Senin, 26 April 2010

PROSES KATEKESE LANSIA (3)

5. Tahapan Proses Katekese secara Garis Besar

Secara garis besar proses pendampingan katekumen lansia dibagi dalam beberapa tahap sebagai berikut :

a. Observasi dan Pendaftaran

Kunjungan-kunjungan awal bertujuan untuk menggali sebanyak mungkin informasi tentang situasi dan kondisi lansia yang akan belajar agama serta untuk mengurus pendaftaran katekumen lansia pada wilayah/lingkungan setempat, dan untuk selanjutnya dilaporkan pada penanggung jawab katekese atau pastor paroki.


Dilakukannya observasi selain bertujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi lansia agar legioner dapat mengerti dan memahami keadaanya, hal tersebut juga sangat berguna bagi penyampaian materi katekese ke depannya. Bagaimana hal itu berguna? Seperti sudah disebutkan di atas, penyampaian materi katekese harus juga memperhatikan latar belakang budaya, sifat dan karakter dan terutama pengalamann hidup katekumen sendiri. Semakin legioner lebih dalam menggali dalam observasi, akan semakin mudah nantinya dalam menyampaikan materi katekese, karena semua materi diwartakan berdasarkan pengalaman hidup lansia sendiri.

Maka dari itu, dalam melakukan observasi legioner harus menggali informasi sebanyak-banyaknya (tentu saja tanpa kesan menginterogasi) tentang :
- latar belakang budaya lansia yang bersangkutan, misalnya asalnya dari mana? agama dahulu apa? dll
- kehidupan keluarga, misalnya : tinggal bersama siapa, apakah menikah/tidak, apakah berputra/tidak, keluarganya ada dimana, agama anak-anak/suami, apakah keluarga mendukung masuk katolik., dll
Sambil mencari informasi tentang hal-hal ini, dapat sambil mengisi formulir pendaftaran katekumen baru, yang disiapkan paroki setempat. Untuk tugas obervasi lansia ini mungkin tidak cukup dilakukan dalam satu kali kunjungan. Satu hal yang penting adalah bertemu dengan keluarga lansia yang bersangkutan untuk meminta dukungan mereka dalam proses pendampingan ini. bantuan yang seringkali diharapkan dari keluarga dalam proses ini adalah dalam hal mengintegrasikan katekumen baru ke dalam persekutuan jemaat Allah, misalnya dengan mengajak ke Gereja, mengajak ikut kegiatan lingkungan, mengingatkan/mengajak doa-doa dan membacakan kitab suci. Pokoknya membuat lansia yang bersangkutan untuk memulai kehidupan baru sebagai seorang kristiani yang yang baik. Hal ini juga berguna sambil mengingatkan bila keluarga sudah mulai hidup jauh dari Tuhan.

Sementara proses observasi berlangsung, legioner juga harus mendaftarkan katekumen yang bersangkutan pada pengurus lingkungan/wilayah setempat. Sewaktu menghadap pengurus lingkungan/wilayah setempat tidak boleh lupa untuk meminta bantuan umat setempat (lewat pengurus wilayah/lingkungan) untuk membantu proses katekese tersebut dengan ikut mengajak/melibatkan lansia yang bersangkutan dalam kegiatan-kegiatan wilayah/lingkungan atau ikut mengunjungi dan mengajak lansia yang bersangkutan dalam kegiatan-kegiatan kerohanian yang lain. Ini dilakukan untuk mengintegrasikan katekumen lansia dalam persekutuan jemaat Katolik setempat. Hal ini juga membantu pendamping (legioner) dalam proses pendampingan lansia yang bersangkutan. Beban tanggung jawab proses katekese tidak hanya menjadi tanggung jawab legioner yang mendampingi, tetapi juga menjadi tugas keluarga dan wilayah/lingkungan setempat.

Seturut pengalaman penulis sendiri, keterlibatan lansia yang bersangkutan dalam kegiatan wilayah/lingkungan sangat membantu (berperan besar) dalam proses integrasi lansia sebagai bagian dari jemaat Allah. Dari kegiatan lingkungan/wilayah tersebut, lansia menjadi mengerti dengan sendirinya akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai bagian dari Umat Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar