Kamis, 06 Mei 2010

KATEKESE DAN TANTANGAN MULTITASK (II)

B. Membangun Isi dan Suasana Katekese yang menarik dan menyentuh.

Dalam proses katekese, ada dua unsur penting yang harus diperhatikan, yaitu isi dan suasana. Isi memuat proses edukatif dan konsientisasi menyangkut visi dan pengetahuan iman, nilai dan pesan moral bagi peserta katekese. Isi katekese tidak dapat dilepaskan dari pengaruh suasana, baik faktor perkembangan psikologis peserta katekese itu sendiri dan aspek-aspek eksternalnya, yaitu lingkungan, sarana, pendekatan dan metodenya. Maka diperlukan suasana akomodatif yang mampu menghantar isi kepada peserta katekese. Suasana tanpa isi akan membuat proses katekese hanya sekedar ruang hiburan, tetapi isi tanpa suasana akan membuat proses katekese bagaikan ruang ceramah yang membosankan dan sama sekali tidak edukatif bagi segi afektifitas peserta katekese. Untuk itu segi isi dan suasana menjadi bagian yang tak terpisahkan. Isi haruslah berjalan dengan suasana, begitupun suasana haruslah memuat isi yang membangun iman peserta katekese.


Untuk membangun isi dan suasana katekese yang lebih menyapa orang dewasa ini, pertama, proses katekese harus mempertimbangkan segi himbauan pesan yang bersifat himbauan emosional melalui berbagai media yang tepat dan mampu menyentuh cita rasa. Kedua, proses katekese harus menjadi proses komunikatif, dimana berbagai metode pendekatan komunikasi digunakan. Katekese tidak hanya bersifat intruksional saja, tetapi juga mempergunakan prinsip symbolic way,3) dimana pengertian-pengertian didapat dari proses yang bersifat simbolis, baik dari gambar, film, cerita, dan lain sebagainnya.

Salah satu media yang dapat digunakan agar katekese itu menarik adalah media komunikasi populer. Media komunikasi populer adalah media yang digunakan untuk menyampaikan pesan dalam proses komunikasi yang metodologinya bersifat “dekat” dengan kehidupan dewasa ini, misalnya film, foto digital, poster, hasil download internet, tampilan-tampilan presentasi dengan powerpoint dan flash player, musik, potongan artikel, potongan cergam-komik, dan lain-lain. Media komunikasi populer ini dapat menjadi salah satu bantuan, agar jembatan untuk menghubungkan pengalaman hidup orang zaman sekarang dengan visi kristianitas mampu terjadi. Media komunikasi populer ini menjadi sarana supaya terjadi proses sintesa antara media dan katekese yang sesuai dengan perkembangan budaya serta tehnologi yang mempengaruhi umat berkaitan dengan gaya hidup (life style) dan pandangan-pandangan hidup umat dewasa ini.

Media komunikasi populer itu hendaknya ditempatkan dalam rancangan katekese yang menarik dan kreatif. Hal itu sangat beralasan, karena pengaruh media informasi yang sudah menjadi tiang penyangga kehidupan dan sekaligus menjadi ciri khas setiap orang bersosialisasi dengan sesamanya dewasa ini. Bahasa yang dulunya cenderung mengajar, kemudian berubah menjadi bahasa media yang bersifat membujuk, menggetarkan hati, dan penuh dengan resonansi, irama, cerita, dan gambar yang tervisualisasikan. Bahasa media tersebut lebih berpusat pada getaran hati. Selain itu, bahasa itu menjadi simbol untuk mengangkat dan memberi tekanan pada aneka kekayaan cita rasa. Segalanya seakan diciptakan kembali menjadi sesuatu yang kreatif 4).

Media komunikasi populer dapat digunakan dalam proses katekese, baik sebagai apersepsi (pemusatan perhatian), narasi apresiatif dan refleksi, peneguhan, rangkuman atau pengiring doa. Untuk itu proses katekese hendaknya terbuka kepada pola-pola gagasan yang apresiatif. Apresiasi ini merupakan kegiatan yang memuat tiga unsur penting. Unsur yang pertama adalah pemahaman. Unsur yang kedua adalah memberikan pendapat dan tanggapan atau yang umum disebut sebagai intrepetasi dan unsur yang ketiga adalah ungkapan/ekspresi yang representatif dan kaya akan makna (reflektif).

Bersambung

(dari www.imankatolik.or.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar