Selasa, 15 Juni 2010

B U L U S

Hari Minggu yang lalu ada kesaksian menarik di gereja saya di Hongkong. Saya menuliskannya kembali di bawah ini dengan harapan bisa mendatangkan berkat buat saudara seiman.

Di sebuah desa yang amat melarat di kawasan bagian selatan daratan Cina-- kira-kira empat sampai lima jam perjalanan menggunakan bus umum dari kota Shenzhen ( Kota maju di daratan Cina yang berbatasan langsung dengan wilayah Hongkong ) ke arah pedalaman Cina terdapat sebuah gereja. Gereja ini belum mempunyai gembala yang tetap tapi pijakan gereja ini cukup kuat karena merupakan satu-satunya gereja yang diakui sah oleh pemerintah RRC, sehingga kebaktian dan aktivitas rohani lainnya di gereja itu sama sekali tidak dilarang. Gereja kecil itu dikelola oleh seorang pemuda asli dari daerah itu yang mana sangat cinta terhadap pelayanan Injil untuk masyarakat di daerahnya. Pemuda ini tidak pernah belajar khusus di sekolah Alkitab dan mengaku pemahamannya terhadap Alkitab minim sekali. Satu hal saja yang dia tahu dan percaya yaitu bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat bagi dunia ini, termasuk bagi rakyat Cina di desanya.



Suatu hari pemuda ini mendengar kabar bahwa sejumlah hamba Tuhan dari Hongkong akan datang ke kota Shenzhen untuk memberikan banyak pelajaran tentang Firman Tuhan kepada hamba-hamba Tuhan atau siapa saja yang melayani pekerjaan Tuhan di daerah seputar kota ini. Begitu mendengar kabar tersebut, sang pemuda ini ingin sekali bisa pergi ke Shenzhen untuk berjumpa dengan para hamba Tuhan dari Hongkong itu. Tapi, dia tidak punya cukup uang untuk naik bus dari desanya ke kota Shenzhen. Ongkos bus umum sekali jalan dari desanya ke Shenzhen sekitar 50 renminbi dan memakan waktu sekitar 4 - 5 jam. Jangankan 50 renminbi, separo dari biaya transportasi itu saja tak ada di sakunya. Maklum, dia melayani secara penuh pekerjaan Tuhan di tengah-tengah masyarakat desa yang amat miskin. Kolekte setiap kali kebaktian hanyalah beberapa renminbi saja. Untuk biaya makan dan keperluannya sehari-hari, hasil kolekte itu pas-pasan. Dia sendiri sering masih harus menjala ikan di pantai untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Tapi, hatinya sangat rindu untuk bisa datang ke Kota Shenzhen. Jauh-jauh hari dia sudah mendengar kabar akan datangnya sejumlah hamba Tuhan dari Hongkong ke Shenzhen itu.

Sejak itu dia mulai bergumul, berdoa,dan puasa. Dia minta izin kepada Tuhan Yesus yang dia sembah siang-malam itu agar diperkenankan pergi ke Shenzhen. "Tuhan, berkati aku dengan uang 50 renminbi saja agar aku bisa pergi ke Shenzhen. Aku ingin menimba ilmu Firman Tuhan dari para hamba Tuhan dari
Hongkong itu. Ilmu itu akan saya bagi-bagikan kepada anak-anak-MU disini," demikian doa pemuda itu siang-malam, pagi-sore, kepada Allah Bapa di Kerajaan Sorga sana.

Pemuda ini hanya mendambakan berkat berupa uang 50 renminbi saja. Seandainya, Tuhan memberkati dia dengan uang sejumlah ini, dia tidak peduli, di mana dia akan tidur selama berada di kota Shenzhen nanti. Dia juga tidak peduli, dengan apakah dia akan membeli makanan selama berada di kota Shenzhen. Dia juga rela pulang kembali ke kampungnya dengan jalan kaki nantinya. Dia berdoa minta izin kepada Tuhan untuk bisa pergi ke Shenzhen. Dia tidak berani nekat pergi ke Shenzhen dengan jalan kaki sebelum mendengar jawaban dari Tuhan, sebelum memperoleh izin dari Allah. Sehari dua hari tidak ada jawaban dalam doa-doanya. Seminggu dua minggu juga tak ada jawaban. Uangnya masih tetap belum cukup untuk bisa pergi ke Shenzhen.

Tapi, pemuda ini sama sekali tidak putus asa. Dia bergumul dan bergumul terus. Akhirnya tinggal beberapa hari lagi waktu kedatangan sejumlah hamba Tuhan dari Hongkong ke Shenzhen itu. Saat itu hari masih subuh. Seperti biasa, pemuda ini sudah bangun dan melakukan persekutuan pribadi dengan Allahnya. Saat dia menyembah Tuhan di pagi hari itu, dengan amat jelas, Tuhan Yesus berbicara kepadanya, "Bangun dan pergilah ke pantai, tebarkan jalamu di pantai itu." Suara Tuhan begitu singkat tapi sangat jelas kepada dirinya. Dia bersukacita dan langsung pergi ke pantai. Dalam perjalanan ke pantai, di benaknya, pemuda ini berpikir, saat dia menebarkan jala dan menarik jala itu kembali, maka dia akan mendapatkan ikan dalam jumlah sangat banyak, seperti yang pernah dialami oleh murid-murid Tuhan saat Tuhan Yesus hidup di dunia ini.

Begitu tiba di pantai, pemuda ini langsung menebarkan jala. Beberapa saat kemudian pemuda ini menarik kembali jalanya. Dan, apa yang ditemukannya dalam jala itu ? Ikan ? O .. o ... tidak !
Sama sekali tidak ada ikan tertangkap dalam jalanya. Tapi, hanya ada seekor bulus yang cukup besar tersangkut di dalam jalanya. Pemuda ini tidak kecewa. Yang penting bagi dia adalah melakukan apa yang disuruh oleh Tuhan. Roh Kudus menuntun langkah kaki sang pemuda yang masih memegangi bulus ini ke sebuah pasar ikan yang tidak jauh dari pantai itu.

Begitu tiba di pasar tersebut, ada seseorang yang sama sekali tidak dikenal oleh sang pemuda itu. Orang itu mendekati si pemuda ini dan bertanya, "Akankah kamu jual bulus yang ada di tanganmu itu ?" Dengan sedikit terperanjat, pemuda ini menjawab spontan, "Kalau tuan mau membelinya, silahkan."
"O .. ya. Saya mau membelinya. Bagaimana kalau bulus itu saya beli dengan uang 450 renminbi ?" jawab tuan itu. Mendengar kata-kata tuan itu, pemuda ini hampir tidak percaya. Bulus yang di pasar selama ini hanya laku beberapa renminbi saja per ekor, ditawar 450 renminbi.
"Ya ... ya ...., silahkan ambil," kata pemuda ini langsung menyodorkan bulusnya kepada si tuan itu. Tuan itu kemudian merogoh sakunya dan memberikan uang 450 renminbi kepada si pemuda itu.
Setelah itu, lewat perbincangan singkat dengan si tuan tersebut, si pemuda ini baru tahu, kalau tuan itu adalah seorang penggemar bulus dan beberapa hari ini sedang mencari bulus ke mana-mana, tapi tidak mendapatkan seekor bulus yang sesuai dengan seleranya.

Sampai akhirnya, di pagi itu dia melihat si pemuda ini memegangi bulus yang dicari-cari tuan itu. Sang tuan ini ingin memelihara bulus yang warna dan bentuknya sesuai dengan bulus yang baru didapatkan dari pantai oleh si pemuda itu. Pemuda ini bersuka-cita luar biasa karena Tuhan telah menunjukkan
kasih-NYA yang amat besar kepada dirinya. Dia pulang dengan hati berbunga-bunga dan diceritakannya semua yang terjadi itu kepada anak-anak Tuhan yang ada dalam bimbingannya di desanya.

Tidak 50 renminbi yang Tuhan berikan kepadanya -- sesuai dengan permintaannya dalam doa-doanya tiap hari --, tapi sembilan kali lebih besar dari apa yang dimintanya!!.
Dengan uang hasil mujizat itu, pemuda ini bisa pulang-pergi ke kota Shenzhen dengan naik bus umum. Dengan uang mujizat ini pula, pemuda tersebut bisa tidur enak di sebuah penginapan di Shenzhen selama dia berada di Shenzhen. Dengan uang mujizat ini pula, sang pemuda itu bisa menikmati makanan enak selama dia berada di Kota Shenzhen.

Rupanya, Tuhan tidak sekedar mengizinkan pemuda itu pergi ke Shenzhen guna menimba ilmu Firman Tuhan, tapi juga mencukupkan -- bahkan berlebihan -- terhadap segala kebutuhan si pemuda itu selama berada di kota Shenzhen.

Puji Tuhan dengan kesaksian indah ini. Semoga mendatangkan suka-cita bagi saudara-saudara seiman. Dan, bantu doa buat saudara-saudara kita yang berada di daratan Cina. Bila penduduk RRC sebanyak 1,2 milyar itu bertobat, maka berarti seperempat penduduk dunia ini menjadi anak Tuhan karena penduduk RRC merupakan seperempat dari total penduduk dunia.

Tuhan kini lagi bekerja luar biasa di daratan Cina untuk menyelamatkan orang-orang pilihannya yang berada di tanah Tiongkok ini. Sekali lagi, bantu doa untuk semua pekerjaan Tuhan di daratan Cina.

Puji Tuhan.
Tuhan memberkati. Amin.

=====
O ... Crux Ave Spes Unica
Ad Maiorem Dei Gloriam

( Mr. Dany Suyanto - Hongkong )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar