bentak pangeran Ludwig. Putri Elizabeth terkejut ketakutan.
Langsung ia bertelut di tanah. Dengan tangan gemetar ia memegangi mantelnya menutup keranjang itu. "Apa isi keranjang itu?" bentak Ludwig sekali lagi. Tiba-tiba putri Elizabeth mendapat akal untuk berbohong.
Dengan suara bergetar ia menjawab lirih, "Bunga mawar, pangeranku."Pangeran Ludwig tahu bahwa sebetulnya keranjang itu berisi roti. Maka dengan geram dihunusnya pedang, lalu dengan ujung pedang itu ia menyingkap mantel yang menutupi keranjang. Keranjang itu pun langsung terbuka. Apa isinya ? Sekuntum bunga mawar merah yang segar dan indah.
Ajaib, roti dalam keranjang itu telah berubah menjadi mawar merah.
Kamis, 02 Desember 2010
MASA ADVEN
Bahan Katekese Katolik Dewasa : MASA ADVEN
Di awal Masa Adven ini, saya tergerak untuk memposting tentang hal-ikhwal yang perlu diketahui tentang Masa Adven dalam Gereja Katolik. Semoga bermanfaat dalam pendampingan katekese.
ADVEN berasal dari kata Adventus (bahasa latin) yang berarti kedatangan. Maka masa Adven dapat diartikan sebagai Masa Menantikan Kedatangan. Kedatangan siapa? Kedatangan DIA yang dinantikan oleh semesta alam, ialah Sang Juru Selamat, Sang Raja Damai, Tuhan dan Raja Semesta Alam.
Bagaimana kita tahu bahwa Dialah Tuhan Yesus Kristus? Kita akan menengok sebentar Nubuat tentang Sang Mesias itu dari masa Para Bapa Bangsa sampai masa Perjanjian Baru, menjelang kedatangan Kristus
A. NUBUAT-NUBUAT TENTANG KEDATANGAN KRISTUS
1. Para Bapa Bangsa
- Adam : Kejadian 3 : 15 : “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
- Abraham : Kejadian 12 : 3 : “Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan oleh keturunamu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
- Musa : Keluaran 11, 12, 14 : Paskah dan Penyeberangan Laut Merah : lambang karya penebusan dan pembaptisan.
Di awal Masa Adven ini, saya tergerak untuk memposting tentang hal-ikhwal yang perlu diketahui tentang Masa Adven dalam Gereja Katolik. Semoga bermanfaat dalam pendampingan katekese.
ADVEN berasal dari kata Adventus (bahasa latin) yang berarti kedatangan. Maka masa Adven dapat diartikan sebagai Masa Menantikan Kedatangan. Kedatangan siapa? Kedatangan DIA yang dinantikan oleh semesta alam, ialah Sang Juru Selamat, Sang Raja Damai, Tuhan dan Raja Semesta Alam.
Bagaimana kita tahu bahwa Dialah Tuhan Yesus Kristus? Kita akan menengok sebentar Nubuat tentang Sang Mesias itu dari masa Para Bapa Bangsa sampai masa Perjanjian Baru, menjelang kedatangan Kristus
A. NUBUAT-NUBUAT TENTANG KEDATANGAN KRISTUS
1. Para Bapa Bangsa
- Adam : Kejadian 3 : 15 : “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
- Abraham : Kejadian 12 : 3 : “Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan oleh keturunamu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
- Musa : Keluaran 11, 12, 14 : Paskah dan Penyeberangan Laut Merah : lambang karya penebusan dan pembaptisan.
Rabu, 10 November 2010
Pokok Bahasan Katekese Katolik Dewasa: KISAH PENCIPTAAN
Bahan Kitab Suci: Kitab Kejadian 1 : 1 - 31
Hermeneutika dan refleksinya :
Menurut para ahli Kitab Suci kisah penciptaan ini berasal dari tradisi Para Imam. Kisah ini lebih abstrak dan teologis daripada kisah berikutnya. Pengarang kisah pertama ini bermaksud mengelompokkan semua makhluk dengan cara yang ditinjau dari segi logika dapat memuaskan dan yang mencakup segala seuatu yang dijadikan Allah. Dengan berpegang suatu bagan yang rapi tersusun pengarang mengisahkan kisah penciptaan dalam satu minggu. Karya Allah berakhir dengan dengan beristirahat, sebagaimana orang beristirahat pada hari Sabat. Semua makhluk mulai berada atas kehendak Allah. mula-mula diciptakan apa yang rendah martabatnya, lalu yang lain-lain sampai dengan makhluk yang paling mulia, yaitu manusia, gambaran Allah dan raja alam semesta. Kisah penciptaan ini disusun berdasarkan ilmu pengetahuan yang amat primitif. karenanya tidak berguna sama sekali berusaha menyesuaikan kisah ini dengan ilmu pengetahuan modern. tetapi dalam bentuk yang sesuai dalam zaman penyusunannya kisah ini menyajikan ajaran berupa wahyu mengenai Allah yang esa dan transenden, Allah yang ada sebelum dunia dan yang menciptakan segala sesuatu. Dan inilah ajaran yang berlaku bagi segala zaman.
Beberapa makna yang patut dijadikan refleksi iman adalah :
Manusia diciptakan oleh Allah dengan suatu perintah (kuasa) untuk menaklukkan dan menguasai (baca: mempelajari, memanfaatkan dan mengolah dengan baik) alam semesta. Kuasa yang ada pada manusia untuk menaklukkan dan menguasai alam bukanlah kuasa mutlak yang ada pada diri manusia. Kuasa yang ada pada diri manusia adalah pemberian Allah, karenanya tidak sepatutnya manusia menyombongkan diri dengan kekuasaan yang ada padanya (lihat poin di atas).
Hermeneutika dan refleksinya :
Menurut para ahli Kitab Suci kisah penciptaan ini berasal dari tradisi Para Imam. Kisah ini lebih abstrak dan teologis daripada kisah berikutnya. Pengarang kisah pertama ini bermaksud mengelompokkan semua makhluk dengan cara yang ditinjau dari segi logika dapat memuaskan dan yang mencakup segala seuatu yang dijadikan Allah. Dengan berpegang suatu bagan yang rapi tersusun pengarang mengisahkan kisah penciptaan dalam satu minggu. Karya Allah berakhir dengan dengan beristirahat, sebagaimana orang beristirahat pada hari Sabat. Semua makhluk mulai berada atas kehendak Allah. mula-mula diciptakan apa yang rendah martabatnya, lalu yang lain-lain sampai dengan makhluk yang paling mulia, yaitu manusia, gambaran Allah dan raja alam semesta. Kisah penciptaan ini disusun berdasarkan ilmu pengetahuan yang amat primitif. karenanya tidak berguna sama sekali berusaha menyesuaikan kisah ini dengan ilmu pengetahuan modern. tetapi dalam bentuk yang sesuai dalam zaman penyusunannya kisah ini menyajikan ajaran berupa wahyu mengenai Allah yang esa dan transenden, Allah yang ada sebelum dunia dan yang menciptakan segala sesuatu. Dan inilah ajaran yang berlaku bagi segala zaman.
Beberapa makna yang patut dijadikan refleksi iman adalah :
- Allah adalah esa, telah ada sejak permulaan, dari kekal sampai kekal
- Allah adalah pencipta segala sesuatu yang ada di dalam dunia
- Allah menciptakan segala sesuatu dalam tata urutan menurut kebijaksanaan ilahi
- Terang dan gelap : kehadiran Allah pertama-tama membawa keteraturan (cosmos), memisahkan terang dari gelap (baca : menerangi segala sesuatu sehingga tidak ada lagi kegelapan - baca: kegelapan (kejahatan)). Ketiadaan Allah membawa kekacauan, ketidakteraturan (chaos), kegelapan. Allah tidak menciptakan kegelapan.
- Segala ciptaan dijadikan terarah pada manusia, puncak dan mahkota penciptaan, sebagai yang paling mulia dari segala ciptaan
- Manusia diciptakan Allah menurut gambar dan rupa Allah. Istilah “gambar” mengartikan kesamaan manusia dengan Allah dalam akal, kehendak (bebas) dan kekuasaan, meskipun semua itu tetap dipandang sebagai pemberian Allah. Sedangkan istilah “rupa” hendak memperlemah arti istilah “gambar”. dengan istilah ini ditegaskan bahwa manusia hanyalah makhluk (ciptaan) yang sama dengan binatang dan tumbuhan dan ciptaan lain yang tidak mungkin dapat menyamai PenciptaNya.
Manusia diciptakan oleh Allah dengan suatu perintah (kuasa) untuk menaklukkan dan menguasai (baca: mempelajari, memanfaatkan dan mengolah dengan baik) alam semesta. Kuasa yang ada pada manusia untuk menaklukkan dan menguasai alam bukanlah kuasa mutlak yang ada pada diri manusia. Kuasa yang ada pada diri manusia adalah pemberian Allah, karenanya tidak sepatutnya manusia menyombongkan diri dengan kekuasaan yang ada padanya (lihat poin di atas).
Kamis, 04 November 2010
Press Release: SIDANG AGUNG GEREJA KATOLIK INDONESIA 2010
(Dengan mengetahui press release SAGKI 2010 ini kita sudah dapat membayangkan arah dasar pastoral Gereja kita, dan juga akan bermanfaat bagi pengembangan Katekese)
“Ia Datang Supaya Semua Memperoleh Hidup Dalam Kelimpahan”
(bdk. Yoh 10:10)
Pada tahun 2010 ini, Gereja Katolik Indonesia akan kembali menggelar Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (“SAGKI”) sebagai pertemuan rutin yang lazim diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali. Sebagaimana halnya SAGKI 2000 dan SAGKI 2005 yang lalu, pada SAGKI 2010 ini Gereja Katolik Indonesia kembali menegaskan bahwa Gereja adalah bagian yang tidak terpisahkan dari realitas bangsa Indonesia. Justru dalam konteks Indonesia yang beragam dan plural inilah, Gereja Katolik hendak menyadari dan menghidupi terus-menerus “Wajah Yesus” untuk kemudian terpanggil mewujudnyatakan panggilan perutusan Gereja untuk mewartakan Yesus, Sang Kabar Gembira Keselamatan dalam berbagai lingkup kehidupan. Sejalan dengan semangat SAGKI 2000 untuk mewujudkan dan memberdayakan Komunitas Basis untuk menuju Indonesia Baru dan SAGKI 2005 yang mengusung semangat “Bangkit dan Bergerak untuk membentuk Keadaban Publik Bangsa”, maka SAGKI 2010 menjadi kesempatan Gereja, baik klerus maupun umat untuk merayakan panggilannya sebagai Gereja Yang Diutus.
Metode Narasi, yakni ”saling menuturkan kisah” dan ”saling mendengarkan kisah” menjadi warna yang khas dalam perayaan iman SAGKI 2010. Inilah inspirasi dari Kongres Misi Asia I yang diselenggrakan di Chiang Mai, Thailand pada tahun 2006 lalu bagi SAGKI 2010. Metode Narasi diyakini sebagai bentuk pewartaan iman paling efektif dan ”khas” untuk orang Asia. Keyakinan ini ditandaskan oleh Paus Yohanes Paulus II dalam dokumen Ecclesia in Asia pada tahun 1999.
“Ia Datang Supaya Semua Memperoleh Hidup Dalam Kelimpahan”
(bdk. Yoh 10:10)
Pada tahun 2010 ini, Gereja Katolik Indonesia akan kembali menggelar Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (“SAGKI”) sebagai pertemuan rutin yang lazim diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali. Sebagaimana halnya SAGKI 2000 dan SAGKI 2005 yang lalu, pada SAGKI 2010 ini Gereja Katolik Indonesia kembali menegaskan bahwa Gereja adalah bagian yang tidak terpisahkan dari realitas bangsa Indonesia. Justru dalam konteks Indonesia yang beragam dan plural inilah, Gereja Katolik hendak menyadari dan menghidupi terus-menerus “Wajah Yesus” untuk kemudian terpanggil mewujudnyatakan panggilan perutusan Gereja untuk mewartakan Yesus, Sang Kabar Gembira Keselamatan dalam berbagai lingkup kehidupan. Sejalan dengan semangat SAGKI 2000 untuk mewujudkan dan memberdayakan Komunitas Basis untuk menuju Indonesia Baru dan SAGKI 2005 yang mengusung semangat “Bangkit dan Bergerak untuk membentuk Keadaban Publik Bangsa”, maka SAGKI 2010 menjadi kesempatan Gereja, baik klerus maupun umat untuk merayakan panggilannya sebagai Gereja Yang Diutus.
Metode Narasi, yakni ”saling menuturkan kisah” dan ”saling mendengarkan kisah” menjadi warna yang khas dalam perayaan iman SAGKI 2010. Inilah inspirasi dari Kongres Misi Asia I yang diselenggrakan di Chiang Mai, Thailand pada tahun 2006 lalu bagi SAGKI 2010. Metode Narasi diyakini sebagai bentuk pewartaan iman paling efektif dan ”khas” untuk orang Asia. Keyakinan ini ditandaskan oleh Paus Yohanes Paulus II dalam dokumen Ecclesia in Asia pada tahun 1999.
Jumat, 22 Oktober 2010
LITURGI
Bahan Katekese Katolik Dewasa
Pokok bahasan Katekese yang akan dikemukakan di sini adalah tentang Liturgi. Liturgi sangat penting disampaikan pada awal pendampingan katekese kepada mereka yang ingin mendalami iman katolik karena berkaitan erat dengan tatacara doa, ibadat dan kebiasaan-kebiasaan umat Katolik.
A. PENGERTIAN
Liturgi, berasal dari kata Yunani leiturgia (leiturgos, leiturgeo), kata ini mendapat arti profan yaitu: karya pelayanan yang dilakukan oleh rakyat untuk rakyat. Dalam Gereja, liturgi berarti kebaktian yang umum, resmi dan utuh, yang dilaksanakan oleh Tubuh mistik Yesus Kristus, yakni oleh Kepala beserta anggota-anggotanya (Mediator Dei et Hominum art.20)
Liturgi merupakan salah satu dari 5 tugas pokok Gereja : [1] Diakonia: melayani, [2] Koinonia/Komunia: mempersatukan, [3] Martyria: memberikan kesaksian. [4] Katekese: mewartakan iman akan Yesus dan [5] Liturgia: merayakan iman dan keselamatan.
Dalam dokumen Konstitusi Liturgi (Konsili Vatikan II), dijelaskan :
a. Liturgi sebagai pelaksanaan tugas imamat Yesus Kristus.
Kristus sebagai imam mempunyai tugas meluhurkan Allah, menguduskan manusia dan membangun Tubuh Mistik Kristus. Tiap kali Gereja merayakan liturgi, terlaksana 3 tugas Kristus :
b. Liturgi sebagai tanda yang tepat guna.
Dalam liturgi lewat tanda-tanda lahir, diungkapkan dan dihasilkan pengudusan manusia, dibangun Tubuh Kristus dan dilaksanakan kebaktian umum seutuhnya oleh Tubuh Mistik Kristus, yakni oleh kepala dan anggota-anggotanya. Hal ini berarti :
Pokok bahasan Katekese yang akan dikemukakan di sini adalah tentang Liturgi. Liturgi sangat penting disampaikan pada awal pendampingan katekese kepada mereka yang ingin mendalami iman katolik karena berkaitan erat dengan tatacara doa, ibadat dan kebiasaan-kebiasaan umat Katolik.
A. PENGERTIAN
Liturgi, berasal dari kata Yunani leiturgia (leiturgos, leiturgeo), kata ini mendapat arti profan yaitu: karya pelayanan yang dilakukan oleh rakyat untuk rakyat. Dalam Gereja, liturgi berarti kebaktian yang umum, resmi dan utuh, yang dilaksanakan oleh Tubuh mistik Yesus Kristus, yakni oleh Kepala beserta anggota-anggotanya (Mediator Dei et Hominum art.20)
Liturgi merupakan salah satu dari 5 tugas pokok Gereja : [1] Diakonia: melayani, [2] Koinonia/Komunia: mempersatukan, [3] Martyria: memberikan kesaksian. [4] Katekese: mewartakan iman akan Yesus dan [5] Liturgia: merayakan iman dan keselamatan.
Dalam dokumen Konstitusi Liturgi (Konsili Vatikan II), dijelaskan :
a. Liturgi sebagai pelaksanaan tugas imamat Yesus Kristus.
Kristus sebagai imam mempunyai tugas meluhurkan Allah, menguduskan manusia dan membangun Tubuh Mistik Kristus. Tiap kali Gereja merayakan liturgi, terlaksana 3 tugas Kristus :
- melanjutkan dan menerapkan penebusan, sehingga semakin meresapi hati dan hidup umat
- melanjutkan dan menyatakan hormat bakti kepada Allah, sehingga hidup manusia dengan segala liku-likunya menjadi satu pujian bagi Allah
- melanjutkan pembangunan tubuh mistik Kristus, memperkenalkan Kristus lewat penghayatan Injil, sehingga makin banyak orang percaya kepada Kristus.
b. Liturgi sebagai tanda yang tepat guna.
Dalam liturgi lewat tanda-tanda lahir, diungkapkan dan dihasilkan pengudusan manusia, dibangun Tubuh Kristus dan dilaksanakan kebaktian umum seutuhnya oleh Tubuh Mistik Kristus, yakni oleh kepala dan anggota-anggotanya. Hal ini berarti :
- Liturgi berdaya menyelamatkan. Liturgi sebagai pelaksanaan tugas imamat Yesus Kristus merupakan tanda yang berdaya menyelamatkan.
- Liturgi bersifat mengajar.Liturgi bukan saja mengandalkan iman, melainkan juga memupuk, meneguhkan dan menyatakan iman.
- Liturgi merangkum sakramen-sakramen. Melalui sakramen-sakramen, karya penyelamatan Kristus diterapkan kepada manusia dengan menggunakan tanda-tanda lahir.
Kamis, 21 Oktober 2010
TENTANG DOA
Bahan Katekese Katolik Dewasa
APA ITU DOA ?
DASAR DOA adalah KERENDAHAN HATI,
APA ITU DOA ?
- “Bagiku : doa adalah ayunan hati, satu pandangan sederhana ke surga, satu seruan syukur dan cinta kasih, di tengah percobaan dan di tengah kegembiraan” (Theresia dari Kanak-kanak Yesus)
- “Doa adalah pengangkatan jiwa pada Tuhan atau satu permohonan kepada Tuhan untuk memperoleh hal-hal baik” (Yohanes dari Damaskus)
- Doa adalah hubungan yang hidup anak-anak Allah dengan Bapanya yang tak terhingga baiknya, bersama PuteraNya Yesus Kristus dan dengan Roh Kudus.
- Ungkapan sederhana: “Doa adalah komunikasi manusia dengan Allah”. Komunikasi yang baik, selalu mengandaikan adanya hubungan baik, dekat, akrab, mesra, saling percaya, saling mendengarkan. Untuk mencapai kedekatan yang demikian dibutuhkan waktu, perlu proses, tidak sekali jadi. Sama seperti proses komunikasi manusia: perlu perkenalan (mengenal) terlebih dahulu, perlu adanya pertemuan yang lebih sering (bertemu) sambil mencurahkan isi hati (berbicara dan mendengarkan), perlu pendekatan yang lebih dalam (mengenal yang lebih dalam, tidak sekedar tahu, tapi mengerti), baru kemudian dicapai penyatuan hati. Dan ini semua perlu waktu, ketekunan, praktik tidak sekedar teori.
DASAR DOA adalah KERENDAHAN HATI,
- Karena “kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa” (Rm 8:26), supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap rendah hati: Di depan Allah, manusia adalah seorang pengemis.
- “Jika engkau tahu tentang karunia Allah” (Yoh 4:10). Mujizat doa justru menunjukkan diri di sana, dipinggir sumur, tempat kita mengambil air. Di sana Kristus bertemu dengan setiap orang : Ia mencari kita, sebelum kita mencari Dia dan Ia meminta: “Berilah Aku minum!” Yesus kehausan; permohonanNya datang dari kedalaman Allah yang merindukan kita. Allah merasa haus akan kehausan kita akan Dia.
- Dari mana datangnya doa manusia? bagaimanapun bentuk kegiatan dan kata-kata, dengannya doa mengungkapkan diri, yang berdoa itu seluruh manusia. Tetapi paling sering disebut adalah hati. Hati berdoa. Jika hati itu jauh dari Allah, doa pun tidak mempunyai arti. Hati adalah pusat manusia yang tersembunyi, yang tidak dapat dimengerti baik oleh akal budi kita maupun oleh orang lain, hanya Roh Allah yang dapat menyelami dan mengetahuinya. Hati adalah tempat pertemuan pribadi manusia dengan Allah.
Rabu, 20 Oktober 2010
BERKENALAN DENGAN ALKITAB KRISTIANI
Bahan Katekese Katolik Dewasa
Alkitab terdiri dari 2 jilid :
Pembagian Alkitab
Perjanjian Lama :
Perjanjian lama ditulis dalam 3 bahasa : sebagian besar dalam bahasa Ibrani kuno (akhir-akhir ini dipakai kembali sebagai bahasa nasional Isael), sebagian kecil ditulis dalam bahasa Aram (Ezra dan sebagian Kitab Daniel), bahasa Aram tidak dipakai lagi saat ini, tetapi pada masa Yesus, bahasa ini dipakai sebagai percakapan sehari-hari. Sebagain kitab juga ditulis dalam bahasa Yunani (2Makabe dan Kitab Kebijaksanaan Salomo)
Alkitab terdiri dari 2 jilid :
- Kitab Suci Perjanjian Lama
- Kitab Suci Perjanjian Baru
Pembagian Alkitab
Perjanjian Lama :
Perjanjian lama ditulis dalam 3 bahasa : sebagian besar dalam bahasa Ibrani kuno (akhir-akhir ini dipakai kembali sebagai bahasa nasional Isael), sebagian kecil ditulis dalam bahasa Aram (Ezra dan sebagian Kitab Daniel), bahasa Aram tidak dipakai lagi saat ini, tetapi pada masa Yesus, bahasa ini dipakai sebagai percakapan sehari-hari. Sebagain kitab juga ditulis dalam bahasa Yunani (2Makabe dan Kitab Kebijaksanaan Salomo)
- Bagian Pentateukh (Lima gulungan Kitab / Torah Musa) : Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan.
- Kitab-kitab Sejarah : Mulai saat pendirian Israel, pembuangan ke Babel sampai dengan menjelang Kristus : Yosua, Hakim-hakim, Ruth, Samuel, Raja-Raja, Tawarikh, Esra dan Nehemia, Makabe, Tobit, Ester, Yudit.
- Kitab-kitab Kebijaksanaan dan Syair : Mazmur, Ayub, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, Kebijaksanaan Salomo, Yesus bin Sirakh
- Kitab Nabi-Nabi : Nabi-nabi besar : Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Daniel. Nabi-nabi kecil (12 nabi) : Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zafanya, Hagai, Zakharia, Maleakhi.
- Kitab Barukh dan Ratapan disendirikan : Barukh tentang kisah orang-orang Israel perantauan menjelang perjanjian baru. Ratapan berisi kumpulan lagu dukacita atas kehancuran Israel oleh Babel.
Senin, 18 Oktober 2010
KATEKESE DEWASA : SILABUS KATEKUMENAT ST AGUSTINUS
Pengantar
Setelah bergelut dengan Katekese Lansia yang saat ini sudah hampir selesai (tersusun lengkap) bahan/materinya, maka saya akan mulai memusatkan diri pada pengembangan Katekese Dewasa, medan "pertandingan utama" saya yang sebenarnya, yang jarang saya sentuh dalam Program Katekese ini. BTW. Proses katekese untuk tiap-tiap tema dalam Katekese Lansia sedang dikembangkan oleh para Pendamping Lansia dalam Pembekalan Katekis Lansia yang sedang diadakan di Paroki St. Petrus dan Paulus Mangga Besar Jakarta Barat.
Mengawali bahan-bahan untuk Katekese Dewasa ini, maka perlulah diterangkan lebih dahulu Silabus Katekumenat Kelompok Katekumen yang saya telah dampingi hampir 6 tahun. Silabus ini telah saya koreksi dan perbarui sehingga mudah-mudahan tema-tema (pokok dan tambahan) serta bahan-bahan di dalamnya semakin lengkap dan membuat para pewarta dan katekis yang terlibat dalam katekese dewasa dapat mengembangkan pengetahuan dan pendalaman akan materi katekesenya.
Seperti pada Katekse Lansia, pertama-tama akan diungkapkan tema-tema katekese untuk tiap pertemuan, tema-tema mana akan dilengkapi dengan bahan-bahan bacaan berupa pokok-pokok iman dan ajaran Gereja yang berkaitan dengan tema dimaksud. Sedangkan proses katekese untuk tiap bahan akan diberikan kemudian.
SILABUS KATEKUMENAT ST. AGUSTINUS
A. Tujuan :
Setelah bergelut dengan Katekese Lansia yang saat ini sudah hampir selesai (tersusun lengkap) bahan/materinya, maka saya akan mulai memusatkan diri pada pengembangan Katekese Dewasa, medan "pertandingan utama" saya yang sebenarnya, yang jarang saya sentuh dalam Program Katekese ini. BTW. Proses katekese untuk tiap-tiap tema dalam Katekese Lansia sedang dikembangkan oleh para Pendamping Lansia dalam Pembekalan Katekis Lansia yang sedang diadakan di Paroki St. Petrus dan Paulus Mangga Besar Jakarta Barat.
Mengawali bahan-bahan untuk Katekese Dewasa ini, maka perlulah diterangkan lebih dahulu Silabus Katekumenat Kelompok Katekumen yang saya telah dampingi hampir 6 tahun. Silabus ini telah saya koreksi dan perbarui sehingga mudah-mudahan tema-tema (pokok dan tambahan) serta bahan-bahan di dalamnya semakin lengkap dan membuat para pewarta dan katekis yang terlibat dalam katekese dewasa dapat mengembangkan pengetahuan dan pendalaman akan materi katekesenya.
Seperti pada Katekse Lansia, pertama-tama akan diungkapkan tema-tema katekese untuk tiap pertemuan, tema-tema mana akan dilengkapi dengan bahan-bahan bacaan berupa pokok-pokok iman dan ajaran Gereja yang berkaitan dengan tema dimaksud. Sedangkan proses katekese untuk tiap bahan akan diberikan kemudian.
SILABUS KATEKUMENAT ST. AGUSTINUS
A. Tujuan :
- Agar para katekumen dapat menentukan pilihan yang bebas untuk menjadi Katolik
- Agar para katekumen dapat mengenal Allah, sang Pencipta, yang juga Allah Penyelamat dalam sejarah Perjanjian Lama
- Agar para katekumen memperoleh gambaran yang jelas tentang pribadi Yesus Kristus sebagai utusan Allah yang menyelamatkan
- Agar para katekumen mengimani Kristus sebagai sang Penyelamat
- Agar para katekumen memperoleh gambaran yang jelas tentang Gereja dan Tradisi Gereja
- Agar para katekumen dapat mempraktekkan hidup doa yang baik dalam hidup sehari-hari
- Agar para ketekumen dapat terlibat aktif dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat
Selasa, 12 Oktober 2010
POHON APEL
Cerita tentang Pohon Apel ini daat dipergunakan dalam katekese tentang Kasih Allah Bapa atau dalam tema Perintah IV: Mengormati Orang tua. Cerita ini saya dapatkan dari inbox email. terima kasih yang telah berkirim email, dan semoga bermanfaat bagi kita dalam berkatekese.
Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.
Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel.
Wajahnya tampak sedih.
Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.
Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel.
Wajahnya tampak sedih.
Minggu, 10 Oktober 2010
MUJIZAT PERTOBATAN CLAUDE NEWMAN
Dari email yang saya dalam inbox, saya dapatkan kesaksian yang menyentuh ini. Membacanya, saya teringat salah satu ayat dalam Surat St. Paulus dalam Fil 1: "aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus -itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu." atau dalam Doa Tessera Legio Maria dan dalam Salve Regina: "Salam ya Ratu, Bunda yang rahim, kehidupan, penghibur dan pengharapan kami... Kami orang buangan, anak Hawa berseru kepadamu. Kepadamu kami mohon dalam lembah kedukaan ini, maka tunjukkanlah kepada kami, hai Pembicara kami wajahmu yang manis. Dan sesudah pembuangan ini, tunjukkanlah kami Yesus buah tubuhmu yang terpuji." Tuhan sungguh bekerja dengan cara-cara ajaib yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Semoga bermanfaat. Tuhan memberkati.
Kisah nyata mengenai Claude Newman [1923-1944] ini terjadi di Mississippi sebagaimana dikisahkan oleh Pater Robert O'Leary, SVD [1911-1984], seorang imam dari Mississippi, yang terlibat langsung dalam peristiwa ini.
Claude Newman [dilahirkan pada tanggal 1 Desember 1923] adalah seorang negro yang bekerja di ladang untuk seorang tuan tanah. Ia telah menikah di usianya yang ke-17 dengan seorang perempuan sebaya. Suatu hari, dua tahun kemudian, ia sedang bekerja di ladang. Seorang pekerja lain datang berlari untuk memberitahu Claude bahwa isterinya berteriak-teriak di rumah. Segera Claude berlari ke rumah dan mendapati seorang laki-laki menyerang istrinya. Claude mengambil kampak dan memacung kepala orang itu. Ketika mereka membalik tubuh tak bernyawa itu, mereka mendapati bahwa ia adalah pekerja kesayangan tuan tanah kepada siapa Claude bekerja. Claude ditangkap dengan dakwaan pembunuhan dan dijatuhi hukuman mati di kursi listrik.*
Sementara di penjara menanti eksekusi, Claude berada satu sel dengan empat tahanan lain. Suatu malam, kelima tahanan duduk melingkar dan bercakap-cakap. Claude memperhatikan sebuah medali yang dikenakan pada leher seorang tahanan. Ia bertanya apa itu, dan tahanan Katolik itu menjawab bahwa itu adalah sebuah medali. “Apa itu medali?” tanya Claude. Pemuda Katolik tak dapat menjelaskan apa itu medali dan apa gunanya. Karenanya, sebab murka, sang pemuda Katolik merenggut medali dari lehernya lalu mencampakkannya ke lantai di depan kaki Claude disertai kutukan dan sumpah serapah, menyuruhnya mengambil barang itu. Claude memungut medali, dan seijin sipir penjara, mengenakannya pada lehernya. Baginya, medali itu sekedar sebuah perhiasan, tetapi ia ingin dan suka mengenakannya.
Kisah nyata mengenai Claude Newman [1923-1944] ini terjadi di Mississippi sebagaimana dikisahkan oleh Pater Robert O'Leary, SVD [1911-1984], seorang imam dari Mississippi, yang terlibat langsung dalam peristiwa ini.
Claude Newman [dilahirkan pada tanggal 1 Desember 1923] adalah seorang negro yang bekerja di ladang untuk seorang tuan tanah. Ia telah menikah di usianya yang ke-17 dengan seorang perempuan sebaya. Suatu hari, dua tahun kemudian, ia sedang bekerja di ladang. Seorang pekerja lain datang berlari untuk memberitahu Claude bahwa isterinya berteriak-teriak di rumah. Segera Claude berlari ke rumah dan mendapati seorang laki-laki menyerang istrinya. Claude mengambil kampak dan memacung kepala orang itu. Ketika mereka membalik tubuh tak bernyawa itu, mereka mendapati bahwa ia adalah pekerja kesayangan tuan tanah kepada siapa Claude bekerja. Claude ditangkap dengan dakwaan pembunuhan dan dijatuhi hukuman mati di kursi listrik.*
Sementara di penjara menanti eksekusi, Claude berada satu sel dengan empat tahanan lain. Suatu malam, kelima tahanan duduk melingkar dan bercakap-cakap. Claude memperhatikan sebuah medali yang dikenakan pada leher seorang tahanan. Ia bertanya apa itu, dan tahanan Katolik itu menjawab bahwa itu adalah sebuah medali. “Apa itu medali?” tanya Claude. Pemuda Katolik tak dapat menjelaskan apa itu medali dan apa gunanya. Karenanya, sebab murka, sang pemuda Katolik merenggut medali dari lehernya lalu mencampakkannya ke lantai di depan kaki Claude disertai kutukan dan sumpah serapah, menyuruhnya mengambil barang itu. Claude memungut medali, dan seijin sipir penjara, mengenakannya pada lehernya. Baginya, medali itu sekedar sebuah perhiasan, tetapi ia ingin dan suka mengenakannya.
Minggu, 26 September 2010
JALUR KERETA
Sekelompok anak kecil sedang bermain di dekat dua jalur kereta api. Jalur yang pertama adalah jalur aktif (masih sering dilewati KA), sementara jalur kedua sudah tidak aktif. Hanya seorang anak yang bermain di jalur yang tidak aktif (tidak pernah lagi dilewati KA), sementara lainnya bermain di jalur KA yang masih aktif.
Tiba-tiba terlihat ada kereta api yang mendekat dengan kecepatan tinggi. Kebetulan Anda berada di depan panel persimpangan yang mengatur arah KA tersebut. Apakah Anda akan memindahkan arah KA tersebut ke jalur yang sudah tidak aktif dan menyelamatkan sebagian besar anak kecil yang sedang bermain. Namun hal ini berarti Anda mengorbankan seorang anak yang sedang bermain di jalur KA yang tidak aktif.
Atau Anda akan membiarkan kereta tersebut tetap berada di jalur yang seharusnya?
Tiba-tiba terlihat ada kereta api yang mendekat dengan kecepatan tinggi. Kebetulan Anda berada di depan panel persimpangan yang mengatur arah KA tersebut. Apakah Anda akan memindahkan arah KA tersebut ke jalur yang sudah tidak aktif dan menyelamatkan sebagian besar anak kecil yang sedang bermain. Namun hal ini berarti Anda mengorbankan seorang anak yang sedang bermain di jalur KA yang tidak aktif.
Atau Anda akan membiarkan kereta tersebut tetap berada di jalur yang seharusnya?
Selasa, 07 September 2010
PERANAN KAUM AWAM DALAM PROSES EVANGELISASI
(Pengembangan Bahan dari : Evangelii Nuntiandi Bab VI)
A. PENDAHULUAN
Yesus Kristus sesudah kebangkitanNya, sebelum terangkat ke surga memberikan perintah untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia, dan dengan itu pula mempercayakan tugas perutusan DiriNya di dunia kepada para murid-muridNya. Perintah inilah yang menjadi dasar dari Gereja untuk tidak henti-hentinya mewartakan Injil karya keselamatan. Selain itu, bersama dengan Bapa, Yesus Kristus juga mengutus Roh Kudus, agar dengan itu para murid dengan penuh semangat dengan kharisma-kharisma tertentu yang dimilikinya melanjutkan tugas perutusan ke seluruh dunia.
Jadi nampaklah dengan jelas bahwa karya misioner tidak lain adalah penampakan rencana Allah serta pemenuhannya di dunia dalam sejarahnya. Dalam sejarah itu, Allah menyempurnakan secara nyata sejarah keselamatan melalui tugas-tugss perutusan. Tugas perutusan adalah suatu realitas tunggal yaitu membawa Kristus kepada dunia, namun mungkin rumit dan tugas perutusan itu berkembang melalui cara-cara yang beraneka ragam.
Tugas perutusan ini dilaksanakan oleh para murid yang kini diteruskan oleh Gereja, karena itu dalam sebuah teks dokumen Gereja tertulis dengan jelas dan nyata : seluruh Gereja adalah misioner dan karya evangelisasi merupakan salah satu tugas mendasar dari umat Allah. Jadi yang memiliki kewajiban (tugas) untuk ber-evangelisasi adalah Gereja secara keseluruhan, yaitu mencakup semua anggota-anggotanya, baik para hierarki, yang telah dipilih oleh belas kasih Gembala tertinggi dalam tahbisan imamatnya, untuk mewartakan Injil lebih daripada anggota lain dalam Gereja, maupun kaum awam.
Tugas perutusan itu dilaksanakan dalam berbagai cara, di antara cara-cara ini, ada beberapa yang mempunyai kepentingan khusus dan sangat menyentuh dalam situasi Gereja dalam dunia dewasa ini.
A. PENDAHULUAN
Yesus Kristus sesudah kebangkitanNya, sebelum terangkat ke surga memberikan perintah untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia, dan dengan itu pula mempercayakan tugas perutusan DiriNya di dunia kepada para murid-muridNya. Perintah inilah yang menjadi dasar dari Gereja untuk tidak henti-hentinya mewartakan Injil karya keselamatan. Selain itu, bersama dengan Bapa, Yesus Kristus juga mengutus Roh Kudus, agar dengan itu para murid dengan penuh semangat dengan kharisma-kharisma tertentu yang dimilikinya melanjutkan tugas perutusan ke seluruh dunia.
Jadi nampaklah dengan jelas bahwa karya misioner tidak lain adalah penampakan rencana Allah serta pemenuhannya di dunia dalam sejarahnya. Dalam sejarah itu, Allah menyempurnakan secara nyata sejarah keselamatan melalui tugas-tugss perutusan. Tugas perutusan adalah suatu realitas tunggal yaitu membawa Kristus kepada dunia, namun mungkin rumit dan tugas perutusan itu berkembang melalui cara-cara yang beraneka ragam.
Tugas perutusan ini dilaksanakan oleh para murid yang kini diteruskan oleh Gereja, karena itu dalam sebuah teks dokumen Gereja tertulis dengan jelas dan nyata : seluruh Gereja adalah misioner dan karya evangelisasi merupakan salah satu tugas mendasar dari umat Allah. Jadi yang memiliki kewajiban (tugas) untuk ber-evangelisasi adalah Gereja secara keseluruhan, yaitu mencakup semua anggota-anggotanya, baik para hierarki, yang telah dipilih oleh belas kasih Gembala tertinggi dalam tahbisan imamatnya, untuk mewartakan Injil lebih daripada anggota lain dalam Gereja, maupun kaum awam.
Tugas perutusan itu dilaksanakan dalam berbagai cara, di antara cara-cara ini, ada beberapa yang mempunyai kepentingan khusus dan sangat menyentuh dalam situasi Gereja dalam dunia dewasa ini.
Rabu, 01 September 2010
UNGKAPAN KRISTIANI DALAM BAHASA ARAB
Dalam katekese kita sering mempergunakan ungkapan-ungkapan yang kita anggap bahasa kristiani, padahal tidak dapat dipungkiri bahwa ada juga penganut kristiani yang sehari-hari mempergunakan bahasa Arab. Amat menggelitik untuk mengetahui ungkapan-ungkapan kristiani dalam bahasa "asing" ini (menurut kita). Bahkan mungkin ada umat kristiani yang berpandangan bahwa kata-kata arab itu diidentikkan sebagai bahasa milik agama tertentu saja. Padahal, bahasa yang satu dan sama itu sudah terlebih dahulu dipakai oleh pengikut Kristen-Arab, sampai sekarang ini, misalnya penganut Katolik Siria.
Berikut beberapa ungkapan Kristiani dalam bahasa Arab. Semoga bermanfaat dalam berkatekese.
Qasis (imam, pastor)
Bismillah (dengan nama Allah)
Al-’Ahd alQadîm (Perjanjian Lama)
‘Ied el-Fashha (Perayaan Paskah)
‘Ied el-Milad (Perayaan Natal)
Hamalullah (Anak Domba Allah)
Abânâlladzi fi ssamâwât (Bapa kami yang ada di sorga)
Kalimattulah (Firman Allah)
Berikut beberapa ungkapan Kristiani dalam bahasa Arab. Semoga bermanfaat dalam berkatekese.
Qasis (imam, pastor)
Bismillah (dengan nama Allah)
Al-’Ahd alQadîm (Perjanjian Lama)
‘Ied el-Fashha (Perayaan Paskah)
‘Ied el-Milad (Perayaan Natal)
Hamalullah (Anak Domba Allah)
Abânâlladzi fi ssamâwât (Bapa kami yang ada di sorga)
Kalimattulah (Firman Allah)
Selasa, 31 Agustus 2010
HAL-HAL PENTING TENTANG KATEKESE
(Melanjutkan penjelasan tentang praksis Katekese, saya posting hal-hal penting yang lain tentang Katekese. Sudah waktunya kita kembali ke katekese sebagai salah satu dari 5 tugas pokok Gereja kita. Semoga bermanfaat.)
Dasar Katekese
Dasar katekese adalah “penugasan Kristus kepada para rasul dan pengganti-pengganti mereka”. Dalam Mat 28 : 19-20, Yesus mengutus para rasul untuk “pergi”, “menjadikan semua bangsa murid-Ku”, “baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”, dan “ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu”.
Dalam tafsir Injil Matius dijelaskan bahwa tugas para rasul mencakup pewartaan awal kepada orang yang belum mengenal Tuhan, pengajaran kepada para katekumen, dan pengajaran kepada orang yang telah menjadi anggota Gereja agar iman mereka lebih mendalam
Subyek Katekese
Katekese adalah karya Gereja yang mendasar. Gereja dipanggil untuk melanjutkan tugas Yesus, Sang Guru, dan diutus menjadi pengajar iman, dengna dijiwai oleh Roh Kudus. Oleh karena itu subyek katekese adalah Gereja. Iman yang diajarkan oleh Gereja dalam iman yang dihidupi oleh Gereja itu sendiri, yaitu :
• Pemahaman tentang Allah dan rencana penyelamatan-Nya
• Pandangan tentang manusia adalah ciptaan yang paling mulia
• Warta Kerajaan Allah
• Harapan dan Kasih
Obyek Katekese
Tujuan definitif katekese adalah bukan hanya membuat orang saling berkontak, melainkan juga dalam kesatuan dan kemesraan, dengan Yesus Kristus. Segala kegiatan mewartakan Kabar Gembira dimengerti sebagai usaha mempererat kesatuan dengan Yesus Kristus. Mulai dengan pertobatan ‘awal’ seseorang kepada Tuhan yang digerakan oleh Roh Kudus melalui pewartaan Injil yang pertama, katekese berusaha mengukuhkan dan mematangkan kesetiaan pertama ini.
Dasar Katekese
Dasar katekese adalah “penugasan Kristus kepada para rasul dan pengganti-pengganti mereka”. Dalam Mat 28 : 19-20, Yesus mengutus para rasul untuk “pergi”, “menjadikan semua bangsa murid-Ku”, “baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”, dan “ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu”.
Dalam tafsir Injil Matius dijelaskan bahwa tugas para rasul mencakup pewartaan awal kepada orang yang belum mengenal Tuhan, pengajaran kepada para katekumen, dan pengajaran kepada orang yang telah menjadi anggota Gereja agar iman mereka lebih mendalam
Subyek Katekese
Katekese adalah karya Gereja yang mendasar. Gereja dipanggil untuk melanjutkan tugas Yesus, Sang Guru, dan diutus menjadi pengajar iman, dengna dijiwai oleh Roh Kudus. Oleh karena itu subyek katekese adalah Gereja. Iman yang diajarkan oleh Gereja dalam iman yang dihidupi oleh Gereja itu sendiri, yaitu :
• Pemahaman tentang Allah dan rencana penyelamatan-Nya
• Pandangan tentang manusia adalah ciptaan yang paling mulia
• Warta Kerajaan Allah
• Harapan dan Kasih
Obyek Katekese
Tujuan definitif katekese adalah bukan hanya membuat orang saling berkontak, melainkan juga dalam kesatuan dan kemesraan, dengan Yesus Kristus. Segala kegiatan mewartakan Kabar Gembira dimengerti sebagai usaha mempererat kesatuan dengan Yesus Kristus. Mulai dengan pertobatan ‘awal’ seseorang kepada Tuhan yang digerakan oleh Roh Kudus melalui pewartaan Injil yang pertama, katekese berusaha mengukuhkan dan mematangkan kesetiaan pertama ini.
Kamis, 26 Agustus 2010
ENCOURAGEMENT
(Tulisan Renald Kasali yang saya dapatkan dari email ini begitu menyentuh, dan membuat saya sadar bagaimana mestinya mendampingi anak-anak atau mereka yang dipercayakan Tuhan kepada saya untuk saya dampingi. Tulisan ini membuka cakrawala baru bagi para orang tua, pendidik, pendamping, pembina dan pemerhati pendidikan. Semoga bermanfaat)
LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat.
Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat,bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa. Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana.
Saya memintanya memperbaiki kembali,sampai dia menyerah.Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi nilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. "Maaf Bapak dari mana?" "Dari Indonesia," jawab saya. Dia pun tersenyum.
LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat.
Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat,bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa. Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana.
Saya memintanya memperbaiki kembali,sampai dia menyerah.Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi nilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. "Maaf Bapak dari mana?" "Dari Indonesia," jawab saya. Dia pun tersenyum.
MENGAPA KITA BERTERIAK...?
Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya: "Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?"
Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjwb: "Karena saat sepertt itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak.
""Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada di sampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dpt berbicara secara halus?"
Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yg dikira benar menurut pertimbangan mrk. Namun tak satupun jawaban yg memuaskan.
Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjwb: "Karena saat sepertt itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak.
""Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada di sampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dpt berbicara secara halus?"
Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yg dikira benar menurut pertimbangan mrk. Namun tak satupun jawaban yg memuaskan.
Selasa, 24 Agustus 2010
KISAH TIGA POHON CEMARA
Di puncak suatu bukit tumbuh 3 anak pohon cemara.Ketiganya mempunyai cita - cita yang tinggi.Demikian awal sebuah dongeng beberapa ratus tahun yang lalu.
Pohon pertama berkata, "Kalau aku sudah besar, aku ingin ditebang lalu dijadikan sebuah sebuah peti penyimpanan harta karun. Aku akan berada di istana yang megah. Tugasku nanti menyimpan intan, berlian, ukiran emas dan perhiasan yang bagus dan mahal."
Pohon kedua berkata, " Aku ingin dibuat menjadi kapal, ya sebuah kapal pesiar yang besar dan bagus. Kapal itu nanti digunakan oleh para saudagar kaya berlayar ke mancanegara. "
Pohon ketiga berkata, " Cita-citaku berbeda. Aku tidak ingin ditebang. Aku tidak ingin dijadikan apa-apa. Aku ingin terus berdiri tegak menjulang tinggi ke langit di atas bukit ini, supaya tiap orang yang memandang aku akan menengadah dengan rasa kagum."
Begitulah ketiga anak pohon cemara itu tumbuh menjadi pohon yang tinggi dan besar.Lalu pada suatu hari datanglah seorang tukang kayu menebang pohon pertama.Pohon itu melonjak kegirangan, "Aku akan dijadikan peti harta karun!"
Tetapi apa yang terjadi?
Ternyata pohon itu dibuat menjadi palungan tempat makanan ternak.Pohon ini merasa sangat kecewa. Ia tidak berada di istana, tetapi di sebuah kandang hewan.
Pohon pertama berkata, "Kalau aku sudah besar, aku ingin ditebang lalu dijadikan sebuah sebuah peti penyimpanan harta karun. Aku akan berada di istana yang megah. Tugasku nanti menyimpan intan, berlian, ukiran emas dan perhiasan yang bagus dan mahal."
Pohon kedua berkata, " Aku ingin dibuat menjadi kapal, ya sebuah kapal pesiar yang besar dan bagus. Kapal itu nanti digunakan oleh para saudagar kaya berlayar ke mancanegara. "
Pohon ketiga berkata, " Cita-citaku berbeda. Aku tidak ingin ditebang. Aku tidak ingin dijadikan apa-apa. Aku ingin terus berdiri tegak menjulang tinggi ke langit di atas bukit ini, supaya tiap orang yang memandang aku akan menengadah dengan rasa kagum."
Begitulah ketiga anak pohon cemara itu tumbuh menjadi pohon yang tinggi dan besar.Lalu pada suatu hari datanglah seorang tukang kayu menebang pohon pertama.Pohon itu melonjak kegirangan, "Aku akan dijadikan peti harta karun!"
Tetapi apa yang terjadi?
Ternyata pohon itu dibuat menjadi palungan tempat makanan ternak.Pohon ini merasa sangat kecewa. Ia tidak berada di istana, tetapi di sebuah kandang hewan.
Minggu, 22 Agustus 2010
KATEKESE UMAT
(Baru-baru ini saya berdiskusi dengan sesama pewarta/katekis - Admin blog Kristianitas - tentang pentingnya katekese umat dalam proses katekese, entah di lingkungan/wilayah, kategorial atau dalam pembinaann iman menyambut penerimaan sakramen-sakramen suci. Sebagai kesimpulan dari diskusi tersebut ialah bahwa Katekese Umat sebagai prnsip dasar dalam berkatekese tetaplah aktual dalam pelayanan pewartaan Sabda Allah dalam masyarakat yang semakin kritis dan majemuk. Cara-cara katekese masa "purba" - misalnya Pengajaran yang searah - telah ditinggalkan dan hanya akan mempersempit proses dinamika dalam katekese dan akan menjadikan katekese hanya menjadi riasan/kulit luar tanpa memiliki makna yang mendalam (seperti rumah yang dibangun di atas pasir). Dari sebab itu saya kutipkan lagi prisnsip-prinsip dasar Katekese umat dalam posting kali ini. Semoga bermanfaat)
PKKI I (Pertemuan Kateketik antar-Keuskupan se-Indonesia) yang diadakan pada tahun 1977 di wisma Samadi Syalom, Sindanglaya-Jawa Barat berusaha untuk menentukan Arah Katekese di Indonesia dan menghasilkan gagasan Katekese Umat dilihat sebagai Arah Katekese di Indonesia masa kini.
Dalam PKKI II tahun 1980 di wisma Samadi, Klender – Jakarta kembali ditegaskan gagasan Katekese Umat dari PKKI I agar lebih operasional dan akhirnya ditemukan rumusan katekese umat yang terdiri dari 6 hal pokok, yakni :
1. Katekese Umat (KU) diartikan sebagai komunikasi iman atau tukar pengalaman/penghayatan iman antara anggota umat/kelompok. Melalui kesaksian, para peserta saling membantu sedemikian rupa, sehingga iman masing-masing diteguhkan dan dihayati secara semakin sempurna. Dalam Katekese Umat tekanan terutama diletakkan pada penghayatan iman, meskipun pengetahuan tidak dilupakan. Katekese Umat mengandaikan ada perencanaan.
2. Dalam Katekese Umat itu kita bersaksi tentang iman kita akan Yesus Kristus, pengantara Allah yang bersabda kepada kita dan pengantara kita menanggapi Sabda Allah. Yesus Kristus tampil sebagai pola hidup kita dalam Kitab Suci, khususnya dalam Perjanjian Baru, yang mendasari penghayatan iman Gereja di sepanjang tradisinya.
PKKI I (Pertemuan Kateketik antar-Keuskupan se-Indonesia) yang diadakan pada tahun 1977 di wisma Samadi Syalom, Sindanglaya-Jawa Barat berusaha untuk menentukan Arah Katekese di Indonesia dan menghasilkan gagasan Katekese Umat dilihat sebagai Arah Katekese di Indonesia masa kini.
Dalam PKKI II tahun 1980 di wisma Samadi, Klender – Jakarta kembali ditegaskan gagasan Katekese Umat dari PKKI I agar lebih operasional dan akhirnya ditemukan rumusan katekese umat yang terdiri dari 6 hal pokok, yakni :
1. Katekese Umat (KU) diartikan sebagai komunikasi iman atau tukar pengalaman/penghayatan iman antara anggota umat/kelompok. Melalui kesaksian, para peserta saling membantu sedemikian rupa, sehingga iman masing-masing diteguhkan dan dihayati secara semakin sempurna. Dalam Katekese Umat tekanan terutama diletakkan pada penghayatan iman, meskipun pengetahuan tidak dilupakan. Katekese Umat mengandaikan ada perencanaan.
2. Dalam Katekese Umat itu kita bersaksi tentang iman kita akan Yesus Kristus, pengantara Allah yang bersabda kepada kita dan pengantara kita menanggapi Sabda Allah. Yesus Kristus tampil sebagai pola hidup kita dalam Kitab Suci, khususnya dalam Perjanjian Baru, yang mendasari penghayatan iman Gereja di sepanjang tradisinya.
Sabtu, 21 Agustus 2010
LAHIR BARU
DOA UNTUK BAPTISAN BARU
(Terinspirasi dari Yoh 17)
Ya Bapa yang penuh kasih,
Engkau telah mempercayakan kepadaku, sebuah tugas pelayanan untuk kulakukan.
Aku telah menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-ku itu.
Semoga semua yang telah kulakukan berkenan padaMu.
Aku percaya bahwa mereka dari semula telah Engkau percayakan kepadaku
untuk selalu bersama-sama memuliakan Engkau.
Dalam kelemahanku, aku telah menyatakan nama-Mu kepada mereka.
Mereka kini menjadi milik-Mu.
Sekarang mereka tahu,
bahwa semua yang Engkau berikan kepadaku itu berasal dari pada-Mu.
Sebab segala hal yang Engkau anugerahkan kepadaku telah Kusampaikan kepada mereka dan kini mereka telah tahu dan mengerti
bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi aku.
(Terinspirasi dari Yoh 17)
Ya Bapa yang penuh kasih,
Engkau telah mempercayakan kepadaku, sebuah tugas pelayanan untuk kulakukan.
Aku telah menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-ku itu.
Semoga semua yang telah kulakukan berkenan padaMu.
Aku percaya bahwa mereka dari semula telah Engkau percayakan kepadaku
untuk selalu bersama-sama memuliakan Engkau.
Dalam kelemahanku, aku telah menyatakan nama-Mu kepada mereka.
Mereka kini menjadi milik-Mu.
Sekarang mereka tahu,
bahwa semua yang Engkau berikan kepadaku itu berasal dari pada-Mu.
Sebab segala hal yang Engkau anugerahkan kepadaku telah Kusampaikan kepada mereka dan kini mereka telah tahu dan mengerti
bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi aku.
Selasa, 17 Agustus 2010
DOA PAGI
(Pagi ini saya terbangun kira-kira jam 4 pagi. Entah mengapa tiba-tiba terlintas di pikiran doa pagi yang dahulu diajarkan oleh seorang katekis waktu saya dipersiapkan untuk menyambut komuni pertama. Doa hafalan ini bila didoakan dan direnungkan, memiliki makna yang mendalam. Semoga bermanfaat)
DOA PAGI
Ya Tuhanku dan Allahku
Aku berlutut di hadapanMu dan bersembah sujud kepadaMu, Raja tertinggi.
Aku mengucap syukur kepadaMu atas segala kemurahanMu,
terlebih atas perlindunganMu pada malam tadi.
Aku menyerahkan kepadaMu jiwaku, badanku dan segala milikku.
Aku mempersembahkan kepadaMu segala perbuatan yang akan kulakukan para hari ini
untuk menghormati Engkau dan untuk menyelamatkan jiwaku.
Aku bermaksud sungguh-sungguh hidup sebagai muridmu
dan tidak akan menghina Engkau. Amin
DOA PAGI
Ya Tuhanku dan Allahku
Aku berlutut di hadapanMu dan bersembah sujud kepadaMu, Raja tertinggi.
Aku mengucap syukur kepadaMu atas segala kemurahanMu,
terlebih atas perlindunganMu pada malam tadi.
Aku menyerahkan kepadaMu jiwaku, badanku dan segala milikku.
Aku mempersembahkan kepadaMu segala perbuatan yang akan kulakukan para hari ini
untuk menghormati Engkau dan untuk menyelamatkan jiwaku.
Aku bermaksud sungguh-sungguh hidup sebagai muridmu
dan tidak akan menghina Engkau. Amin
BUTIR-BUTIR PEMERIKSAAN BATIN BERDASARKAN 10 PERINTAH ALLAH
(Berikut ini bahan katekese tentang butir-butir pemeriksaan batin berdasarkan 10 Perintah Allah, sebagai persiapan untuk menyambut Sakramen Tobat. Bahan ini dapat dipakai sebagai bahan tambahan dalam Tema Mistagogi: Sakramem Tobat, atau dipergunakan dalam ibadat tobat untuk penyambutan sakramaen tobat yang pertama kali untuk para baptisan baru lansia)
I. Akulah Tuhan Allahmu. Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepada-Ku saja dan cintailah Aku lebih dari segala sesuatu.▪ Apakah aku menyediakan waktu setiap hari untuk berdoa kepada Tuhan?
▪ Apakah aku percaya akan takhyul dan jimat, dan bukannya percaya kepada Tuhan saja?
▪ Pernahkah aku menolak ajaran Gereja atau menyangkal bahwa aku seorang Katolik?
▪ Apakah aku sering menggerutu dalam menjalankan kehendak Tuhan dalam hidupku?
▪ Apakah aku menolak untuk menerima permasalahan yang datang dalam hidupku sebagai cara untuk mendatangkan keselamatan?
▪ Apakah aku sering kuatir dalam kehidupan karena kekurangpercayaanku terhadap penyelenggaraan Allah?
▪ Apakah aku gagal untuk menjadi saksi Kristus, baik dengan perkataan maupun perbuatan?
▪ Apakah aku menjadi anggota dari suatu organisasi yang melawan ajaran Katolik?
▪ Apakah aku tidak setia dalam doa harianku?
▪ Apakah aku tidak membuat prioritas dan mencoba dengan sekuat tenaga untuk hidup kudus?
▪ Apakah aku ragu-ragu tentang iman Katolik?
▪ Apakah aku selalu percaya kepada Tuhan, terutama dalam kemalangan dan pencobaan?
▪ Apakah ada allah-allah lain di hidupku: uang, kesenangan, seks, keberhasilan, popularitas, kekuasaan, terobsesi dengan penampilan ….?
II. Jangan menyebut Nama Tuhan Allah-mu dengan tidak hormat.
▪ Pernahkah aku menyebut nama “Tuhan” atau “Yesus” dengan tidak hormat?
▪ Pernahkah aku menggunakan kata-kata kotor atau mengumpat? Apakah aku mengharapkan yang jahat bagi orang lain?
III. Kuduskanlah hari Tuhan.
▪ Pernahkah aku tidak pergi ke Misa pada hari Minggu atau pada hari yang diwajibkan?
▪ Apakah aku datang terlambat ke gereja atau apakah aku pulang lebih awal? Apakah aku berusaha khidmat dan menaruh perhatian selama Misa?
▪ Apakah aku menjadikan Hari Minggu sebagai hari untuk berdoa dan beristirahat?
▪ Apakah aku membaca Kitab suci setiap hari?
I. Akulah Tuhan Allahmu. Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepada-Ku saja dan cintailah Aku lebih dari segala sesuatu.▪ Apakah aku menyediakan waktu setiap hari untuk berdoa kepada Tuhan?
▪ Apakah aku percaya akan takhyul dan jimat, dan bukannya percaya kepada Tuhan saja?
▪ Pernahkah aku menolak ajaran Gereja atau menyangkal bahwa aku seorang Katolik?
▪ Apakah aku sering menggerutu dalam menjalankan kehendak Tuhan dalam hidupku?
▪ Apakah aku menolak untuk menerima permasalahan yang datang dalam hidupku sebagai cara untuk mendatangkan keselamatan?
▪ Apakah aku sering kuatir dalam kehidupan karena kekurangpercayaanku terhadap penyelenggaraan Allah?
▪ Apakah aku gagal untuk menjadi saksi Kristus, baik dengan perkataan maupun perbuatan?
▪ Apakah aku menjadi anggota dari suatu organisasi yang melawan ajaran Katolik?
▪ Apakah aku tidak setia dalam doa harianku?
▪ Apakah aku tidak membuat prioritas dan mencoba dengan sekuat tenaga untuk hidup kudus?
▪ Apakah aku ragu-ragu tentang iman Katolik?
▪ Apakah aku selalu percaya kepada Tuhan, terutama dalam kemalangan dan pencobaan?
▪ Apakah ada allah-allah lain di hidupku: uang, kesenangan, seks, keberhasilan, popularitas, kekuasaan, terobsesi dengan penampilan ….?
II. Jangan menyebut Nama Tuhan Allah-mu dengan tidak hormat.
▪ Pernahkah aku menyebut nama “Tuhan” atau “Yesus” dengan tidak hormat?
▪ Pernahkah aku menggunakan kata-kata kotor atau mengumpat? Apakah aku mengharapkan yang jahat bagi orang lain?
III. Kuduskanlah hari Tuhan.
▪ Pernahkah aku tidak pergi ke Misa pada hari Minggu atau pada hari yang diwajibkan?
▪ Apakah aku datang terlambat ke gereja atau apakah aku pulang lebih awal? Apakah aku berusaha khidmat dan menaruh perhatian selama Misa?
▪ Apakah aku menjadikan Hari Minggu sebagai hari untuk berdoa dan beristirahat?
▪ Apakah aku membaca Kitab suci setiap hari?
Minggu, 15 Agustus 2010
MISTAGOGI LANSIA : TATACARA PENERIMAAN SAKRAMEN TOBAT
Bahan Mistagogi Katekese Lansia:
TEMA : TATACARA PENERIMAAN SAKRAMEN TOBAT
PERSIAPAN : PEMERIKSAAN BATIN
Pemeriksaan batin dilakukan sebelum pengakuan dosa pribadi, sebaiknya di lakukan dalam masa tenang, dapat dilakukan di rumah ataupun di gereja. Hal yang sangat membantu dalam pemeriksaan batin adalah :
- Berdoa kepada Roh Kudus mohon penerangan dan ketulusan hati untuk dapat melihat kembali perjalanan hidup kita. Pikiran dan perbuatan-perbuatan tidak baik apa saja yang sudah kita lakukan kepada keluarga, lingkungan sekitar, teman, masyarakat, gereja? Seberapa berat /seringkah kita melakukan itu ?
- Membaca teks Kitab suci untuk membantu kita merenungkan akibat dosa, besarnya kasih Tuhan dan kesediaanNya untuk mengampuni kita.
- Memeriksa diri dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan mengenai tugas kita kepada Tuhan, sesama dan diri sendiri.
Salah satu sarana untuk Pemeriksaan Batin dapat mengacu pada perintah Allah, perintah gereja, sabda bahagia.
Sabtu, 14 Agustus 2010
MISTAGOGI LANSIA : SAKRAMEN TOBAT
Bahan Mistagogi Katekese Lansia:
TEMA : SAKRAMEN TOBAT
Referensi biblis :
Yoh 20: 19-23 ; Luk 15:11-23 (kisah anak yang hilang);
Pokok-pokok Iman dan Refleksi :
Arti dosa, proses terjadinya dosa & akibat dosa :
Apakah DOSA itu? dosa adalah melawan Tuhan, namun secara bersamaan melawan akal budi, kebenaran, dan hati nurani yang benar, sehingga menimbulkan ketidaktenangan dan rasa bersalah. Apakah ada rasa "tidak enak" terhadap seseorang dalam hati Anda? coba sharingkan
- Gereja Katolik mengenal dua macam dosa, yaitu:
1. Dosa berat atau “mortal sin“, adalah melawan kasih secara langsung, jadi dosa berat secara langsung menghancurkan kasih di dalam hati manusia, sehingga tidak mungkin Tuhan dapat bertahta di dalam hati manusia.
2. Dosa ringan atau “venial sin“, adalah dosa yang memperlemah kasih.
Dosa berat atau ringan tergantung dari sampai seberapa jauh dosa membuat seseorang menyimpang dari tujuan akhir, yaitu Tuhan. Dan persatuan dengan Tuhan hanya dimungkinkan melalui kasih. Jika dosa tertentu membuat seseorang menyimpang terlalu jauh sampai mengaburkan dan berbelok dari tujuan akhir, maka itu adalah dosa berat.
- Apakah efek / akibat dari dosa? Dosa menghancurkan relasi kita dengan Tuhan, yaitu dengan menghancurkan prinsip vital kehidupan kita yaitu kasih. Seperti 10 perintah Allah, dibagi menjadi 2, yaitu : Perintah (1-3) : kasih kepada Tuhan, dan Perintah (4-10) : kasih kepada sesama, maka dosa juga mempunyai dua efek, yaitu: mempengaruhi hubungan kita dengan TUHAN dan mempengaruhi hubungan kita dengan SESAMA. Jadi dapat dikatakan tidak ada dosa yang bersifat pribadi. Jadi semua dosa kita akan berakibat kepada seluruh kehidupan kita. Misalnya : seorang ayah yang sering marah-marah di rumah akan mempengaruhi seluruh anggota di rumahnya, menyebabkan istri dan anak-anak ketakutan. Biasanya anak-anaknya pun tumbuh dewasa sebagai pemarah. Bagaimana kehidupan keseharian Anda? Apakah masih ada tanda-tanda ketidakhadiran damai sejahtera? coba renungkan apa penyebabnya.
TEMA : SAKRAMEN TOBAT
Referensi biblis :
Yoh 20: 19-23 ; Luk 15:11-23 (kisah anak yang hilang);
Pokok-pokok Iman dan Refleksi :
Arti dosa, proses terjadinya dosa & akibat dosa :
Apakah DOSA itu? dosa adalah melawan Tuhan, namun secara bersamaan melawan akal budi, kebenaran, dan hati nurani yang benar, sehingga menimbulkan ketidaktenangan dan rasa bersalah. Apakah ada rasa "tidak enak" terhadap seseorang dalam hati Anda? coba sharingkan
- Gereja Katolik mengenal dua macam dosa, yaitu:
1. Dosa berat atau “mortal sin“, adalah melawan kasih secara langsung, jadi dosa berat secara langsung menghancurkan kasih di dalam hati manusia, sehingga tidak mungkin Tuhan dapat bertahta di dalam hati manusia.
2. Dosa ringan atau “venial sin“, adalah dosa yang memperlemah kasih.
Dosa berat atau ringan tergantung dari sampai seberapa jauh dosa membuat seseorang menyimpang dari tujuan akhir, yaitu Tuhan. Dan persatuan dengan Tuhan hanya dimungkinkan melalui kasih. Jika dosa tertentu membuat seseorang menyimpang terlalu jauh sampai mengaburkan dan berbelok dari tujuan akhir, maka itu adalah dosa berat.
- Apakah efek / akibat dari dosa? Dosa menghancurkan relasi kita dengan Tuhan, yaitu dengan menghancurkan prinsip vital kehidupan kita yaitu kasih. Seperti 10 perintah Allah, dibagi menjadi 2, yaitu : Perintah (1-3) : kasih kepada Tuhan, dan Perintah (4-10) : kasih kepada sesama, maka dosa juga mempunyai dua efek, yaitu: mempengaruhi hubungan kita dengan TUHAN dan mempengaruhi hubungan kita dengan SESAMA. Jadi dapat dikatakan tidak ada dosa yang bersifat pribadi. Jadi semua dosa kita akan berakibat kepada seluruh kehidupan kita. Misalnya : seorang ayah yang sering marah-marah di rumah akan mempengaruhi seluruh anggota di rumahnya, menyebabkan istri dan anak-anak ketakutan. Biasanya anak-anaknya pun tumbuh dewasa sebagai pemarah. Bagaimana kehidupan keseharian Anda? Apakah masih ada tanda-tanda ketidakhadiran damai sejahtera? coba renungkan apa penyebabnya.
Kamis, 12 Agustus 2010
TANTANGAN DAN PELUANG UPAYA PENGEMBANGAN KATEKESE DI INDONESIA
Pendahuluan
Dari data yang ada, 50% jumlah penduduk dunia ada di Asia dan dari jumlah itu, jumlah umat Katolik di Asia hanya 2,4% dari total jumlah penduduk dan bahkan jika Filipina tidak dihitung maka jumlahnya kurang dari 1%. Memang populasi umat Katolik di Asia sangat kecil. Di Indonesia, tidak berbeda keadaannya dengan keadaan umum Asia. Dari data tahun 1997 (Katalog Gereja Katolik Indonesia 1997 - KWI) jumlah umat Katolik Indonesia hanya sekitar 5% dari total jumlah penduduk Indonesia, dan saat ini dipastikan akan sangat berkurang dengan lepasnya Timor Timur dari Indonesia.
Memang sungguh suatu ironi bahwa kekristenan, yang sebenarnya lahir di Asia, menjadi suatu agama yang asing di Asia sendiri, termasuk di Indonesia. Masyarakat Indoensia pada umumnya lebih merasa bahwa Islam adalah agama asli Indonesia dan Kristen adalah agama asing (walaupun pandangan itu tidaklah benar, karena keduanya memang bukan agama asli Indonesia). Ke-terasing-nya kekristenan ini bukan karena kekristenan menganut paham yang dianggap ‘lain’ dari yang telah ada. Itu semua lebih disebabkan karena gereja setempat mengambil jarak dari urus utama/umum kehidupan, sejarah, perjuangan dan aspirasi-aspirasi rakyat Asia. Singkatnya, Gereja setempat tidak mengidentifikasikan diri dengan rakyat, tidak menyatu dengan rakyat kendati cukup banyak melakukan amal kasih. Gereja selama iini terjebak memposisikan diri menjadi semacam “penolong yang datang atas”, sehingga terjadi kesenjangan antara Gereja dan masyarakat setempat.
Sidang FABC (Federation of Asian Bishops Conference = Federasi Konferensi-Konferensi para Uskup Asia), menandai permulaan kesadaran baru akan sekian banyaknya ikatan tradisional, yang menyatukan pelbagai bangsa-bangsa di kawasan Asia. Kendati ada banyak perbedaan, bangsa-bangsa Asia terhimpun oleh kekerabatan rohani dan pusaka warisan bersama nilai-nilai susila dan keagamaan. Sidang FABC juga memberikan kesadaran baru akan visi. misi dan orientasi pembangunan gereja lokal di Asia berdasarkan dialog dan inkulturasi dengan tradisi-tradisi, kebudayaan-kebudayaan dan situasi-situasi hidup khas Asia.
Tantangan dan Peluang
Dari data yang ada, 50% jumlah penduduk dunia ada di Asia dan dari jumlah itu, jumlah umat Katolik di Asia hanya 2,4% dari total jumlah penduduk dan bahkan jika Filipina tidak dihitung maka jumlahnya kurang dari 1%. Memang populasi umat Katolik di Asia sangat kecil. Di Indonesia, tidak berbeda keadaannya dengan keadaan umum Asia. Dari data tahun 1997 (Katalog Gereja Katolik Indonesia 1997 - KWI) jumlah umat Katolik Indonesia hanya sekitar 5% dari total jumlah penduduk Indonesia, dan saat ini dipastikan akan sangat berkurang dengan lepasnya Timor Timur dari Indonesia.
Memang sungguh suatu ironi bahwa kekristenan, yang sebenarnya lahir di Asia, menjadi suatu agama yang asing di Asia sendiri, termasuk di Indonesia. Masyarakat Indoensia pada umumnya lebih merasa bahwa Islam adalah agama asli Indonesia dan Kristen adalah agama asing (walaupun pandangan itu tidaklah benar, karena keduanya memang bukan agama asli Indonesia). Ke-terasing-nya kekristenan ini bukan karena kekristenan menganut paham yang dianggap ‘lain’ dari yang telah ada. Itu semua lebih disebabkan karena gereja setempat mengambil jarak dari urus utama/umum kehidupan, sejarah, perjuangan dan aspirasi-aspirasi rakyat Asia. Singkatnya, Gereja setempat tidak mengidentifikasikan diri dengan rakyat, tidak menyatu dengan rakyat kendati cukup banyak melakukan amal kasih. Gereja selama iini terjebak memposisikan diri menjadi semacam “penolong yang datang atas”, sehingga terjadi kesenjangan antara Gereja dan masyarakat setempat.
Sidang FABC (Federation of Asian Bishops Conference = Federasi Konferensi-Konferensi para Uskup Asia), menandai permulaan kesadaran baru akan sekian banyaknya ikatan tradisional, yang menyatukan pelbagai bangsa-bangsa di kawasan Asia. Kendati ada banyak perbedaan, bangsa-bangsa Asia terhimpun oleh kekerabatan rohani dan pusaka warisan bersama nilai-nilai susila dan keagamaan. Sidang FABC juga memberikan kesadaran baru akan visi. misi dan orientasi pembangunan gereja lokal di Asia berdasarkan dialog dan inkulturasi dengan tradisi-tradisi, kebudayaan-kebudayaan dan situasi-situasi hidup khas Asia.
Tantangan dan Peluang
Selasa, 10 Agustus 2010
BAHAN REKOLEKSI WALI BAPTIS
Menjadi wali baptis adalah sebuah karya panggilan dalam Gereja yang sangat mulia, bukan saja itu diamanatkan dalam Tradisi dan Kitab Suci, tetapi terlebih karena memang tugasnya yang mahapenting, yaitu menghantar para Baptisan baru sampai pada Pembaptisan dan sekaligus mendampingi dan memberi teladan agar para baptisan baru dapat memenuhi segala janji baptisnya sehingga menjadi pribadi kristiani yang dewasa.
Oleh karena itu, sebelum melaksanakan tugas sebagai wali baptis, sangat dianjurkan para wali baptis mengikuti rekoleksi khusus wali baptis. Banyak Gereja juag telah melakukan hal ini.
Bahan-bahan untuk rekoleksi wali baptis juga sangat beragam. Kami mencoba menyusun salah satu bahan yang sangat berguna untuk dibagikan pada para wali baptis. bahan tersebut dapat didownload dengan KLIK DI SINI
Semoga bermanfaat.
Oleh karena itu, sebelum melaksanakan tugas sebagai wali baptis, sangat dianjurkan para wali baptis mengikuti rekoleksi khusus wali baptis. Banyak Gereja juag telah melakukan hal ini.
Bahan-bahan untuk rekoleksi wali baptis juga sangat beragam. Kami mencoba menyusun salah satu bahan yang sangat berguna untuk dibagikan pada para wali baptis. bahan tersebut dapat didownload dengan KLIK DI SINI
Semoga bermanfaat.
TEMA XVII: MENJADI SAKSI KRISTUS
Pertemuan 27 Katekese Lansia:
TEMA : MENJADI SAKSI KRISTUS
Dalam pertemuan katekese yang ke-27 ini, para katekumen diajak untuk belajar dan mengalami bagaimana umat yang telah percaya kepada Yesus berkarya bagi Gereja dan masyarakat.
Dalam pertemuan dapat diberikan sharing panggilan sebagai pewarta dan pelayan oleh katekis / Legionaire Maria yang mendampingi lansia yang bersangkutan. Kesaksian ini harus diolah terlebih dahulu agar nmenyentuh dan menarik bagi para katekumen lansia, sehingga mereka terdorong juga untuk memulai berkarya dengan segala keterbatasan mereka sebagai lansia. Dalam sharing perlu juga disampaikan suka-duka atau jatuh bangun dalam pelayanan dan terutama segala kabaikan dan rahmat Tuhan yang dialami melalui karya pelayanan yang diberikan.
Bila dirasa sulit untuk memberikan sharing atau ketidaksiapan pendamping, dapat juga dibacakan: kisah para kudus atau kesaksian hidup umat beriman
Di akhir pertemuan harus ditegaskan kembali sikap penyerahan hidup total kepada Yesus dan perutusan kepada kita semua menjadi saksi hidup bagi kemuliaan Tuhan..
TEMA : MENJADI SAKSI KRISTUS
Dalam pertemuan katekese yang ke-27 ini, para katekumen diajak untuk belajar dan mengalami bagaimana umat yang telah percaya kepada Yesus berkarya bagi Gereja dan masyarakat.
Dalam pertemuan dapat diberikan sharing panggilan sebagai pewarta dan pelayan oleh katekis / Legionaire Maria yang mendampingi lansia yang bersangkutan. Kesaksian ini harus diolah terlebih dahulu agar nmenyentuh dan menarik bagi para katekumen lansia, sehingga mereka terdorong juga untuk memulai berkarya dengan segala keterbatasan mereka sebagai lansia. Dalam sharing perlu juga disampaikan suka-duka atau jatuh bangun dalam pelayanan dan terutama segala kabaikan dan rahmat Tuhan yang dialami melalui karya pelayanan yang diberikan.
Bila dirasa sulit untuk memberikan sharing atau ketidaksiapan pendamping, dapat juga dibacakan: kisah para kudus atau kesaksian hidup umat beriman
Di akhir pertemuan harus ditegaskan kembali sikap penyerahan hidup total kepada Yesus dan perutusan kepada kita semua menjadi saksi hidup bagi kemuliaan Tuhan..
Selasa, 03 Agustus 2010
PERSIAPAN-PERSIAPAN DALAM RANGKA PENERIMAAN SAKRAMEN-SAKRAMEN INISIASI (BAPTIS, KRISMA, EKARISTI)
Setelah melalui berbagai proses pembinaan dan pendampingan selama kurang lebih 1 tahun, sungguh menjadi sebuah kegembiraan yang harus disyukuri bahwa saat penerimaan para katekumen dalam Gereja katolik semakin dekat. Masih sangat jelas terasa bagaimana perjuangan para Pembina/Katekis dalam ikut memperjuangkan para katekumennya agar dapat menerima rahmat Pembaptisan, Penguatan dan Ekaristi. Apresiasi pribadi saya sampaikan kepada Ibu Jeny Triratna Dewi yang dengan segala pengorbanan yang diberikan telah berjuang agar semua katekumen lansia dapat menerima Pembaptisan. Terima kasih juga kepada Fasilitator Katekese Paroki kita: Ps. B. Herman Tjahja, SJ, yang dengan setia dan sabar meluangkan waktu dan perhatian bagi para Katekis dan terutama pada Katekumen yang jumlahnya tidak sedikit dalam proses wawancara pada bulan Juni dan Juli yang lalu.
Jumlah peserta (katekumen calon baptis) dalam perayaan kali ini adalah 88 orang. Mereka berasal dari kelompok-kelompok katekumenat :
- Kel. Katekumenat Lansia: St. Anna dan St. Yoakim : 17 orang
- Kel. Katekumenat Dewasa : St. Agustinus : 43 orang
- Kel. Katekumenat Remaja : St. Theresia Kanak-kanak Yesus : 11 orang
- Kel. Katekumenat Remaja-Dewasa: St. Fransiskus Xaverius : 6 orang
- Kel. katekumenat Anak-anak: St. Theresia Avilla : 11 orang.
Sehubungan dengan makin dekatnya hari penerimaan sakramen-sakramen inisiasi (baptis, Krisma dan Ekaristi), maka perlu diperhatikan beberapa persiapan dalam rangka pelaksanaan penerimaan sakramen-sakramen inisiasi tersebut.
Jumlah peserta (katekumen calon baptis) dalam perayaan kali ini adalah 88 orang. Mereka berasal dari kelompok-kelompok katekumenat :
- Kel. Katekumenat Lansia: St. Anna dan St. Yoakim : 17 orang
- Kel. Katekumenat Dewasa : St. Agustinus : 43 orang
- Kel. Katekumenat Remaja : St. Theresia Kanak-kanak Yesus : 11 orang
- Kel. Katekumenat Remaja-Dewasa: St. Fransiskus Xaverius : 6 orang
- Kel. katekumenat Anak-anak: St. Theresia Avilla : 11 orang.
Sehubungan dengan makin dekatnya hari penerimaan sakramen-sakramen inisiasi (baptis, Krisma dan Ekaristi), maka perlu diperhatikan beberapa persiapan dalam rangka pelaksanaan penerimaan sakramen-sakramen inisiasi tersebut.
Sabtu, 31 Juli 2010
PEMBUKAAN KELAS KATEKUMEN BARU
Mulai minggu ini telah dibuka Pendaftaran baru bagi calon katekumen kelompok usia dewasa atau telah menikah di Kelompok Katekumen St. Agustinus, Paroki St. Petrus dan Paulus Mangga Besar, Jakarta Barat. Rencana pembukaan kelas katekumen baru ini akan mulai diumumkan pada awal Agustus sampai dengan Bulan September 2010. Pendaftar (Calon Katekumen) dapat menghubungi Sekretariat Paroki St. Petrus dan Paulus Mangga Besar Jakarta Barat, atau melalui EMAIL Moderator blog ini, atau menulis komentar anda pada akhir posting ini, atau dapat langsung datang di kelas Pembinaan di Lt.3 Gedung Paroki, setiap hari Rabu malam jam 19.00 - 21.00 WIB.
Apakah yang boleh mendaftar hanya dari Paroki St. Petrus dan Paulus Mangga Besar?
Meneruskan kebijakan kelompok katekumen St, Agustinus sebelumnya, maka pendaftar dari luar wilayah Paroki Mangga Besar juga diperkenankan untuk mendaftar dan mengikuti kelas Katekumenat, tetapi perlu ditegaskan pula (lihat 3 syarat di bawah) bahwa katekumen ybs tetap harus mendaftarkan diri dan mulai ikut aktif di wilayah/lingkungan di Paroki domisili katekumen ybs.
Apakah yang boleh mendaftar hanya dari Paroki St. Petrus dan Paulus Mangga Besar?
Meneruskan kebijakan kelompok katekumen St, Agustinus sebelumnya, maka pendaftar dari luar wilayah Paroki Mangga Besar juga diperkenankan untuk mendaftar dan mengikuti kelas Katekumenat, tetapi perlu ditegaskan pula (lihat 3 syarat di bawah) bahwa katekumen ybs tetap harus mendaftarkan diri dan mulai ikut aktif di wilayah/lingkungan di Paroki domisili katekumen ybs.
Selasa, 27 Juli 2010
FORMULIR (BLANKO) REKAP DATA PENERIMA SAKRAMEN
Sehubungan dengan makin dekatnya jadwal penerimaan sakramen-sakramen inisiasi: Baptis, Krisma dan Ekaristi (serta Perkawinan), pada Bulan Agustus mendatang, maka kami mengingatkan kepada para Katekis (Pembina) dari kelompok-kelompok Katekumen :
Formulir ini setelah diisi mohon dibawa pada waktu rapat gabungan para Pembina (Katekis) yang akan datang. Sedangkan data-data calon baptis termasuk formulir-formulir (hijau, putih, kuning), sesuai keputusan rapat Sie Katekese pada tgl. 23 Juli yang lalu harap langsung diserahkan ke Sekretariat Paroki St. Petrus dan Paulus Mangga Besar, paling lambat pada waktu latihan pertama : tgl. 5 Agustus 2010.
Dengan ini diingatkan juga bahwa rapat gabungan para Pembina (katekis) untuk persiapan baptisan bulan Agustus yang akan datang akan diselenggarakan pada
Hari : MINGGU
Tanggal : 1 AGUSTUS 2010
Jam : 11.00 WIB
Tempat : Gedung Paroki Lt. Dasar (ruang Bina Iman)
Acara : - Pengumpulan Data
- Penyusunan, Pengumpulan dan Tata Laksana Budgetting
- Tata Laksana Hari "H"
- Rencana LPJ
- Lain-lain
Demikian, kita semua berharap dan berdoa agar segala rencana yang telah kita susun bersama dapat terlaksana dengan baik dan lancar dan sesuai dengan kehendak Allah yang Mahatinggi yang kita muliakan dalam setiap karya pelayanan kita. Amin
- St. Anna dan Yoakim (kelompok katekumen lansia)
- St. Agustinus (kelompok katekumen dewasa)
- St. Fransiskus Xaverius (kelompok katekumen Remaja-Dewasa)
- St. Theresia Kanak-kanak Yesus (kelompok katekumen Remaja)
- St. Theresia Avilla (kelompok katekumen anak-anak)
Formulir ini setelah diisi mohon dibawa pada waktu rapat gabungan para Pembina (Katekis) yang akan datang. Sedangkan data-data calon baptis termasuk formulir-formulir (hijau, putih, kuning), sesuai keputusan rapat Sie Katekese pada tgl. 23 Juli yang lalu harap langsung diserahkan ke Sekretariat Paroki St. Petrus dan Paulus Mangga Besar, paling lambat pada waktu latihan pertama : tgl. 5 Agustus 2010.
Dengan ini diingatkan juga bahwa rapat gabungan para Pembina (katekis) untuk persiapan baptisan bulan Agustus yang akan datang akan diselenggarakan pada
Hari : MINGGU
Tanggal : 1 AGUSTUS 2010
Jam : 11.00 WIB
Tempat : Gedung Paroki Lt. Dasar (ruang Bina Iman)
Acara : - Pengumpulan Data
- Penyusunan, Pengumpulan dan Tata Laksana Budgetting
- Tata Laksana Hari "H"
- Rencana LPJ
- Lain-lain
Demikian, kita semua berharap dan berdoa agar segala rencana yang telah kita susun bersama dapat terlaksana dengan baik dan lancar dan sesuai dengan kehendak Allah yang Mahatinggi yang kita muliakan dalam setiap karya pelayanan kita. Amin
Selasa, 20 Juli 2010
DOA MALAM
Bapa yang penuh kasih sayang,
Terima kasih untuk hari yang baru berlalu.
Terima kasih untuk berkatMu sepanjang hari ini
bagi jiwa dan raga kami sekeluarga.
Terima kasih untuk perlindungan dan penyertaanMu.
Terima kasih untuk pertolonganMu
bagi setiap orang dalam keluarga kami.
Berkatilah, ya Bapa, setiap orang yang telah bermurah hati
kepada kami sekeluarga.
(...dilanjutkan dengan refleksi dan doa tobat...)
Terima kasih untuk hari yang baru berlalu.
Terima kasih untuk berkatMu sepanjang hari ini
bagi jiwa dan raga kami sekeluarga.
Terima kasih untuk perlindungan dan penyertaanMu.
Terima kasih untuk pertolonganMu
bagi setiap orang dalam keluarga kami.
Berkatilah, ya Bapa, setiap orang yang telah bermurah hati
kepada kami sekeluarga.
(...dilanjutkan dengan refleksi dan doa tobat...)
Senin, 19 Juli 2010
PELAYANAN IMAN KEPADA YANG SAKIT DAN YANG MENINGGAL DUNIA
(Materi pelayanan iman seputar kematian ini dapat dipakai sebagai bahan tambahan pada tema ke-26 Katekese Lansia: Hidup Kekal. Tapi dapat juga dibahas tersendiri dalam pertemuan ke-27 Katekese Lansia. Proses Katekese dapat diawali dengan sharing seputar pendampingan orang sakit atau pengalaman mendapmpingi orang yang dalam bahaya kematian).
- Bagi seorang beriman, kematian adalah peristiwa iman. Sebab pada saat kematian, kita mengambil bagian dalam misteri Paskah Kristus, bersama Dia kita beralih dari dunia fana ke dalam kehidupan kekal. Jadi kematian adalah pintu masuk ke dalam hidup abadi. Menurut tradisi iman Katolik, ada beberapa hal yang dapat dilakukan dan perlu diperhatikan mengenai pelayanan seputar kematian :
Pelayanan kepada yang sakit
- Bagi seorang beriman, kematian adalah peristiwa iman. Sebab pada saat kematian, kita mengambil bagian dalam misteri Paskah Kristus, bersama Dia kita beralih dari dunia fana ke dalam kehidupan kekal. Jadi kematian adalah pintu masuk ke dalam hidup abadi. Menurut tradisi iman Katolik, ada beberapa hal yang dapat dilakukan dan perlu diperhatikan mengenai pelayanan seputar kematian :
Pelayanan kepada yang sakit
- Dalam keadaan sakit, seringkali seseorang mudah berputus asa dan mulai goyah imannya akan Tuhan yang berbelas kasih. Kepedulian dan empati umat dengan melakukan kunjungan, doa dan kepedulian akan memperteguh iman yang sakit dan keluarganya dalam menghadapi cobaan hidup yang terasa sulit.
- pelayanan kepada umat yang sakit adalah pelaksanaan amanat Yesus dalam Matius 25:35-40: “Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” Pelayanan/kunjungan-kunjungan kepada yang sakit bertujuan untuk memberinya peneguhan agar tak putus asa dalam menghadapi sakitnya, juga untuk meneguhkan keluarga yang sedang dalam kesulitan. Partisipasi umat gereja/lingkungan untuk peduli dan membantu keluarga yang sakit merupakan bentuk nyata iman dan cinta kita kepada Tuhan sendiri.
Minggu, 18 Juli 2010
TEMA XXVI: HIDUP KEKAL
Pertemuan 26 Katekese Lansia:
TEMA : HIDUP KEKAL
Referensi biblis :
Luk 16:19-31
Pokok-pokok iman dan refleksi:
- Hidup manusia di dunia sifatnya fana/sementara, artinya cepat atau lambat, hidup kita berakhir dengan kematian. Kemanakah kita setelah meninggal? Apa yang terjadi setelah kematian? Bagaimana kita mempersiapkan kematian secara katolik?
- Dalam syahadat kalimat terakhir kita ucapkan:
Aku Percaya .........
Kebangkitan Badan dan Kehidupan Kekal.
Dalam syahadat kita ucapkan kepercayaan kita akan kehidupan kekal, kehidupan abadi. Bagaimana kehidupan abadi itu digambarkan dan dijelaskan oleh iman kita ?
- Setiap orang Kristen yang telah dibaptis diikutsertakan secara penuh dalam kehidupan Yesus Kristus, Putera Allah, Penebus Ilahi. “Kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.” (Rom 6:4-5). Jadi setiap orang yang telah dibaptis diberi hidup baru yang sama dengan hidup Yesus yang telah bangkit. Mereka seperti ditanami benih kehidupan abadi. Dan hidup abadi itu diterima penuh ketika mereka diubah oleh kematian untuk menerima hidup kekal. Maka dengan persatuan dengan kebangkitan Kristus kematian bukan lagi saat akhir yang menakutkan, malah dalam iman, kematian merupakan saat yang diharapkan, karena kematian itu menjadi awal (pintu) yang membawa manusia memasuki hidup abadi, bertemu dengan Tuhan Yesus, yang mencintai dan telah menyerahkan nyawanya untuk kita.
TEMA : HIDUP KEKAL
Referensi biblis :
Luk 16:19-31
Pokok-pokok iman dan refleksi:
- Hidup manusia di dunia sifatnya fana/sementara, artinya cepat atau lambat, hidup kita berakhir dengan kematian. Kemanakah kita setelah meninggal? Apa yang terjadi setelah kematian? Bagaimana kita mempersiapkan kematian secara katolik?
- Dalam syahadat kalimat terakhir kita ucapkan:
Aku Percaya .........
Kebangkitan Badan dan Kehidupan Kekal.
Dalam syahadat kita ucapkan kepercayaan kita akan kehidupan kekal, kehidupan abadi. Bagaimana kehidupan abadi itu digambarkan dan dijelaskan oleh iman kita ?
- Setiap orang Kristen yang telah dibaptis diikutsertakan secara penuh dalam kehidupan Yesus Kristus, Putera Allah, Penebus Ilahi. “Kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.” (Rom 6:4-5). Jadi setiap orang yang telah dibaptis diberi hidup baru yang sama dengan hidup Yesus yang telah bangkit. Mereka seperti ditanami benih kehidupan abadi. Dan hidup abadi itu diterima penuh ketika mereka diubah oleh kematian untuk menerima hidup kekal. Maka dengan persatuan dengan kebangkitan Kristus kematian bukan lagi saat akhir yang menakutkan, malah dalam iman, kematian merupakan saat yang diharapkan, karena kematian itu menjadi awal (pintu) yang membawa manusia memasuki hidup abadi, bertemu dengan Tuhan Yesus, yang mencintai dan telah menyerahkan nyawanya untuk kita.
Kamis, 15 Juli 2010
TEMA XXV: SAKRAMEN PERKAWINAN
Pertemuan 25 katekese Lansia:
TEMA : SAKRAMEN PERKAWINAN
Referensi biblis :
Ef 5:22-33 ; Mrk 10: 1-12
POKOK-POKOK IMAN TTG SAKRAMEN PERKAWINAN
- Mengapa orang mesti menikah? Untuk apa (apa tujuannya) orang menikah?
Pada kisah penciptaan, Allah menciptakan manusia pertama, laki-laki (Adam) dan perempuan (Hawa), menurut citra Allah (Kej 1:26-27). Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam agar laki-laki itu mendapatkan teman ‘penolong’ yang sepadan dengannya (Kej 2:20), sehingga mereka akhirnya dapat bersatu menjadi satu ‘daging’ (Kej 2:24). Jadi persatuan laki-laki dan perempuan telah direncanakan oleh Allah sejak awal dan sesuai dengan perintahnya kepada mereka, “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu….” (Kej 1:28). Jadi perkawinan antara pria dan wanita berkaitan dengan penciptaan manusia menurut citra Allah.
- Pada Perjanjian Baru, Yesus sendiri menyempurnakan nilai perkawinan ini dengan mengangkatnya menjadi gambaran akan hubungan kasih-Nya kepada Gereja-Nya. Ia sendiri mengasihi Gereja-Nya dengan menyerahkan nyawa-Nya untuk menguduskannya. Para suami dipanggil untuk mengasihi, berkorban dan menguduskan istrinya, sesuai dengan teladan yang diberikan oleh Yesus kepada Gereja-Nya; dan para istri dipanggil untuk menaati suaminya yang disebut sebagai ‘kepala istri’, seperti Gereja sebagai anggota Tubuh Kristus dipanggil untuk taat kepada Kristus, Sang Kepala (lihat Ef 5:22-33)
TEMA : SAKRAMEN PERKAWINAN
Referensi biblis :
Ef 5:22-33 ; Mrk 10: 1-12
POKOK-POKOK IMAN TTG SAKRAMEN PERKAWINAN
- Mengapa orang mesti menikah? Untuk apa (apa tujuannya) orang menikah?
Pada kisah penciptaan, Allah menciptakan manusia pertama, laki-laki (Adam) dan perempuan (Hawa), menurut citra Allah (Kej 1:26-27). Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam agar laki-laki itu mendapatkan teman ‘penolong’ yang sepadan dengannya (Kej 2:20), sehingga mereka akhirnya dapat bersatu menjadi satu ‘daging’ (Kej 2:24). Jadi persatuan laki-laki dan perempuan telah direncanakan oleh Allah sejak awal dan sesuai dengan perintahnya kepada mereka, “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu….” (Kej 1:28). Jadi perkawinan antara pria dan wanita berkaitan dengan penciptaan manusia menurut citra Allah.
- Pada Perjanjian Baru, Yesus sendiri menyempurnakan nilai perkawinan ini dengan mengangkatnya menjadi gambaran akan hubungan kasih-Nya kepada Gereja-Nya. Ia sendiri mengasihi Gereja-Nya dengan menyerahkan nyawa-Nya untuk menguduskannya. Para suami dipanggil untuk mengasihi, berkorban dan menguduskan istrinya, sesuai dengan teladan yang diberikan oleh Yesus kepada Gereja-Nya; dan para istri dipanggil untuk menaati suaminya yang disebut sebagai ‘kepala istri’, seperti Gereja sebagai anggota Tubuh Kristus dipanggil untuk taat kepada Kristus, Sang Kepala (lihat Ef 5:22-33)
Senin, 12 Juli 2010
BAGAIMANA JIKA KEKURANGAN HOSTI UNTUK KOMUNI
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam hal Kekurangan Hosti Suci Untuk Komuni saat Misa berlangsung.
1. Unsur–unsur Hukum Gereja tak hanya berasal dari manusia, melainkan juga ada yang bukan melulu penemuan atau buatan manusia, misalnya sakramen-sakramen yang perayaannya harus benar. Dalam KHK ada peraturan yang mengenainya. Memang banyak hal bisa diatur begini atau begitu, tetapi juga ada hal-hal yang menyangkut iman kita, misalnya akan kehadiran Kristus dalam rupa roti dan anggur. Soal-soal seputar ini tak hanya menyangkut imam, melainkan juga kaum awam, yang dewasa ini makin terlibat di bidang liturgi, dan harus mengetahuinya.
2. Adapun dalam perayaan sakramen ekaristi dapat timbul pelbagai soal, misalnya bila perayaan ekaristi dilaksanakan di luar gereja/kapel jauh dari tabernakel, dapat timbul soal penyediaan hosti yang jumlahnya cukup.
1. Unsur–unsur Hukum Gereja tak hanya berasal dari manusia, melainkan juga ada yang bukan melulu penemuan atau buatan manusia, misalnya sakramen-sakramen yang perayaannya harus benar. Dalam KHK ada peraturan yang mengenainya. Memang banyak hal bisa diatur begini atau begitu, tetapi juga ada hal-hal yang menyangkut iman kita, misalnya akan kehadiran Kristus dalam rupa roti dan anggur. Soal-soal seputar ini tak hanya menyangkut imam, melainkan juga kaum awam, yang dewasa ini makin terlibat di bidang liturgi, dan harus mengetahuinya.
2. Adapun dalam perayaan sakramen ekaristi dapat timbul pelbagai soal, misalnya bila perayaan ekaristi dilaksanakan di luar gereja/kapel jauh dari tabernakel, dapat timbul soal penyediaan hosti yang jumlahnya cukup.
Minggu, 11 Juli 2010
TEMA XXIV: TATA PERAYAAN EKARISTI
Pertemuan 24 Katekese Lansia
TEMA : TATA PERAYAAN EKARISTI
- Perayaan Ekaristi adalah perayaan KEHADIRAN Tuhan Yesus dan seluruh karya penebusanNya secara sakramental dalam Gerejanya (umat beriman). Sebagai perayaan kehadiran Tuhan, kita bisa memahami makna setiap bagian dari Perayaan Ekaristi.
Hal-hal yang perlu dipersiapan sebelum merayakan perayaan Ekaristi :
- Untuk menerima Kristus dalam komuni Ekaristi harus berada dalam keadaan rahmat. Kalau seorang sadar bahwa ia melakukan dosa berat, ia tidak boleh menerima Ekaristi tanpa sebelumnya menerima pengampunan di dalam Sakramen Pengakuan Dosa.
- Sebagai persiapan menyambut Sakramen ini, umat perlu memperhatikan pantang yang diwajibkan Gereja (puasa 1 jam sebelum misa).
- Tingkah laku dan pakaian yang pantas supaya terungkap penghormatan, kekhidmatan dan kegembiraan yang sesuai dengan saat dimana Kristus menjadi tamu kita.
TEMA : TATA PERAYAAN EKARISTI
- Perayaan Ekaristi adalah perayaan KEHADIRAN Tuhan Yesus dan seluruh karya penebusanNya secara sakramental dalam Gerejanya (umat beriman). Sebagai perayaan kehadiran Tuhan, kita bisa memahami makna setiap bagian dari Perayaan Ekaristi.
Hal-hal yang perlu dipersiapan sebelum merayakan perayaan Ekaristi :
- Untuk menerima Kristus dalam komuni Ekaristi harus berada dalam keadaan rahmat. Kalau seorang sadar bahwa ia melakukan dosa berat, ia tidak boleh menerima Ekaristi tanpa sebelumnya menerima pengampunan di dalam Sakramen Pengakuan Dosa.
- Sebagai persiapan menyambut Sakramen ini, umat perlu memperhatikan pantang yang diwajibkan Gereja (puasa 1 jam sebelum misa).
- Tingkah laku dan pakaian yang pantas supaya terungkap penghormatan, kekhidmatan dan kegembiraan yang sesuai dengan saat dimana Kristus menjadi tamu kita.
Jumat, 02 Juli 2010
CONTOH PROSES KATEKESE UNTUK BINA IMAN ANAK
TEMA : BERJAGA-JAGA
I. Tujuan
Setelah proses pertemuan, anak bina iman dapat :
1. memahami bahwa Tuhan Yesus akan datang pada akhir jaman
2. memahami tujuan kedatangan Tuhan Yesus kedua kalinya
3. memahami makna berjaga-jaga
II. Pokok-Pokok Iman
1. Kedatangan Tuhan Yesus untuk kedua kalinya terjadi pada akhir jaman
2. Kedatangan Tuhan Yesus untuk menyelamatkan umat manusia
3. Umat manusia semestinya berjaga-jaga untuk menyambut kedatangan Yesus dengan berbuat hal-hal baik.
III. Sumber bahan
Injil Markus 13 : 24 - 37
I. Tujuan
Setelah proses pertemuan, anak bina iman dapat :
1. memahami bahwa Tuhan Yesus akan datang pada akhir jaman
2. memahami tujuan kedatangan Tuhan Yesus kedua kalinya
3. memahami makna berjaga-jaga
II. Pokok-Pokok Iman
1. Kedatangan Tuhan Yesus untuk kedua kalinya terjadi pada akhir jaman
2. Kedatangan Tuhan Yesus untuk menyelamatkan umat manusia
3. Umat manusia semestinya berjaga-jaga untuk menyambut kedatangan Yesus dengan berbuat hal-hal baik.
III. Sumber bahan
Injil Markus 13 : 24 - 37
PARA MARTIR PERTAMA GEREJA KUDUS ROMA
(artikel ini saya cuplik dari www.pondokrenungan.com melalui wmail yang saya dapatkan. Walaupun terlambat 2 hari, baik juga merenungkan betapa besarnya pengorbanan dan beratnya menjadi para pengikut Kristus, terutama pada awal-awal berdirinya Gereja Kudus. Semoga menguatkan kita yang dalam pelbagai kesulitan dalam perjalanan mengikuti Tuhan Yesus)
Oleh: Shirley Hadisandjaja Mandelli
Pondok Renungan, 30 Juni 2010.
Gereja Katolik hari ini merayakan, sebagaimana dinyatakan oleh Paus Klemens, banyak orang Kristen yang di bunuh di taman Vatikan oleh Kaisar Nero setelah peristiwa pembakaran kota Roma pada tanggal 19 Juli tahun 64.
Menurut martirologi Roma, atas perintah Kaisar Nero, orang-orang Kristen pertama dari Gereja Kudus Roma dibunuh dan disiksa, diantaranya dengan dijadikan santapan anjing-anjing, di salibkan di tiang-tiang dan dibakar hidup-hidup. Mereka semuanya adalah murid dari para Rasul dan buah pertama dari para martir yang dipersembahkan Gereja Roma ke hadapan Tuhan.
Ahli sejarawan Roma, Cornelius Tacitus dalam karyanya 'Annalis' juga mengatakan, "beberapa diantara mereka yang tubuhnya ditutupi oleh kulit hewan liar ditinggalkan begitu saja untuk digerogoti oleh anjing-anjing, beberapa orang lainnya disalibkan, dan ada yang lainnya lagi dibakar pada akhir hari untuk dijadikan sebagai penerangan pada malam hari".
Oleh: Shirley Hadisandjaja Mandelli
Pondok Renungan, 30 Juni 2010.
Gereja Katolik hari ini merayakan, sebagaimana dinyatakan oleh Paus Klemens, banyak orang Kristen yang di bunuh di taman Vatikan oleh Kaisar Nero setelah peristiwa pembakaran kota Roma pada tanggal 19 Juli tahun 64.
Menurut martirologi Roma, atas perintah Kaisar Nero, orang-orang Kristen pertama dari Gereja Kudus Roma dibunuh dan disiksa, diantaranya dengan dijadikan santapan anjing-anjing, di salibkan di tiang-tiang dan dibakar hidup-hidup. Mereka semuanya adalah murid dari para Rasul dan buah pertama dari para martir yang dipersembahkan Gereja Roma ke hadapan Tuhan.
Ahli sejarawan Roma, Cornelius Tacitus dalam karyanya 'Annalis' juga mengatakan, "beberapa diantara mereka yang tubuhnya ditutupi oleh kulit hewan liar ditinggalkan begitu saja untuk digerogoti oleh anjing-anjing, beberapa orang lainnya disalibkan, dan ada yang lainnya lagi dibakar pada akhir hari untuk dijadikan sebagai penerangan pada malam hari".
Rabu, 30 Juni 2010
CONTOH PROSES KATEKESE LINGKUNGAN/WILAYAH DAN EVALUASINYA
Proses Katekese yang saya muat di sini pernah dilaksanakan di Paroki St. Petrus dan Paulus Mangga Besar Jakarta Barat di Wilayah I (St Theresia) pada Hari Kamis Tanggal 7 September 2001 dalam rangka Renungan Bulan KS Nasional. Semoga bermanfaat.
TEMA KATEKESE :
BERSIKAP POSITIP DALAM MENGALAMI KETIDAKADILAN
1. Tujuan
• Membangun kesadaran bahwa keadilan dapat terjadi di mana saja dan bahwa semua orang bertanggung jawab atas terjadinya ketidakadilan.
• Menumbuhkan kesadaran dalam perjuangan keadilan, kasih persaudaraan dan perdamaian
• Membangun sikap positif terhadap pengalaman hidup dalam ketidakadilan
• Mengusahakan pertobatan dengan berbuat hal-hal nyata dalam kehidupan sehari-hari
2. Pemikiran Dasar
Kerenggangan dan ketimpangan yang terjadi di dalam masyarakat, antara lain disebabkan karena adanya perlakuan yang tidak adil yang membedakan antara satu dengan yang lain berdasarkan hal-hal tertentu dan adanya sikap perilaku yang negatif dan kurang bersahabat dengan orang lain di luar kelompoknya dalam pergaulan hidup bersama.
TEMA KATEKESE :
BERSIKAP POSITIP DALAM MENGALAMI KETIDAKADILAN
1. Tujuan
• Membangun kesadaran bahwa keadilan dapat terjadi di mana saja dan bahwa semua orang bertanggung jawab atas terjadinya ketidakadilan.
• Menumbuhkan kesadaran dalam perjuangan keadilan, kasih persaudaraan dan perdamaian
• Membangun sikap positif terhadap pengalaman hidup dalam ketidakadilan
• Mengusahakan pertobatan dengan berbuat hal-hal nyata dalam kehidupan sehari-hari
2. Pemikiran Dasar
Kerenggangan dan ketimpangan yang terjadi di dalam masyarakat, antara lain disebabkan karena adanya perlakuan yang tidak adil yang membedakan antara satu dengan yang lain berdasarkan hal-hal tertentu dan adanya sikap perilaku yang negatif dan kurang bersahabat dengan orang lain di luar kelompoknya dalam pergaulan hidup bersama.
LITANI KERENDAHAN HATI
O Yesus! Yang lemah lembut dan rendah hati, dengarkanlah seruanku.
Dari hasrat untuk dihargai, bebaskanlah aku ya Yesus.
Dari hasrat untuk dikasihi, bebaskanlah aku ya Yesus.
Dari hasrat untuk dikagumi, bebaskanlah aku ya Yesus.
Dari hasrat untuk dihormati, bebaskanlah aku ya Yesus.
Dari hasrat untuk dihargai, bebaskanlah aku ya Yesus.
Dari hasrat untuk dikasihi, bebaskanlah aku ya Yesus.
Dari hasrat untuk dikagumi, bebaskanlah aku ya Yesus.
Dari hasrat untuk dihormati, bebaskanlah aku ya Yesus.
Selasa, 29 Juni 2010
KESAKSIAN RACHEL II: PERJALANAN MENUJU IMAN KATOLIK
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” (Pengkhotbah 3 : 11)
Tak pernah terbayang sebelumnya, kalau pada akhirnya aku akan memilih untuk menjadi seorang Katolik. Ini merupakan keputusan terbesar dalam hidupku setelah pernikahan. Sekali mengatakan “Ya”, berarti untuk selamanya!!
Setelah melalui perjalanan yang panjang dengan liku-likunya, yang terkadang penuh duri dan terasa amat menyakitkan, serta acap kali menemui persimpangan jalan hingga membuatku cukup mengalami depresi, kini aku, dengan langkah pasti dan kepala tegap terangkat, dapat mengarahkan hatiku untuk melangkah memasuki Gereja Katolik.
Ya, Gereja Katolik!
Tak pernah terbayang sebelumnya, kalau pada akhirnya aku akan memilih untuk menjadi seorang Katolik. Ini merupakan keputusan terbesar dalam hidupku setelah pernikahan. Sekali mengatakan “Ya”, berarti untuk selamanya!!
Setelah melalui perjalanan yang panjang dengan liku-likunya, yang terkadang penuh duri dan terasa amat menyakitkan, serta acap kali menemui persimpangan jalan hingga membuatku cukup mengalami depresi, kini aku, dengan langkah pasti dan kepala tegap terangkat, dapat mengarahkan hatiku untuk melangkah memasuki Gereja Katolik.
Ya, Gereja Katolik!
Senin, 28 Juni 2010
KESAKSIAN RACHEL, Seorang Tunanetra
Pengantar:
Saya mengenal Rachel pertama kali ketika masih sama-sama aktif di Laetitia - di bawah naungan Yayasan LDD - KAJ, sebuah wadah pemersatu bagi penyandang cacat atau mereka yang concern dengan masalah-masalah penyandang cacat di Keuskupan Agung Jakarta. Saya juga sempat satu almamater dan bahkan satu fakultas dengannya waktu kami kuliah di FKIP Atmajaya Jakarta, saya di Ilmu Pendidikan Teologi dan dia di Jurusan Bimbingan Konseling. Walaupun menyandang tunanetra (low vision) saya mengenalnya sebagai seorang yang cerdas, berpikiran tajam dan berpandangan luas, sewaktu sama-sama menjadi panitia Yubileum Agung bagi Penyandang Cacat di KAJ, dan yang untuk kegiatan tersebut kami sering sama-sama berkampanye di Gereja-gereja maupun sekolah-sekolah bagi kepentingan dan aksesibilitas Penyandang Cacat di KAJ. Saya mengenal Rachel juga sebagai seorang penganut Kristen Protestan yang taat. Tetapi baru mengenalnya lebih mendalam dan baru mengetahui dari sharingnya kalau ternyata ke-Katolik-an baginya adalah sebuah “keprihatinan” semata. Tetapi perjalanannya menuju iman Katolik memang juga luar biasa. Semoga kesaksian hidupnya, yang saya muat di sini, setelah mendapat ijin dari Rachel sendiri (Terima kasih, Rachel!) dan dari Katolisitas.org, dapat menjadi berkat buat kita semua. Dan buat Rachel yang mungkin membaca ini: Semoga berkat dan rahmat Tuhan melimpah di hidupmu dan keluargamu.
KESAKSIAN HIDUP RACHEL I : PERJALANAN HIDUPNYA
Aku senang sekali bisa berbagi cerita hidupku sebagai seorang tunanetra. Bagaimana Tuhan tetap baik buatku meski aku harus menjalani hari-hariku dengan mata yang remang-remang, nyaris redup. Aku berdoa agar ceritaku ini bisa menjadi berkat dan semangat bagi teman-teman semua, terlebih buat teman-teman yang memiliki keterbatasan seperti yang aku alami. Tapi lebih dari semuanya itu, biarlah ceritaku ini semata-mata hanya untuk kemuliaan nama Tuhan saja. Sebab aku ada hingga saat ini, bukan karena kuat dan gagahku, melainkan semua hanyalah karena kasih karunia Tuhan yang teramat besar, yang telah dengan setia menemani hari-hariku dan siap sedia kapan saja untuk menolongku.
Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.” (Yoh 9 : 1-3)
Saya mengenal Rachel pertama kali ketika masih sama-sama aktif di Laetitia - di bawah naungan Yayasan LDD - KAJ, sebuah wadah pemersatu bagi penyandang cacat atau mereka yang concern dengan masalah-masalah penyandang cacat di Keuskupan Agung Jakarta. Saya juga sempat satu almamater dan bahkan satu fakultas dengannya waktu kami kuliah di FKIP Atmajaya Jakarta, saya di Ilmu Pendidikan Teologi dan dia di Jurusan Bimbingan Konseling. Walaupun menyandang tunanetra (low vision) saya mengenalnya sebagai seorang yang cerdas, berpikiran tajam dan berpandangan luas, sewaktu sama-sama menjadi panitia Yubileum Agung bagi Penyandang Cacat di KAJ, dan yang untuk kegiatan tersebut kami sering sama-sama berkampanye di Gereja-gereja maupun sekolah-sekolah bagi kepentingan dan aksesibilitas Penyandang Cacat di KAJ. Saya mengenal Rachel juga sebagai seorang penganut Kristen Protestan yang taat. Tetapi baru mengenalnya lebih mendalam dan baru mengetahui dari sharingnya kalau ternyata ke-Katolik-an baginya adalah sebuah “keprihatinan” semata. Tetapi perjalanannya menuju iman Katolik memang juga luar biasa. Semoga kesaksian hidupnya, yang saya muat di sini, setelah mendapat ijin dari Rachel sendiri (Terima kasih, Rachel!) dan dari Katolisitas.org, dapat menjadi berkat buat kita semua. Dan buat Rachel yang mungkin membaca ini: Semoga berkat dan rahmat Tuhan melimpah di hidupmu dan keluargamu.
KESAKSIAN HIDUP RACHEL I : PERJALANAN HIDUPNYA
Aku senang sekali bisa berbagi cerita hidupku sebagai seorang tunanetra. Bagaimana Tuhan tetap baik buatku meski aku harus menjalani hari-hariku dengan mata yang remang-remang, nyaris redup. Aku berdoa agar ceritaku ini bisa menjadi berkat dan semangat bagi teman-teman semua, terlebih buat teman-teman yang memiliki keterbatasan seperti yang aku alami. Tapi lebih dari semuanya itu, biarlah ceritaku ini semata-mata hanya untuk kemuliaan nama Tuhan saja. Sebab aku ada hingga saat ini, bukan karena kuat dan gagahku, melainkan semua hanyalah karena kasih karunia Tuhan yang teramat besar, yang telah dengan setia menemani hari-hariku dan siap sedia kapan saja untuk menolongku.
Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.” (Yoh 9 : 1-3)
TEMA XXIII : SAKRAMEN EKARISTI
Pertemuan 23 Katekese Lansia :
TEMA : SAKRAMEN EKARISTI
Referensi biblis :
1Kor 11:23-32 ; Yoh 6:25-58
Pokok-pokok Iman :
- Dalam sakramen-sakramen inisiasi (sakramen yang meng-inisiasikan/mengidentifikasi seseorang menjadi seorang Katolik sepenuhnya) selain Sakramen Baptis = kelahiran baru dan Sakramen Penguatan/Krisma = pertumbuhan/pendewasaan, Tuhan Yesus menganugrahkan rahmat terbesar berupa Sakramen EKARISTI.
- Ekaristi berasal dari kata ‘eucharistein‘ yang artinya syukur atau ucapan terima kasih kepada Allah. Ekaristi adalah kurban pujian dan syukur kepada Allah Bapa atas segala kebaikan-Nya sejak penciptaan, penebusan oleh Kristus, dan pengudusan. Oleh karena itu kalau kita ke gereja dan menerima sakramen ekaristi maka tujuan utama adalah SYUKUR kepada Tuhan.
TEMA : SAKRAMEN EKARISTI
Referensi biblis :
1Kor 11:23-32 ; Yoh 6:25-58
Pokok-pokok Iman :
- Dalam sakramen-sakramen inisiasi (sakramen yang meng-inisiasikan/mengidentifikasi seseorang menjadi seorang Katolik sepenuhnya) selain Sakramen Baptis = kelahiran baru dan Sakramen Penguatan/Krisma = pertumbuhan/pendewasaan, Tuhan Yesus menganugrahkan rahmat terbesar berupa Sakramen EKARISTI.
- Ekaristi berasal dari kata ‘eucharistein‘ yang artinya syukur atau ucapan terima kasih kepada Allah. Ekaristi adalah kurban pujian dan syukur kepada Allah Bapa atas segala kebaikan-Nya sejak penciptaan, penebusan oleh Kristus, dan pengudusan. Oleh karena itu kalau kita ke gereja dan menerima sakramen ekaristi maka tujuan utama adalah SYUKUR kepada Tuhan.
Senin, 21 Juni 2010
SUARA TUHAN
Ada seorang anak muda yang bersahabat akrab dengan seorang pengkhotbah tua. Suatu hari, anak muda ini kehilangan pekerjaannya dan tidak tahu lagi harus berbuat apa. Akhirnya, dia memutuskan untuk mencari si pengkhotbah tua itu.
Ketika berada di ruang belajar si pengkhotbah, si pemuda ini berteriak-teriak tentang problem hidupnya. Akhirnya dengan kalap dia mengepal-ngepalkan tinjunya, sambil berteriak, "Saya memohon Tuhan agar menolong saya. Tapi hai pengkhotbah, mengapa Dia tidak menjawab saya?"
Ketika berada di ruang belajar si pengkhotbah, si pemuda ini berteriak-teriak tentang problem hidupnya. Akhirnya dengan kalap dia mengepal-ngepalkan tinjunya, sambil berteriak, "Saya memohon Tuhan agar menolong saya. Tapi hai pengkhotbah, mengapa Dia tidak menjawab saya?"
Minggu, 20 Juni 2010
SEBUAH PROSES KATEKESE UNTUK ANAK TUNANETRA
Katekese Bagi Tunanetra
TEMA : "KASIH DAN KERENDAHAN HATI"
I. Pemikiran Dasar
Setiap manusia dipanggil untuk mencintai dan berbuat kasih. Panggilan itu senantiasa menggema dalam hatinya yang terdalam. Tetapi seringkali terjadi, panggilan itu tidak terdengar atau tidak didengarkan oleh manusia sendiri. Pengabaian panggilan suara hati ini dapat terjadi karena adaya upaya pelampiasan manusia yang mau melarikan diri dari permasalahan yang menekan dirinya. Bila seseorang menghadapi permasalahan yang berat, ada 3 kemungkinan yang dapat dilakukannya yang semuanya tergantung dari pengalaman psikologisnya selama ini :
1. Menghadapi dan berusaha menyelesaikan, bagaimanapun cara dan apapun hasilnya
2. Tidak mengindahkannya dan bersikap tidak peduli (tidak mau tahu / cuek)
3. Melarikan diri dari masalah dan mencari pelampiasan
Hal terbaik yang dapat dilakukan memang adalah berusaha menghadapi dan menyelesaikan oermasalahan, bagaimanapun dan apapun hasilnya. Tapi memang hal demikian ini tidaklah mudah, apalagi jika permasalahan yang dihadapi adalah permasalah yang sangat berat. Beratnya masalah dapat bertambah jika ada konsep diri yang salah, yaitu konsep pemikiran yang memandang diri terlalu lemah, sehingga tidak mungkin dapat menghadapi permasalahan-permasalahan yang ada, atau suatu konsep diri yang tidak memandang talenta-talenta yang dimiliki, sehingga membuat seseorang berpikiran negatif terhadap dirinya sendiri: merasa diri tidak berguna dan tidak dapat melakukan segala sesuatu. Konsep diri yang demikian memang tidak dapat dilepaskan dari sikap dan perlakuan lingkungan (terutama keluarga) yang dialami orang tersebut. Sedangkan Konsep diri yang positif membuat seseorang mampu berpandangan yang positif pula.
Konsep diri yang positif atau negatif ini menentukan sekali sikap dan cara penyelesaian suatu permasalahan yang dihadapi seseorang. Berkaitan dengan kecacatan, konsep diri yang salah (negatif) membuat seorang penyandang cacat merasa dirinya semakin terpuruk oleh penderitaan dan permasalahan kecacatannya. Dalam hal inilah kemudian serng kali terjadi upaya melarikan diri dari masalah dengan mencari pelampiasan-pelampiasan yang berakibat negatif dan menjebak penyandang cacat sendiri dalam permasalahan lainnya.
Dalam Kitab Kejadian, Kisah Yusuf menceritakan perjuangan seseorang yang terpuruk dan terbuang oleh keluarganya, tetapi kemudian dia bangkit dari keterpurukan itu dengan terus berjuang dan tidak pernah berhenti memperbaiki keadaan. Konsep diri dan kematangan Yusup membuat dia dengan berani dan tulus mengampuni para saudara-saudaranya yang dahulu membuatnya mengalami penderitaan panjang.
Bertolak dari situ, peserta katekese, yang adalah para tunanetra, diharapkan dapat membangun sikap yang positif tentang keadaan dirinya. dengan demikian mereka dapat mengembangkan dirinya dengan berbekal talenta-talenta yang melekat pada diri mereka. Selain itu, diharapkan para tunanetra dapat membangun relasi yang positif dengan orang-orang di sekitarnya.
TEMA : "KASIH DAN KERENDAHAN HATI"
I. Pemikiran Dasar
Setiap manusia dipanggil untuk mencintai dan berbuat kasih. Panggilan itu senantiasa menggema dalam hatinya yang terdalam. Tetapi seringkali terjadi, panggilan itu tidak terdengar atau tidak didengarkan oleh manusia sendiri. Pengabaian panggilan suara hati ini dapat terjadi karena adaya upaya pelampiasan manusia yang mau melarikan diri dari permasalahan yang menekan dirinya. Bila seseorang menghadapi permasalahan yang berat, ada 3 kemungkinan yang dapat dilakukannya yang semuanya tergantung dari pengalaman psikologisnya selama ini :
1. Menghadapi dan berusaha menyelesaikan, bagaimanapun cara dan apapun hasilnya
2. Tidak mengindahkannya dan bersikap tidak peduli (tidak mau tahu / cuek)
3. Melarikan diri dari masalah dan mencari pelampiasan
Hal terbaik yang dapat dilakukan memang adalah berusaha menghadapi dan menyelesaikan oermasalahan, bagaimanapun dan apapun hasilnya. Tapi memang hal demikian ini tidaklah mudah, apalagi jika permasalahan yang dihadapi adalah permasalah yang sangat berat. Beratnya masalah dapat bertambah jika ada konsep diri yang salah, yaitu konsep pemikiran yang memandang diri terlalu lemah, sehingga tidak mungkin dapat menghadapi permasalahan-permasalahan yang ada, atau suatu konsep diri yang tidak memandang talenta-talenta yang dimiliki, sehingga membuat seseorang berpikiran negatif terhadap dirinya sendiri: merasa diri tidak berguna dan tidak dapat melakukan segala sesuatu. Konsep diri yang demikian memang tidak dapat dilepaskan dari sikap dan perlakuan lingkungan (terutama keluarga) yang dialami orang tersebut. Sedangkan Konsep diri yang positif membuat seseorang mampu berpandangan yang positif pula.
Konsep diri yang positif atau negatif ini menentukan sekali sikap dan cara penyelesaian suatu permasalahan yang dihadapi seseorang. Berkaitan dengan kecacatan, konsep diri yang salah (negatif) membuat seorang penyandang cacat merasa dirinya semakin terpuruk oleh penderitaan dan permasalahan kecacatannya. Dalam hal inilah kemudian serng kali terjadi upaya melarikan diri dari masalah dengan mencari pelampiasan-pelampiasan yang berakibat negatif dan menjebak penyandang cacat sendiri dalam permasalahan lainnya.
Dalam Kitab Kejadian, Kisah Yusuf menceritakan perjuangan seseorang yang terpuruk dan terbuang oleh keluarganya, tetapi kemudian dia bangkit dari keterpurukan itu dengan terus berjuang dan tidak pernah berhenti memperbaiki keadaan. Konsep diri dan kematangan Yusup membuat dia dengan berani dan tulus mengampuni para saudara-saudaranya yang dahulu membuatnya mengalami penderitaan panjang.
Bertolak dari situ, peserta katekese, yang adalah para tunanetra, diharapkan dapat membangun sikap yang positif tentang keadaan dirinya. dengan demikian mereka dapat mengembangkan dirinya dengan berbekal talenta-talenta yang melekat pada diri mereka. Selain itu, diharapkan para tunanetra dapat membangun relasi yang positif dengan orang-orang di sekitarnya.
Sabtu, 19 Juni 2010
TEMA XXII : SAKRAMEN PENGUATAN/KRISMA
Pertemuan 22 Katekese Lansia :
TEMA : SAKRAMEN PENGUATAN / KRISMA
Referensi biblis :
Yoh 14:15-17, 25-27
Makna SAKRAMEN KRISMA :
Setelah kita telah dilahirkan kembali oleh air dan Roh melalui sakramen Baptis, maka kita pun harus juga bertumbuh dewasa di dalam Kristus. Dalam gereja katolik, Kristus menganugrahkan pada kita Sakramen Penguatan, yang memberikan kita sumber kekuatan, yaitu karunia yang berasal dari Roh Kudus-Nya sendiri.
Sakramen Penguatan disebut juga sebagai sakramen Krisma. Krisma = pengurapan. Pengurapan ini menjelaskan nama Kristen yang berarti ‘yang terurapi’ yang dapat kita lihat kesempurnaannya pada diri Yesus Kristus, yang diurapi Allah dengan Roh Kudus-Nya (Kis 10:38). Jadi Krisma bagi kita pengurapan yang menjadikan kita seperti Kristus, dengan menerima pengurapan Roh Kudus yang sama seperti yang diterima oleh Kristus
Sakramen Penguatan menyebabkan curahan Roh Kudus dalam kelimpahan, seperti yang pernah dijanjikan oleh Kristus kepada para muridNya (Yoh 14:15-21) dan dialami para Rasul pada hari Pentekosta. Curahan Roh Kudus dapat menjadikan kita seperti para rasul, yaitu memiliki kasih yang berkobar kepada Kristus dan keinginan memberikan diri untuk ikut serta dalam karya Keselamatan-Nya
TEMA : SAKRAMEN PENGUATAN / KRISMA
Referensi biblis :
Yoh 14:15-17, 25-27
Makna SAKRAMEN KRISMA :
Setelah kita telah dilahirkan kembali oleh air dan Roh melalui sakramen Baptis, maka kita pun harus juga bertumbuh dewasa di dalam Kristus. Dalam gereja katolik, Kristus menganugrahkan pada kita Sakramen Penguatan, yang memberikan kita sumber kekuatan, yaitu karunia yang berasal dari Roh Kudus-Nya sendiri.
Sakramen Penguatan disebut juga sebagai sakramen Krisma. Krisma = pengurapan. Pengurapan ini menjelaskan nama Kristen yang berarti ‘yang terurapi’ yang dapat kita lihat kesempurnaannya pada diri Yesus Kristus, yang diurapi Allah dengan Roh Kudus-Nya (Kis 10:38). Jadi Krisma bagi kita pengurapan yang menjadikan kita seperti Kristus, dengan menerima pengurapan Roh Kudus yang sama seperti yang diterima oleh Kristus
Sakramen Penguatan menyebabkan curahan Roh Kudus dalam kelimpahan, seperti yang pernah dijanjikan oleh Kristus kepada para muridNya (Yoh 14:15-21) dan dialami para Rasul pada hari Pentekosta. Curahan Roh Kudus dapat menjadikan kita seperti para rasul, yaitu memiliki kasih yang berkobar kepada Kristus dan keinginan memberikan diri untuk ikut serta dalam karya Keselamatan-Nya
Jumat, 18 Juni 2010
LUCU YA...??
Berikut beberapa 'ke-lucu-an yang sering terjadi, padahal umur kita itu relatif sangat pendek dan akhirnya kita akan menghadap 'DIA', maka kita sebaiknya siap setiap saat, karena kita 'dipanggil' itu tanpa pemberitahuan sebelumnya dan tiba-tiba.
BAGAIMANA SIKAP GEREJA TERHADAP KREMASI?
Di tengah banyak hal yang tidak pasti, satu hal yang pasti: kita semua akan mati, maka soal ini juga menyangkut diri kita semua.
Banyak orang katolik yang meninggal dunia tidak dikebumikan (dikubur), melainkan dibawa ke krematorium.
Mengutip pendapat Rm. Piet Go O.Carm, alasan kremasi ada banyak : antara lain
1) Praktis. Selesai, tak usah repot-repot memelihara makan dan mengunjunginya;
2) Sulit mencari tanah, apalagi makam tidak dipelihara dengan baik, bahkan sebaliknya, dijadikan tempat untuk macam-macam kegiatan, a.l.pelacuran;.
3) Kurang aman untuk kunjungan;
4) Dirasa lebih higienis, apalagi atas nasehiat dokter;
5) Soal kemacetan lalu lintas juga berlaku untuk pergi ke krematorium.
Namun rupanya yang kurang dipikirkan ialah bagaimana penialainnya dalam tradisi katolik?
Banyak orang katolik yang meninggal dunia tidak dikebumikan (dikubur), melainkan dibawa ke krematorium.
Mengutip pendapat Rm. Piet Go O.Carm, alasan kremasi ada banyak : antara lain
1) Praktis. Selesai, tak usah repot-repot memelihara makan dan mengunjunginya;
2) Sulit mencari tanah, apalagi makam tidak dipelihara dengan baik, bahkan sebaliknya, dijadikan tempat untuk macam-macam kegiatan, a.l.pelacuran;.
3) Kurang aman untuk kunjungan;
4) Dirasa lebih higienis, apalagi atas nasehiat dokter;
5) Soal kemacetan lalu lintas juga berlaku untuk pergi ke krematorium.
Namun rupanya yang kurang dipikirkan ialah bagaimana penialainnya dalam tradisi katolik?
TEMA XXI: MAKNA SAKRAMEN DAN SAKRAMEN BAPTIS
Pertemuan XXI Katekese Lansia :
TEMA : MAKNA SAKRAMEN & SAKRAMEN BAPTIS
Referensi biblis :
Rm 6:1-14 ; Yoh 3 : 1-21
SAKRAMEN :
Sakramen adalah sebuah tanda, yang didirikan oleh Yesus, yang menandakan adanya keselamatan yang sedang terjadi dan dialami oleh umat beriman. Sebagai tanda “Ia” (sekramen, seperti halnya Yesus) bukanlah tanda mati, tetapi tanda hidup yang bekerja dalam diri manusia, ‘Ia’ memperbarui dan menyegarkan rahmat Allah sehingga manusia menjadi semakin dekat dengan keselamatan yang paripurna. Tanda (Sakramen) terdiri dari barang-barang (materia) dan kata-kata/tindakan (forma).
Sakramen memerlukan adanya iman, meskipun kata-kata dan elemen-elemen ritualnya, menyuburkan, menguatkan dan memberi ekspresi bagi iman
Setiap Sakramen memberikan anugerah / rahmat tertentu dan menguduskan seseorang, cara untuk mempersatukan manusia dengan Kristus, membantu manusia dalam perjalanannya menuju hidup kekal.
TEMA : MAKNA SAKRAMEN & SAKRAMEN BAPTIS
Referensi biblis :
Rm 6:1-14 ; Yoh 3 : 1-21
SAKRAMEN :
Sakramen adalah sebuah tanda, yang didirikan oleh Yesus, yang menandakan adanya keselamatan yang sedang terjadi dan dialami oleh umat beriman. Sebagai tanda “Ia” (sekramen, seperti halnya Yesus) bukanlah tanda mati, tetapi tanda hidup yang bekerja dalam diri manusia, ‘Ia’ memperbarui dan menyegarkan rahmat Allah sehingga manusia menjadi semakin dekat dengan keselamatan yang paripurna. Tanda (Sakramen) terdiri dari barang-barang (materia) dan kata-kata/tindakan (forma).
Sakramen memerlukan adanya iman, meskipun kata-kata dan elemen-elemen ritualnya, menyuburkan, menguatkan dan memberi ekspresi bagi iman
Setiap Sakramen memberikan anugerah / rahmat tertentu dan menguduskan seseorang, cara untuk mempersatukan manusia dengan Kristus, membantu manusia dalam perjalanannya menuju hidup kekal.
Kamis, 17 Juni 2010
TEMA XX: GEREJA: PERSEKUTUAN YANG BERDOA DAN BERIBADAT
Pertemuan 20 Katekese Lansia
TEMA : GEREJA: PERSEKUTUAN YANG BERDOA DAN BERIBADAT
Referensi biblis : Kis 2:41- 47 Cara hidup jemaat pertama
Pokok-pokok iman dan refleksi:
Kalau Anda mendengar kata Gereja. Apakah yang terlintas di pikiran Anda? gedung gereja, Pastor, Misa, katekumen, kitab suci. Semua jawaban itu tidak lengkap karena hanya manjawab sebagian dari makna gereja sebenarnya.
Mengapa umat Katolik harus berdoa ? Mengapa harus pergi Misa ke Gereja setiap hari minggu ? mengapa harus aktif di lingkungan ? Mengapa mesti peduli dan membantu mereka yang miskin? Semua jawabannya adalah karena kita (umat katolik) adalah Gereja. Apakah Gereja itu ?
TEMA : GEREJA: PERSEKUTUAN YANG BERDOA DAN BERIBADAT
Referensi biblis : Kis 2:41- 47 Cara hidup jemaat pertama
Pokok-pokok iman dan refleksi:
Kalau Anda mendengar kata Gereja. Apakah yang terlintas di pikiran Anda? gedung gereja, Pastor, Misa, katekumen, kitab suci. Semua jawaban itu tidak lengkap karena hanya manjawab sebagian dari makna gereja sebenarnya.
Mengapa umat Katolik harus berdoa ? Mengapa harus pergi Misa ke Gereja setiap hari minggu ? mengapa harus aktif di lingkungan ? Mengapa mesti peduli dan membantu mereka yang miskin? Semua jawabannya adalah karena kita (umat katolik) adalah Gereja. Apakah Gereja itu ?
Rabu, 16 Juni 2010
TEMA XIX : ROH KUDUS MENYERTAI KITA
Pertemuan XIX Katekese Lansia
TEMA : ROH KUDUS MENYERTAI KITA
Referensi biblis :
Kis 2:1-13 Pentakosta ; Yoh 16: 4-15 (Pekerjaan Penghibur) ;
1Kor 12:1-31 rupa-rupa karunia
Pokok-pokok iman dan refleksi:
Pernahkah mengalami kejadian ditinggalkan oleh orang-orang tercinta? Bagaimana perasaan Anda ? bagaimana cara Anda menjalani dan mengatasi masa-masa sulit tersebut?
Saat perpisahan antara Yesus dan para murid tentu saja secara manusiawi meninggalkan sedih. Rasa takut dan kecewa yang dialami saat Yesus wafat di Salib kembali menghinggapi para Murid. Ketakutan itu digambarkan oleh Kitab Suci dengan menulis: bahwa para murid Yesus berdoa dengan pintu dan jendela tertutup. Tapi dalam ketakutan itu mereka tetap percaya dan berharap pada janji Yesus. Janji Yesus pada perjamuan terakhir “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu, yaitu Roh Kebenaran” (Yoh 14:16). Janji itu terpenuhi dengan turunnya Roh Kudus yang adalah Roh Penolong/ Penghibur/ Kebenaran = Roh Yesus sendiri
TEMA : ROH KUDUS MENYERTAI KITA
Referensi biblis :
Kis 2:1-13 Pentakosta ; Yoh 16: 4-15 (Pekerjaan Penghibur) ;
1Kor 12:1-31 rupa-rupa karunia
Pokok-pokok iman dan refleksi:
Pernahkah mengalami kejadian ditinggalkan oleh orang-orang tercinta? Bagaimana perasaan Anda ? bagaimana cara Anda menjalani dan mengatasi masa-masa sulit tersebut?
Saat perpisahan antara Yesus dan para murid tentu saja secara manusiawi meninggalkan sedih. Rasa takut dan kecewa yang dialami saat Yesus wafat di Salib kembali menghinggapi para Murid. Ketakutan itu digambarkan oleh Kitab Suci dengan menulis: bahwa para murid Yesus berdoa dengan pintu dan jendela tertutup. Tapi dalam ketakutan itu mereka tetap percaya dan berharap pada janji Yesus. Janji Yesus pada perjamuan terakhir “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu, yaitu Roh Kebenaran” (Yoh 14:16). Janji itu terpenuhi dengan turunnya Roh Kudus yang adalah Roh Penolong/ Penghibur/ Kebenaran = Roh Yesus sendiri
Selasa, 15 Juni 2010
B U L U S
Hari Minggu yang lalu ada kesaksian menarik di gereja saya di Hongkong. Saya menuliskannya kembali di bawah ini dengan harapan bisa mendatangkan berkat buat saudara seiman.
Di sebuah desa yang amat melarat di kawasan bagian selatan daratan Cina-- kira-kira empat sampai lima jam perjalanan menggunakan bus umum dari kota Shenzhen ( Kota maju di daratan Cina yang berbatasan langsung dengan wilayah Hongkong ) ke arah pedalaman Cina terdapat sebuah gereja. Gereja ini belum mempunyai gembala yang tetap tapi pijakan gereja ini cukup kuat karena merupakan satu-satunya gereja yang diakui sah oleh pemerintah RRC, sehingga kebaktian dan aktivitas rohani lainnya di gereja itu sama sekali tidak dilarang. Gereja kecil itu dikelola oleh seorang pemuda asli dari daerah itu yang mana sangat cinta terhadap pelayanan Injil untuk masyarakat di daerahnya. Pemuda ini tidak pernah belajar khusus di sekolah Alkitab dan mengaku pemahamannya terhadap Alkitab minim sekali. Satu hal saja yang dia tahu dan percaya yaitu bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat bagi dunia ini, termasuk bagi rakyat Cina di desanya.
Di sebuah desa yang amat melarat di kawasan bagian selatan daratan Cina-- kira-kira empat sampai lima jam perjalanan menggunakan bus umum dari kota Shenzhen ( Kota maju di daratan Cina yang berbatasan langsung dengan wilayah Hongkong ) ke arah pedalaman Cina terdapat sebuah gereja. Gereja ini belum mempunyai gembala yang tetap tapi pijakan gereja ini cukup kuat karena merupakan satu-satunya gereja yang diakui sah oleh pemerintah RRC, sehingga kebaktian dan aktivitas rohani lainnya di gereja itu sama sekali tidak dilarang. Gereja kecil itu dikelola oleh seorang pemuda asli dari daerah itu yang mana sangat cinta terhadap pelayanan Injil untuk masyarakat di daerahnya. Pemuda ini tidak pernah belajar khusus di sekolah Alkitab dan mengaku pemahamannya terhadap Alkitab minim sekali. Satu hal saja yang dia tahu dan percaya yaitu bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat bagi dunia ini, termasuk bagi rakyat Cina di desanya.
TEMA XVIII: BERDOA ROSARIO
Pertemuan XVIII Katekese Lansia
TEMA : DOA ROSARIO
Dalam pertemuan ini dijelaskan mengenai hal ikhwal Doa Rosario. Baik juga bila dilakukan doa Rosario bersama dalam pertemuan. Hal ini sekaligus untuk mengetahui apakah katekumen yang bersangkutan telah mempraktikkan hidup doa yang baik sekaligus untuk mengajaknya berdoa bila belum mengenal Doa Rosario.
Penjelasan tentang Doa Rosario baik ditambahkan sebagai pengantar dan sebagai penutup digali pengalaman katekumen setelah berdoa Rosario.
TEMA : DOA ROSARIO
Dalam pertemuan ini dijelaskan mengenai hal ikhwal Doa Rosario. Baik juga bila dilakukan doa Rosario bersama dalam pertemuan. Hal ini sekaligus untuk mengetahui apakah katekumen yang bersangkutan telah mempraktikkan hidup doa yang baik sekaligus untuk mengajaknya berdoa bila belum mengenal Doa Rosario.
Penjelasan tentang Doa Rosario baik ditambahkan sebagai pengantar dan sebagai penutup digali pengalaman katekumen setelah berdoa Rosario.
Kamis, 10 Juni 2010
TEMA XVII: DOA
Pertemuan XVII Katekese Lansia
TEMA : DOA
“Sama seperti tubuh tidak dapat hidup tanpa makanan, demikian juga jiwa kita tidak dapat hidup secara rohani tanpa doa.” - St. Agustinus
Apa itu DOA ?
Doa adalah hubungan yang hidup anak-anak Allah dengan Bapanya yang tak terhingga baiknya, bersama PuteraNya Yesus Kristus dan dengan Roh Kudus.
Doa adalah komunikasi manusia dengan Allah. Allah mengasihani kita, Ia menghendaki hubungan yang mesra dengan kita. Komunikasi yang baik, selalu mengandaikan adanya hubungan baik, dekat, akrab, mesra, saling percaya, saling mendengarkan. Untuk mencapai kedekatan yang demikian dibutuhkan waktu, perlu proses, tidak sekali jadi. Sama seperti proses komunikasi manusia: perlu perkenalan (mengenal) terlebih dahulu, perlu adanya pertemuan yang lebih sering (bertemu) sambil mencurahkan isi hati (berbicara dan mendengarkan), perlu pendekatan yang lebih dalam (mengenal yang lebih dalam, tidak sekedar tahu, tapi mengerti), baru kemudian dicapai penyatuan hati. Dan ini semua perlu waktu, ketekunan, praktek tidak sekedar teori.
TEMA : DOA
“Sama seperti tubuh tidak dapat hidup tanpa makanan, demikian juga jiwa kita tidak dapat hidup secara rohani tanpa doa.” - St. Agustinus
Apa itu DOA ?
Doa adalah hubungan yang hidup anak-anak Allah dengan Bapanya yang tak terhingga baiknya, bersama PuteraNya Yesus Kristus dan dengan Roh Kudus.
Doa adalah komunikasi manusia dengan Allah. Allah mengasihani kita, Ia menghendaki hubungan yang mesra dengan kita. Komunikasi yang baik, selalu mengandaikan adanya hubungan baik, dekat, akrab, mesra, saling percaya, saling mendengarkan. Untuk mencapai kedekatan yang demikian dibutuhkan waktu, perlu proses, tidak sekali jadi. Sama seperti proses komunikasi manusia: perlu perkenalan (mengenal) terlebih dahulu, perlu adanya pertemuan yang lebih sering (bertemu) sambil mencurahkan isi hati (berbicara dan mendengarkan), perlu pendekatan yang lebih dalam (mengenal yang lebih dalam, tidak sekedar tahu, tapi mengerti), baru kemudian dicapai penyatuan hati. Dan ini semua perlu waktu, ketekunan, praktek tidak sekedar teori.
Kamis, 03 Juni 2010
TUKANG ROMBENG
Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya (Yohanes 10:11).
Untuk orang seperti siapakah Dia datang? Untuk bilangan waktu manakah Dia menjelang? Berikut adalah kisah yang menunjukkan kepada siapa dan kapan Dia akan datang. Semuanya, hanya satu saja dasarnya: Cinta!
Menjelang fajar, pada suatu hari Jumat, saya melihat seorang pria muda, tampan, dan kuat, berjalan di lorong-lorong kota kami. Dia menarik gerobak yang penuh dengan pakaian baru sambil berseru dengan suara nyaring, "Rombeng!" Ah, udara berbau busuk dan cahaya yang muram itu dilintasi oleh suara musik yang indah.
"Rombeng! Baju lama ditukar baju baru! Saya menerima baju rombeng! Rombeng!"
Untuk orang seperti siapakah Dia datang? Untuk bilangan waktu manakah Dia menjelang? Berikut adalah kisah yang menunjukkan kepada siapa dan kapan Dia akan datang. Semuanya, hanya satu saja dasarnya: Cinta!
Menjelang fajar, pada suatu hari Jumat, saya melihat seorang pria muda, tampan, dan kuat, berjalan di lorong-lorong kota kami. Dia menarik gerobak yang penuh dengan pakaian baru sambil berseru dengan suara nyaring, "Rombeng!" Ah, udara berbau busuk dan cahaya yang muram itu dilintasi oleh suara musik yang indah.
"Rombeng! Baju lama ditukar baju baru! Saya menerima baju rombeng! Rombeng!"
Rabu, 02 Juni 2010
TEMA XVI : KENAIKAN TUHAN YESUS
Pertemuan 16 Katekese Lansia:
TEMA XVI: KENAIKAN TUHAN
Referensi biblis :
Kis 1:6-11 : Kenaikan Yesus ; Yoh 14:1-14 : Rumah Bapa
Pokok-pokok iman dan refleksi:
Setelah Yesus bangkit, Dia menampakan diriNya kepada beberapa murid (para wanita, Thomas, Petrus dan para murid lainnya di danau Tiberias, dll) dan yang menjadi ciri khas penampakan Yesus itu adalah :
TEMA XVI: KENAIKAN TUHAN
Referensi biblis :
Kis 1:6-11 : Kenaikan Yesus ; Yoh 14:1-14 : Rumah Bapa
Pokok-pokok iman dan refleksi:
Setelah Yesus bangkit, Dia menampakan diriNya kepada beberapa murid (para wanita, Thomas, Petrus dan para murid lainnya di danau Tiberias, dll) dan yang menjadi ciri khas penampakan Yesus itu adalah :
Selasa, 01 Juni 2010
DOA SAAT MENGUNJUNGI ORANG SAKIT
Saat ini, Yesus hadir di hadapanMu.
Dia mengasihimu dan ingin memberikan damaiNya kepadamu.
Dia ingin memenuhi hatimu dengan kasihNya
dan ingin memikul beban penderitaanmu serta menyembuhkanmu.
Saat ini, rasakanlah jamahan tanganNya yang kuasa.
Yesus yang penuh kasih sayang,
Engkau tahu segala yang diderita anakMu ini.
Engkau tahu, bahwa keluarganya dan banyak orang lain memerlukan dia,
Kami percaya bahwa Engkau sanggup menyembuhkan dia dengan kuasaMu.
Saat ini kami gunakan segala kuasaMu.
Dalam nama Yesus, segala sakit penyakit, segala kelemahan,
tidak ada nafsu makan, rasa nyeri, kami ikat, kami patahkan kuasanya,
dan kami perintahkan keluar dari tubuh ini.
Sebab tubuh ini milik Allah
dan Dialah yang telah menanggung segala keperluan penyakitnya,
dan oleh bilur-bilurNya, tubuh ini menjadi sembuh.
Yesus, balutlah tubuh ini dengan Darah SuciMu yang penuh kuasa
yang memberikan kesembuhan sepenuhnya
serta ampunilah, ya Yesus, bila masih ada hal-hal yang diperbuatnya
yang tak berkenan padaMu.
Terima kasih Tuhan Yesus.
Amin.
Dia mengasihimu dan ingin memberikan damaiNya kepadamu.
Dia ingin memenuhi hatimu dengan kasihNya
dan ingin memikul beban penderitaanmu serta menyembuhkanmu.
Saat ini, rasakanlah jamahan tanganNya yang kuasa.
Yesus yang penuh kasih sayang,
Engkau tahu segala yang diderita anakMu ini.
Engkau tahu, bahwa keluarganya dan banyak orang lain memerlukan dia,
Kami percaya bahwa Engkau sanggup menyembuhkan dia dengan kuasaMu.
Saat ini kami gunakan segala kuasaMu.
Dalam nama Yesus, segala sakit penyakit, segala kelemahan,
tidak ada nafsu makan, rasa nyeri, kami ikat, kami patahkan kuasanya,
dan kami perintahkan keluar dari tubuh ini.
Sebab tubuh ini milik Allah
dan Dialah yang telah menanggung segala keperluan penyakitnya,
dan oleh bilur-bilurNya, tubuh ini menjadi sembuh.
Yesus, balutlah tubuh ini dengan Darah SuciMu yang penuh kuasa
yang memberikan kesembuhan sepenuhnya
serta ampunilah, ya Yesus, bila masih ada hal-hal yang diperbuatnya
yang tak berkenan padaMu.
Terima kasih Tuhan Yesus.
Amin.
TEMA XIII: LITURGI PEKAN SUCI
Pertemuan 13 Katekese Lansia
TEMA : LITURGI PEKAN SUCI
Dalam Gereja katolik dikenal adanya Pekan Suci. Pekan suci adalah perayaan 1 minggu sebelum paskah atau dikenal dengan minggu sengsara. Dimulai dari hari Minggu Palma / Palem dan berakhir pada Sabtu malam Paskah.
MINGGU PALMA
Minggu Palma adalah Perayaan Yesus memasuki Yerusalem dengan mengendari seekor keledai. Cara inilah yang digunakan Yesus Kristus sang Raja untuk menyampaikan dua pesan kepada rakyat Yerusalem. 1) Ia adalah raja, 2) Ia bermaksud membawa damai sejahtera. Perjalanan yang harus ditempuh-Nya curam & licin pada musim semi, orang-orang yang bersorak-sorai menyambut Yesus menebarkan ranting-ranting dan pakaian mereka di jalan supaya keledai Yesus tidak tergelincir. Sementara Yesus menuruni bukit, khalayak ramai meneriakkan "Hosanna!" artinya "Selamatkanlah Kami!"
Minggu palma merupakan perayaan mengenang dimulainya masa sengsara Yesus. Dalam perayaan Ekaristi Minggu Palma akan dibacakan Kisah Sengsara Tuhan Yesus Kristus secara lengkap dari salah satu Injil sinoptik. Warna liturgi Ungu (lambang pertobatan).
Sebagai persiapan perayaan Ekaristi Minggu Palma, umat katolik diminta untuk membawa daun palma /palem. Perayaan ekaristi diawali dengan perarakan dari luar Gereja menuju ke dalam Gereja (di Gereja Mangga Besar perarakan biasanya dilakukan hanya pada misa hari Minggu pagi). pemberkatan daun palma dilakukan sebelum dilaksanakannya perarakan.
Daun Palma yang kita terima kemudian kita selipkan pada salib di rumah-rumah kita. Mau mengingatkan bahwa kita pun menghormati Yesus, sang Raja Damai, yang bertahta di atas kayu salib. Kita diingatkan dengan memandang Yesus, Sang Raja, kita memohon kepadaNya agar selalu me’raja’i hati kita dan membawa damaiNya ke dalam hati kita.
KAMIS PUTIH
Kamis Putih adalah peringatan Perjamuan Suci / Perjamuan Malam Terakhir Yesus bersama dengan 12 muridNya, terjadi perjanjian agung antara Tuhan dan umat manusia, dimana tubuhNya dikorbankan dan darahNya dicurahkan untuk menebus dosa manusia.
Siang hari, Bapa Uskup merayakan Misa Krisma bersama seluruh pastor se-keuskupan, biasanya di adakan di gereja Katedral. Dalam misa ini, mereka memberkati minyak-minyak yang akan dipergunakan dalam liturgi Gereja, yaitu Minyak Krisma (untuk penerimaan Sakramen Krisma/Penguatan), Minyak Urapan (untuk penerimaan Sakramen Perminyakan orang sakit) dan minyak Katekumen (yang diberikan untuk melantik seseorang menjadi katekumen terpilih).
Hal-hal yang merupakan rangkaian perayaan pada hari kamis putih :
Perayaan Ekaristi meriah, warna liturgi Putih (lambang kemuliaan dan kesucian).
Ada Pembasuhan kaki : pastor mencuci kaki 12 orang umat yang mewakili 12 Rasul Tuhan sebagai peringatan Yesus yang mencuci kaki para muridNya dalam perjamuan terakhir. Pembasuhan kaki ini melambangkan arti sebuah pelayanan kristiani: “Siapa yang ingin menjadi yang terbesar hendaklah menjadi pelayan bagi sesamanya”. Selama pembasuhan kaki, umat menyanyikan: Úbi Caritas (“Jika ada cinta kasih, Tuhan hadir”).
Dalam Perayaan Ekaristi ini tidak diberikan berkat di akhir Misa. Perayaan Ekaristi ditutup dengan perarakan Sakramen Mahakudus dan tuguran oleh umat. Sementara altar dikosongkan dari segala keindahannya, Perarakan dilaksanakan dari Altar menuju sebuah tempat di sudut gereja (lambang Yesus yang menyendiri untuk berdoa). Tuguran adalah sebuah ibadat selama kurang lebih satu jam bersama/menemani Yesus yang sedang berdoa dalam ketakutan akan penderitaan yang akan dialaminya. Sejatinya Tuguran dimulai seusai Misa malam hari dan berlanjut hingga lewat tengah malam (Kadang-kadang dilanjutkan hingga terbit fajar hari Jumat Agung, dan dilanjutkan dengan liturgi pagi hari). Ibadat Tuguran ditutup dengan berkat dari Sakramen Mahakudus, yang juga menandai selesainya perayaan Ekaristi Kamis Putih.
JUMAT AGUNG / SUCI
Jumat agung adalah peringatan Sengsara dan Wafat Tuhan Yesus Kristus. Gereja berduka karena kematian Kristus, menghormati Salib, dan sekaligus mengagumi kehidupan-Nya atas ketaatan-Nya sampai mati.
Hal-hal yang dilakukan pada liturgi Jumat Agung.
Tidak ada Ekaristi (doa syukur agung). Hosti diambil dari Hosti yang sisa kamis putih.
Tidak ada nyanyian kecuali Bait Pengantar Injil
Pasio : pembacaan kisah sengsara Yesus dari Injil Yohanes, biasanya di nyanyikan 3 orang bersama Koor yang memerankan peran sebagai Yesus, Pilatus, dan orang-orang lainnya
Penghormatan Salib : seluruh umat (yang sudah dan belum dibaptis) maju mencium salib Yesus, sebagai tanda hormat pada Yesus yang telah menderita sengsara demi kita orang berdosa. Sementara umat melaksanakan penghormatan Salib, dinyanyikan lagu renungan yang mengharu biru dan tiada taranya di seluruh liturgi Gereja: “Hai Umat Apa SalahKu?”
“Hai Umat apa salahKu kepadaMu? Jawablah kapan Aku memyusahkanmu?
Kau salah Aku ampuni, Kau jauh aku dekati.
Tetapi kini balasmu: Kau beri aku mahkota duri.
Kau mati Aku hidupkan, Kau sakit aku pulihkan.
Tetapi kini balasmu: Aku sudah kau Salibkan.”
Disusul dengan Doa Umat meriah. Dalam doa umat ini mendoakan Gereja dan seluruh dunia.
Sejatinya Upacara Jumat Agung ditutup setelah Doa Umat dengan pemberian Berkat meriah. Tapi Gereja Katolik Indonesia menambahkan penerimaan Komuni untuk menyatukan diri dengan Yesus yang menderita supaya umat juga dikuatkan di kala mengalami pencobaan dan penderitaan.
Ciri-ciri lain yang menandai perayaan Jumat Agung :
Ruangan Gereja dikosongkan dari berbagai benda perhiasan, termasuk kain penutup altar dan lilin-lilin, sebagai tanda dukacita dan hilangnya “semarak dan kemuliaan Sang mempelai Surgawi”.
Pada hari ini, ibadat jalan salib diadakan pagi hari.
SABTU SUCI / MALAM PASKAH
Malam Paskah adalah Pesta Kebangkitan Tuhan.
Perayaan malam paskah dibagi menjadi 4 bagian utama :
Bagian 1 : Liturgi Cahaya (Upacara Lilin Paskah)
Perarakan dimulai dari pintu utama gereja. Semua cahaya di gereja dipadamkan, imam kemudian memberkati & menyalakan lilin Paskah tersebut dari api baru. Selanjutnya imam mengangkat lilin sambil menyanyi: “Kristus cahaya dunia” dan umat menjawab: “Syukur kepada Allah”, dinyanyikan sebanyak 3x di pintu Gereja, di tengah Umat, di depan altar.
Setelah Itu dinyanyikan Pujian Paskah: yang intinya memuliakan Tuhan atas karya keselamatan yang telah terlaksana dalam Yesus Kristus. Dalam Yesus semua manusia telah ditebus dari perbudakan dosa dan diselamatkan dari kegelapan maut.
Bagian 2 : Liturgi Sabda
Dalam liturgi Sabda dibacakan 9 Bacaan Kitab Suci : 7 bacaan dari Perjanjian lama, 1 bacaan Epistola dari Roma dan Injil (Namun biasanya di Gereja hanya dibacakan 5 bacaan saja: 3 dari Perjanjian Lama, 1 bacaan Epistola dan Injil).
Bacaan dari Perjanjian Lama adalah Kisah Penciptaan Manusia (untuk mengingatkan bahwa dalam Kebangkitan Yesus, hidup manusia diciptakan/diperbarui lagi), Kisah Pembebasan Umat Allah dari perbudakan Mesir (melambangkan pembebasan umat manusia dari perbudakan dosa) dan Janji Keselamatan kepada Umat Allah.
Bacaan Epistola dari Roma 6 mengingatkan umat Allah bahwa mereka telah mati terhadap dosa dan kini hidup secara baru dalam Yesus Kristus.
Bacaan Injil mengingatkan kita untuk bersiap-siap dengan pelita kita, berjaga-jaga seperti orang-orang yang menantikan kedatangan kembali Tuhan sehingga bila Ia datang Ia akan menemukan kita terjaga dan akan mempersilakan kita duduk di meja-Nya dan mengikuti pesta bersamaNya.
Bagian 3 : Liturgi Baptisan
Pemberkatan Air Baptis dan Pembaharuan Janji Baptis. Malam ini adalah malam yang paling suci dan tepat bila mau mengadakan pembaptisan. Kemudian imam berkeliling dan memerciki umat dengan Air Baptis untuk mengingatkan umat Allah akan pembatisan yang telah mereka terima, sementara umat bernyanyi nyanyian Syukur atas Pembaptisan.
Bagian 4 : Liturgi Ekaristi
Bagian ini sama seperti dalam Perayaan Ekaristi hari Minggu, diawali dengan Persembahan, Doa Syukur Agung, Komuni dan ditutup dengan berkat meriah.
MINGGU PASKAH
Perayaan Paskah pagi hari (Fajar), dilaksanakan paling agung. Inilah Perayaan Paskah yang sesungguhnya. Perayaan Ekaristi diawali dengan seruan Resurrexit (Tuhan sudah bangkit !).
Sebelum dibacakan Injil dinyanyikan lagi seruan kegembiraan para saksi kebangkitan Tuhan: “Sumber Hidup yang mati, telah bangkit dengan jaya!”.
Perayaan Paskah Fajar ditutup dengan berkat meriah : bagi Umat Allah, bagi seluruh kota di dunia dan bagi seluruh umat manusia di dunia.
Perayaan paskah sore memperingati sukacita para murid yang tadinya tenggelam daalam kesedihan mendalam dan telah putus asa. Inilah kebangkitan harapan yang telah pudar, berkobarnya kembali semangat yang telah mulai mati. Bacaan Injil menampilkan perjalanan 2 orang murid Yesus ke Emaus dalam keadaan sedih dan putus asa. kebangkitan dan kehadiran Tuhan mengubah kesedihan menjadi sukacita dan putus asa menjadi semangat yang menyala-nyala : “Bukankah hati kita berkobar-kobar ketika Ia berjalan bersama kita?”
Semoga Perayaan Paskah Kebangkitan Tuhan, menyalakan kembali semangat kita, memperbaharui hidup kita dan mengubah kita, semakin hari, semakin menjadi orang-orang yang berkenan di Hati Tuhan.
Alleluya
TEMA : LITURGI PEKAN SUCI
Dalam Gereja katolik dikenal adanya Pekan Suci. Pekan suci adalah perayaan 1 minggu sebelum paskah atau dikenal dengan minggu sengsara. Dimulai dari hari Minggu Palma / Palem dan berakhir pada Sabtu malam Paskah.
MINGGU PALMA
Minggu Palma adalah Perayaan Yesus memasuki Yerusalem dengan mengendari seekor keledai. Cara inilah yang digunakan Yesus Kristus sang Raja untuk menyampaikan dua pesan kepada rakyat Yerusalem. 1) Ia adalah raja, 2) Ia bermaksud membawa damai sejahtera. Perjalanan yang harus ditempuh-Nya curam & licin pada musim semi, orang-orang yang bersorak-sorai menyambut Yesus menebarkan ranting-ranting dan pakaian mereka di jalan supaya keledai Yesus tidak tergelincir. Sementara Yesus menuruni bukit, khalayak ramai meneriakkan "Hosanna!" artinya "Selamatkanlah Kami!"
Minggu palma merupakan perayaan mengenang dimulainya masa sengsara Yesus. Dalam perayaan Ekaristi Minggu Palma akan dibacakan Kisah Sengsara Tuhan Yesus Kristus secara lengkap dari salah satu Injil sinoptik. Warna liturgi Ungu (lambang pertobatan).
Sebagai persiapan perayaan Ekaristi Minggu Palma, umat katolik diminta untuk membawa daun palma /palem. Perayaan ekaristi diawali dengan perarakan dari luar Gereja menuju ke dalam Gereja (di Gereja Mangga Besar perarakan biasanya dilakukan hanya pada misa hari Minggu pagi). pemberkatan daun palma dilakukan sebelum dilaksanakannya perarakan.
Daun Palma yang kita terima kemudian kita selipkan pada salib di rumah-rumah kita. Mau mengingatkan bahwa kita pun menghormati Yesus, sang Raja Damai, yang bertahta di atas kayu salib. Kita diingatkan dengan memandang Yesus, Sang Raja, kita memohon kepadaNya agar selalu me’raja’i hati kita dan membawa damaiNya ke dalam hati kita.
KAMIS PUTIH
Kamis Putih adalah peringatan Perjamuan Suci / Perjamuan Malam Terakhir Yesus bersama dengan 12 muridNya, terjadi perjanjian agung antara Tuhan dan umat manusia, dimana tubuhNya dikorbankan dan darahNya dicurahkan untuk menebus dosa manusia.
Siang hari, Bapa Uskup merayakan Misa Krisma bersama seluruh pastor se-keuskupan, biasanya di adakan di gereja Katedral. Dalam misa ini, mereka memberkati minyak-minyak yang akan dipergunakan dalam liturgi Gereja, yaitu Minyak Krisma (untuk penerimaan Sakramen Krisma/Penguatan), Minyak Urapan (untuk penerimaan Sakramen Perminyakan orang sakit) dan minyak Katekumen (yang diberikan untuk melantik seseorang menjadi katekumen terpilih).
Hal-hal yang merupakan rangkaian perayaan pada hari kamis putih :
Perayaan Ekaristi meriah, warna liturgi Putih (lambang kemuliaan dan kesucian).
Ada Pembasuhan kaki : pastor mencuci kaki 12 orang umat yang mewakili 12 Rasul Tuhan sebagai peringatan Yesus yang mencuci kaki para muridNya dalam perjamuan terakhir. Pembasuhan kaki ini melambangkan arti sebuah pelayanan kristiani: “Siapa yang ingin menjadi yang terbesar hendaklah menjadi pelayan bagi sesamanya”. Selama pembasuhan kaki, umat menyanyikan: Úbi Caritas (“Jika ada cinta kasih, Tuhan hadir”).
Dalam Perayaan Ekaristi ini tidak diberikan berkat di akhir Misa. Perayaan Ekaristi ditutup dengan perarakan Sakramen Mahakudus dan tuguran oleh umat. Sementara altar dikosongkan dari segala keindahannya, Perarakan dilaksanakan dari Altar menuju sebuah tempat di sudut gereja (lambang Yesus yang menyendiri untuk berdoa). Tuguran adalah sebuah ibadat selama kurang lebih satu jam bersama/menemani Yesus yang sedang berdoa dalam ketakutan akan penderitaan yang akan dialaminya. Sejatinya Tuguran dimulai seusai Misa malam hari dan berlanjut hingga lewat tengah malam (Kadang-kadang dilanjutkan hingga terbit fajar hari Jumat Agung, dan dilanjutkan dengan liturgi pagi hari). Ibadat Tuguran ditutup dengan berkat dari Sakramen Mahakudus, yang juga menandai selesainya perayaan Ekaristi Kamis Putih.
JUMAT AGUNG / SUCI
Jumat agung adalah peringatan Sengsara dan Wafat Tuhan Yesus Kristus. Gereja berduka karena kematian Kristus, menghormati Salib, dan sekaligus mengagumi kehidupan-Nya atas ketaatan-Nya sampai mati.
Hal-hal yang dilakukan pada liturgi Jumat Agung.
Tidak ada Ekaristi (doa syukur agung). Hosti diambil dari Hosti yang sisa kamis putih.
Tidak ada nyanyian kecuali Bait Pengantar Injil
Pasio : pembacaan kisah sengsara Yesus dari Injil Yohanes, biasanya di nyanyikan 3 orang bersama Koor yang memerankan peran sebagai Yesus, Pilatus, dan orang-orang lainnya
Penghormatan Salib : seluruh umat (yang sudah dan belum dibaptis) maju mencium salib Yesus, sebagai tanda hormat pada Yesus yang telah menderita sengsara demi kita orang berdosa. Sementara umat melaksanakan penghormatan Salib, dinyanyikan lagu renungan yang mengharu biru dan tiada taranya di seluruh liturgi Gereja: “Hai Umat Apa SalahKu?”
“Hai Umat apa salahKu kepadaMu? Jawablah kapan Aku memyusahkanmu?
Kau salah Aku ampuni, Kau jauh aku dekati.
Tetapi kini balasmu: Kau beri aku mahkota duri.
Kau mati Aku hidupkan, Kau sakit aku pulihkan.
Tetapi kini balasmu: Aku sudah kau Salibkan.”
Disusul dengan Doa Umat meriah. Dalam doa umat ini mendoakan Gereja dan seluruh dunia.
Sejatinya Upacara Jumat Agung ditutup setelah Doa Umat dengan pemberian Berkat meriah. Tapi Gereja Katolik Indonesia menambahkan penerimaan Komuni untuk menyatukan diri dengan Yesus yang menderita supaya umat juga dikuatkan di kala mengalami pencobaan dan penderitaan.
Ciri-ciri lain yang menandai perayaan Jumat Agung :
Ruangan Gereja dikosongkan dari berbagai benda perhiasan, termasuk kain penutup altar dan lilin-lilin, sebagai tanda dukacita dan hilangnya “semarak dan kemuliaan Sang mempelai Surgawi”.
Pada hari ini, ibadat jalan salib diadakan pagi hari.
SABTU SUCI / MALAM PASKAH
Malam Paskah adalah Pesta Kebangkitan Tuhan.
Perayaan malam paskah dibagi menjadi 4 bagian utama :
Bagian 1 : Liturgi Cahaya (Upacara Lilin Paskah)
Perarakan dimulai dari pintu utama gereja. Semua cahaya di gereja dipadamkan, imam kemudian memberkati & menyalakan lilin Paskah tersebut dari api baru. Selanjutnya imam mengangkat lilin sambil menyanyi: “Kristus cahaya dunia” dan umat menjawab: “Syukur kepada Allah”, dinyanyikan sebanyak 3x di pintu Gereja, di tengah Umat, di depan altar.
Setelah Itu dinyanyikan Pujian Paskah: yang intinya memuliakan Tuhan atas karya keselamatan yang telah terlaksana dalam Yesus Kristus. Dalam Yesus semua manusia telah ditebus dari perbudakan dosa dan diselamatkan dari kegelapan maut.
Bagian 2 : Liturgi Sabda
Dalam liturgi Sabda dibacakan 9 Bacaan Kitab Suci : 7 bacaan dari Perjanjian lama, 1 bacaan Epistola dari Roma dan Injil (Namun biasanya di Gereja hanya dibacakan 5 bacaan saja: 3 dari Perjanjian Lama, 1 bacaan Epistola dan Injil).
Bacaan dari Perjanjian Lama adalah Kisah Penciptaan Manusia (untuk mengingatkan bahwa dalam Kebangkitan Yesus, hidup manusia diciptakan/diperbarui lagi), Kisah Pembebasan Umat Allah dari perbudakan Mesir (melambangkan pembebasan umat manusia dari perbudakan dosa) dan Janji Keselamatan kepada Umat Allah.
Bacaan Epistola dari Roma 6 mengingatkan umat Allah bahwa mereka telah mati terhadap dosa dan kini hidup secara baru dalam Yesus Kristus.
Bacaan Injil mengingatkan kita untuk bersiap-siap dengan pelita kita, berjaga-jaga seperti orang-orang yang menantikan kedatangan kembali Tuhan sehingga bila Ia datang Ia akan menemukan kita terjaga dan akan mempersilakan kita duduk di meja-Nya dan mengikuti pesta bersamaNya.
Bagian 3 : Liturgi Baptisan
Pemberkatan Air Baptis dan Pembaharuan Janji Baptis. Malam ini adalah malam yang paling suci dan tepat bila mau mengadakan pembaptisan. Kemudian imam berkeliling dan memerciki umat dengan Air Baptis untuk mengingatkan umat Allah akan pembatisan yang telah mereka terima, sementara umat bernyanyi nyanyian Syukur atas Pembaptisan.
Bagian 4 : Liturgi Ekaristi
Bagian ini sama seperti dalam Perayaan Ekaristi hari Minggu, diawali dengan Persembahan, Doa Syukur Agung, Komuni dan ditutup dengan berkat meriah.
MINGGU PASKAH
Perayaan Paskah pagi hari (Fajar), dilaksanakan paling agung. Inilah Perayaan Paskah yang sesungguhnya. Perayaan Ekaristi diawali dengan seruan Resurrexit (Tuhan sudah bangkit !).
Sebelum dibacakan Injil dinyanyikan lagi seruan kegembiraan para saksi kebangkitan Tuhan: “Sumber Hidup yang mati, telah bangkit dengan jaya!”.
Perayaan Paskah Fajar ditutup dengan berkat meriah : bagi Umat Allah, bagi seluruh kota di dunia dan bagi seluruh umat manusia di dunia.
Perayaan paskah sore memperingati sukacita para murid yang tadinya tenggelam daalam kesedihan mendalam dan telah putus asa. Inilah kebangkitan harapan yang telah pudar, berkobarnya kembali semangat yang telah mulai mati. Bacaan Injil menampilkan perjalanan 2 orang murid Yesus ke Emaus dalam keadaan sedih dan putus asa. kebangkitan dan kehadiran Tuhan mengubah kesedihan menjadi sukacita dan putus asa menjadi semangat yang menyala-nyala : “Bukankah hati kita berkobar-kobar ketika Ia berjalan bersama kita?”
Semoga Perayaan Paskah Kebangkitan Tuhan, menyalakan kembali semangat kita, memperbaharui hidup kita dan mengubah kita, semakin hari, semakin menjadi orang-orang yang berkenan di Hati Tuhan.
Alleluya
TEMA XIV : REKOLEKSI DAN EVALUASI
Pertemuan 14 Katekese Lansia
REKOLEKSI DAN EVALUASI
Tujuan :
Mengajak katekumen lebih saling mengenal, saling terbuka, berbagi pengalaman dalam kelompok kecil.
Menambah dan memurnikan motivasi iman Katekumen setelah periode katekumenat + 3 bulan.
Memberikan evaluasi untuk tim pendamping (Pembina)
Metode :
• sharing kelompok 4-5 orang, didampingi oleh 1-2 orang tim pendamping, waktu 20 menit.
• Pendamping mampu mengajak para katekumen untuk bersharing, terbuka dan jujur. Tekankan bahwa kejujuran katekumen akan membantu Katekumen sendiri untuk lebih dekat dengan Tuhan dan akan membuat pelayanan Pembina jadi lebih baik di masa mendatang.
• Pendamping menjelaskan bila ada pertanyaan yang tidak jelas. dengan memberi contoh-contoh konkrit, misalnya : Bagian 3 jawaban: Hidup lebih baik dengan mengenal Yesus dijabarkan dengan contoh hidup berkeluarga, dahulu sering marah dan emosi, sekarang lebih sabar terhadap keluarga.
• Pendamping kelompok memplenokan hasil sharing di masing-masing kelompok dan kemudian akan disimpulkan oleh pengajar utama.
Selengkapnya dapat dilihat/didownload DI SINI atau DI SINI
REKOLEKSI DAN EVALUASI
Tujuan :
Mengajak katekumen lebih saling mengenal, saling terbuka, berbagi pengalaman dalam kelompok kecil.
Menambah dan memurnikan motivasi iman Katekumen setelah periode katekumenat + 3 bulan.
Memberikan evaluasi untuk tim pendamping (Pembina)
Metode :
• sharing kelompok 4-5 orang, didampingi oleh 1-2 orang tim pendamping, waktu 20 menit.
• Pendamping mampu mengajak para katekumen untuk bersharing, terbuka dan jujur. Tekankan bahwa kejujuran katekumen akan membantu Katekumen sendiri untuk lebih dekat dengan Tuhan dan akan membuat pelayanan Pembina jadi lebih baik di masa mendatang.
• Pendamping menjelaskan bila ada pertanyaan yang tidak jelas. dengan memberi contoh-contoh konkrit, misalnya : Bagian 3 jawaban: Hidup lebih baik dengan mengenal Yesus dijabarkan dengan contoh hidup berkeluarga, dahulu sering marah dan emosi, sekarang lebih sabar terhadap keluarga.
• Pendamping kelompok memplenokan hasil sharing di masing-masing kelompok dan kemudian akan disimpulkan oleh pengajar utama.
Selengkapnya dapat dilihat/didownload DI SINI atau DI SINI