Selasa, 31 Agustus 2010

HAL-HAL PENTING TENTANG KATEKESE

(Melanjutkan penjelasan tentang praksis Katekese, saya posting hal-hal penting yang lain tentang Katekese. Sudah waktunya kita kembali ke katekese sebagai salah satu dari 5 tugas pokok Gereja kita. Semoga bermanfaat.)

Dasar Katekese
Dasar katekese adalah “penugasan Kristus kepada para rasul dan pengganti-pengganti mereka”. Dalam Mat 28 : 19-20, Yesus mengutus para rasul untuk “pergi”, “menjadikan semua bangsa murid-Ku”, “baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus”, dan “ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu”.
Dalam tafsir Injil Matius dijelaskan bahwa tugas para rasul mencakup pewartaan awal kepada orang yang belum mengenal Tuhan, pengajaran kepada para katekumen, dan pengajaran kepada orang yang telah menjadi anggota Gereja agar iman mereka lebih mendalam

Subyek Katekese
Katekese adalah karya Gereja yang mendasar. Gereja dipanggil untuk melanjutkan tugas Yesus, Sang Guru, dan diutus menjadi pengajar iman, dengna dijiwai oleh Roh Kudus. Oleh karena itu subyek katekese adalah Gereja. Iman yang diajarkan oleh Gereja dalam iman yang dihidupi oleh Gereja itu sendiri, yaitu :
• Pemahaman tentang Allah dan rencana penyelamatan-Nya
• Pandangan tentang manusia adalah ciptaan yang paling mulia
• Warta Kerajaan Allah
• Harapan dan Kasih

Obyek Katekese
Tujuan definitif katekese adalah bukan hanya membuat orang saling berkontak, melainkan juga dalam kesatuan dan kemesraan, dengan Yesus Kristus. Segala kegiatan mewartakan Kabar Gembira dimengerti sebagai usaha mempererat kesatuan dengan Yesus Kristus. Mulai dengan pertobatan ‘awal’ seseorang kepada Tuhan yang digerakan oleh Roh Kudus melalui pewartaan Injil yang pertama, katekese berusaha mengukuhkan dan mematangkan kesetiaan pertama ini.

Kamis, 26 Agustus 2010

ENCOURAGEMENT

(Tulisan Renald Kasali yang saya dapatkan dari email ini begitu menyentuh, dan membuat saya sadar bagaimana mestinya mendampingi anak-anak atau mereka yang dipercayakan Tuhan kepada saya untuk saya dampingi. Tulisan ini membuka cakrawala baru bagi para orang tua, pendidik, pendamping, pembina dan pemerhati pendidikan. Semoga bermanfaat)

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat.

Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat,bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa. Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana.

Saya memintanya memperbaiki kembali,sampai dia menyerah.Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi nilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. "Maaf Bapak dari mana?" "Dari Indonesia," jawab saya. Dia pun tersenyum.

MENGAPA KITA BERTERIAK...?

Suatu hari sang guru bertanya kepada murid-muridnya: "Mengapa ketika seseorang sedang dalam keadaan marah, ia akan berbicara dengan suara kuat atau berteriak?"

Seorang murid setelah berpikir cukup lama mengangkat tangan dan menjwb: "Karena saat sepertt itu ia telah kehilangan kesabaran, karena itu ia lalu berteriak.

""Tapi..." sang guru balik bertanya, "lawan bicaranya justru berada di sampingnya. Mengapa harus berteriak? Apakah ia tak dpt berbicara secara halus?"

Hampir semua murid memberikan sejumlah alasan yg dikira benar menurut pertimbangan mrk. Namun tak satupun jawaban yg memuaskan.

Selasa, 24 Agustus 2010

KISAH TIGA POHON CEMARA

Di puncak suatu bukit tumbuh 3 anak pohon cemara.Ketiganya mempunyai cita - cita yang tinggi.Demikian awal sebuah dongeng beberapa ratus tahun yang lalu.

Pohon pertama berkata, "Kalau aku sudah besar, aku ingin ditebang lalu dijadikan sebuah sebuah peti penyimpanan harta karun. Aku akan berada di istana yang megah. Tugasku nanti menyimpan intan, berlian, ukiran emas dan perhiasan yang bagus dan mahal."

Pohon kedua berkata, " Aku ingin dibuat menjadi kapal, ya sebuah kapal pesiar yang besar dan bagus. Kapal itu nanti digunakan oleh para saudagar kaya berlayar ke mancanegara. "

Pohon ketiga berkata, " Cita-citaku berbeda. Aku tidak ingin ditebang. Aku tidak ingin dijadikan apa-apa. Aku ingin terus berdiri tegak menjulang tinggi ke langit di atas bukit ini, supaya tiap orang yang memandang aku akan menengadah dengan rasa kagum."

Begitulah ketiga anak pohon cemara itu tumbuh menjadi pohon yang tinggi dan besar.Lalu pada suatu hari datanglah seorang tukang kayu menebang pohon pertama.Pohon itu melonjak kegirangan, "Aku akan dijadikan peti harta karun!"
Tetapi apa yang terjadi?
Ternyata pohon itu dibuat menjadi palungan tempat makanan ternak.Pohon ini merasa sangat kecewa. Ia tidak berada di istana, tetapi di sebuah kandang hewan.

Minggu, 22 Agustus 2010

KATEKESE UMAT

(Baru-baru ini saya berdiskusi dengan sesama pewarta/katekis - Admin blog Kristianitas - tentang pentingnya katekese umat dalam proses katekese, entah di lingkungan/wilayah, kategorial atau dalam pembinaann iman menyambut penerimaan sakramen-sakramen suci. Sebagai kesimpulan dari diskusi tersebut ialah bahwa Katekese Umat sebagai prnsip dasar dalam berkatekese tetaplah aktual dalam pelayanan pewartaan Sabda Allah dalam masyarakat yang semakin kritis dan majemuk. Cara-cara katekese masa "purba" - misalnya Pengajaran yang searah - telah ditinggalkan dan hanya akan mempersempit proses dinamika dalam katekese dan akan menjadikan katekese hanya menjadi riasan/kulit luar tanpa memiliki makna yang mendalam (seperti rumah yang dibangun di atas pasir). Dari sebab itu saya kutipkan lagi prisnsip-prinsip dasar Katekese umat dalam posting kali ini. Semoga bermanfaat)


PKKI I (Pertemuan Kateketik antar-Keuskupan se-Indonesia) yang diadakan pada tahun 1977 di wisma Samadi Syalom, Sindanglaya-Jawa Barat berusaha untuk menentukan Arah Katekese di Indonesia dan menghasilkan gagasan Katekese Umat dilihat sebagai Arah Katekese di Indonesia masa kini.

Dalam PKKI II tahun 1980 di wisma Samadi, Klender – Jakarta kembali ditegaskan gagasan Katekese Umat dari PKKI I agar lebih operasional dan akhirnya ditemukan rumusan katekese umat yang terdiri dari 6 hal pokok, yakni :

1. Katekese Umat (KU) diartikan sebagai komunikasi iman atau tukar pengalaman/penghayatan iman antara anggota umat/kelompok. Melalui kesaksian, para peserta saling membantu sedemikian rupa, sehingga iman masing-masing diteguhkan dan dihayati secara semakin sempurna. Dalam Katekese Umat tekanan terutama diletakkan pada penghayatan iman, meskipun pengetahuan tidak dilupakan. Katekese Umat mengandaikan ada perencanaan.

2. Dalam Katekese Umat itu kita bersaksi tentang iman kita akan Yesus Kristus, pengantara Allah yang bersabda kepada kita dan pengantara kita menanggapi Sabda Allah. Yesus Kristus tampil sebagai pola hidup kita dalam Kitab Suci, khususnya dalam Perjanjian Baru, yang mendasari penghayatan iman Gereja di sepanjang tradisinya.

Sabtu, 21 Agustus 2010

LAHIR BARU

DOA UNTUK BAPTISAN BARU
(Terinspirasi dari Yoh 17)


Ya Bapa yang penuh kasih,
Engkau telah mempercayakan kepadaku, sebuah tugas pelayanan untuk kulakukan.
Aku telah menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-ku itu.
Semoga semua yang telah kulakukan berkenan padaMu.


Aku percaya bahwa mereka dari semula telah Engkau percayakan kepadaku
untuk selalu bersama-sama memuliakan Engkau.
Dalam kelemahanku, aku telah menyatakan nama-Mu kepada mereka.
Mereka kini menjadi milik-Mu.

Sekarang mereka tahu,
bahwa semua yang Engkau berikan kepadaku itu berasal dari pada-Mu.
Sebab segala hal yang Engkau anugerahkan kepadaku telah Kusampaikan kepada mereka dan kini mereka telah tahu dan mengerti
bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi aku.

Selasa, 17 Agustus 2010

DOA PAGI

(Pagi ini saya terbangun kira-kira jam 4 pagi. Entah mengapa tiba-tiba terlintas di pikiran doa pagi yang dahulu diajarkan oleh seorang katekis waktu saya dipersiapkan untuk menyambut komuni pertama. Doa hafalan ini bila didoakan dan direnungkan, memiliki makna yang mendalam. Semoga bermanfaat)

DOA PAGI

Ya Tuhanku dan Allahku
Aku berlutut di hadapanMu dan bersembah sujud kepadaMu, Raja tertinggi.
Aku mengucap syukur kepadaMu atas segala kemurahanMu,
terlebih atas perlindunganMu pada malam tadi.

Aku menyerahkan kepadaMu jiwaku, badanku dan segala milikku.
Aku mempersembahkan kepadaMu segala perbuatan yang akan kulakukan para hari ini
untuk menghormati Engkau dan untuk menyelamatkan jiwaku.
Aku bermaksud sungguh-sungguh hidup sebagai muridmu
dan tidak akan menghina Engkau. Amin

BUTIR-BUTIR PEMERIKSAAN BATIN BERDASARKAN 10 PERINTAH ALLAH

(Berikut ini bahan katekese tentang butir-butir pemeriksaan batin berdasarkan 10 Perintah Allah, sebagai persiapan untuk menyambut Sakramen Tobat. Bahan ini dapat dipakai sebagai bahan tambahan dalam Tema Mistagogi: Sakramem Tobat, atau dipergunakan dalam ibadat tobat untuk penyambutan sakramaen tobat yang pertama kali untuk para baptisan baru lansia)

I. Akulah Tuhan Allahmu. Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepada-Ku saja dan cintailah Aku lebih dari segala sesuatu.▪ Apakah aku menyediakan waktu setiap hari untuk berdoa kepada Tuhan?
▪ Apakah aku percaya akan takhyul dan jimat, dan bukannya percaya kepada Tuhan saja?
▪ Pernahkah aku menolak ajaran Gereja atau menyangkal bahwa aku seorang Katolik?
▪ Apakah aku sering menggerutu dalam menjalankan kehendak Tuhan dalam hidupku?
▪ Apakah aku menolak untuk menerima permasalahan yang datang dalam hidupku sebagai cara untuk mendatangkan keselamatan?
▪ Apakah aku sering kuatir dalam kehidupan karena kekurangpercayaanku terhadap penyelenggaraan Allah?
▪ Apakah aku gagal untuk menjadi saksi Kristus, baik dengan perkataan maupun perbuatan?
▪ Apakah aku menjadi anggota dari suatu organisasi yang melawan ajaran Katolik?
▪ Apakah aku tidak setia dalam doa harianku?
▪ Apakah aku tidak membuat prioritas dan mencoba dengan sekuat tenaga untuk hidup kudus?
▪ Apakah aku ragu-ragu tentang iman Katolik?
▪ Apakah aku selalu percaya kepada Tuhan, terutama dalam kemalangan dan pencobaan?
▪ Apakah ada allah-allah lain di hidupku: uang, kesenangan, seks, keberhasilan, popularitas, kekuasaan, terobsesi dengan penampilan ….?

II. Jangan menyebut Nama Tuhan Allah-mu dengan tidak hormat.
▪ Pernahkah aku menyebut nama “Tuhan” atau “Yesus” dengan tidak hormat?
▪ Pernahkah aku menggunakan kata-kata kotor atau mengumpat? Apakah aku mengharapkan yang jahat bagi orang lain?

III. Kuduskanlah hari Tuhan.
▪ Pernahkah aku tidak pergi ke Misa pada hari Minggu atau pada hari yang diwajibkan?
▪ Apakah aku datang terlambat ke gereja atau apakah aku pulang lebih awal? Apakah aku berusaha khidmat dan menaruh perhatian selama Misa?
▪ Apakah aku menjadikan Hari Minggu sebagai hari untuk berdoa dan beristirahat?
▪ Apakah aku membaca Kitab suci setiap hari?

Minggu, 15 Agustus 2010

MISTAGOGI LANSIA : TATACARA PENERIMAAN SAKRAMEN TOBAT


Bahan Mistagogi Katekese Lansia:
TEMA : TATACARA PENERIMAAN SAKRAMEN TOBAT
 

PERSIAPAN : PEMERIKSAAN BATIN

Pemeriksaan batin dilakukan sebelum pengakuan dosa pribadi, sebaiknya di lakukan dalam masa tenang, dapat dilakukan di rumah ataupun di gereja. Hal yang sangat membantu dalam pemeriksaan batin adalah :
  • Berdoa kepada Roh Kudus mohon penerangan dan ketulusan hati untuk dapat melihat kembali perjalanan hidup kita. Pikiran dan perbuatan-perbuatan tidak baik apa saja yang sudah kita lakukan kepada keluarga, lingkungan sekitar, teman, masyarakat, gereja? Seberapa berat /seringkah kita melakukan itu ?
  • Membaca teks Kitab suci untuk membantu kita merenungkan akibat dosa, besarnya kasih Tuhan dan kesediaanNya untuk mengampuni kita.
  • Memeriksa diri dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan mengenai tugas kita kepada Tuhan, sesama dan diri sendiri.

Salah satu sarana untuk Pemeriksaan Batin dapat mengacu pada perintah Allah, perintah gereja, sabda bahagia.

Sabtu, 14 Agustus 2010

MISTAGOGI LANSIA : SAKRAMEN TOBAT

Bahan Mistagogi Katekese Lansia:
TEMA : SAKRAMEN TOBAT

Referensi biblis :
Yoh 20: 19-23 ; Luk 15:11-23 (kisah anak yang hilang);


Pokok-pokok Iman dan Refleksi :

Arti dosa, proses terjadinya dosa & akibat dosa :
Apakah DOSA itu? dosa adalah melawan Tuhan, namun secara bersamaan melawan akal budi, kebenaran, dan hati nurani yang benar, sehingga menimbulkan ketidaktenangan dan rasa bersalah. Apakah ada rasa "tidak enak" terhadap seseorang dalam hati Anda? coba sharingkan

- Gereja Katolik mengenal dua macam dosa, yaitu:
1. Dosa berat atau “mortal sin“, adalah melawan kasih secara langsung, jadi dosa berat secara langsung menghancurkan kasih di dalam hati manusia, sehingga tidak mungkin Tuhan dapat bertahta di dalam hati manusia.
2. Dosa ringan atau “venial sin“, adalah dosa yang memperlemah kasih.
Dosa berat atau ringan tergantung dari sampai seberapa jauh dosa membuat seseorang menyimpang dari tujuan akhir, yaitu Tuhan. Dan persatuan dengan Tuhan hanya dimungkinkan melalui kasih. Jika dosa tertentu membuat seseorang menyimpang terlalu jauh sampai mengaburkan dan berbelok dari tujuan akhir, maka itu adalah dosa berat.

- Apakah efek / akibat dari dosa? Dosa menghancurkan relasi kita dengan Tuhan, yaitu dengan menghancurkan prinsip vital kehidupan kita yaitu kasih. Seperti 10 perintah Allah, dibagi menjadi 2, yaitu : Perintah (1-3) : kasih kepada Tuhan, dan Perintah (4-10) : kasih kepada sesama, maka dosa juga mempunyai dua efek, yaitu: mempengaruhi hubungan kita dengan TUHAN dan mempengaruhi hubungan kita dengan SESAMA. Jadi dapat dikatakan tidak ada dosa yang bersifat pribadi. Jadi semua dosa kita akan berakibat kepada seluruh kehidupan kita. Misalnya : seorang ayah yang sering marah-marah di rumah akan mempengaruhi seluruh anggota di rumahnya, menyebabkan istri dan anak-anak ketakutan. Biasanya anak-anaknya pun tumbuh dewasa sebagai pemarah. Bagaimana kehidupan keseharian Anda? Apakah masih ada tanda-tanda ketidakhadiran damai sejahtera? coba renungkan apa penyebabnya.

Kamis, 12 Agustus 2010

TANTANGAN DAN PELUANG UPAYA PENGEMBANGAN KATEKESE DI INDONESIA

Pendahuluan

Dari data yang ada, 50% jumlah penduduk dunia ada di Asia dan dari jumlah itu, jumlah umat Katolik di Asia hanya 2,4% dari total jumlah penduduk dan bahkan jika Filipina tidak dihitung maka jumlahnya kurang dari 1%. Memang populasi umat Katolik di Asia sangat kecil. Di Indonesia, tidak berbeda keadaannya dengan keadaan umum Asia. Dari data tahun 1997 (Katalog Gereja Katolik Indonesia 1997 - KWI) jumlah umat Katolik Indonesia hanya sekitar 5% dari total jumlah penduduk Indonesia, dan saat ini dipastikan akan sangat berkurang dengan lepasnya Timor Timur dari Indonesia.

Memang sungguh suatu ironi bahwa kekristenan, yang sebenarnya lahir di Asia, menjadi suatu agama yang asing di Asia sendiri, termasuk di Indonesia. Masyarakat Indoensia pada umumnya lebih merasa bahwa Islam adalah agama asli Indonesia dan Kristen adalah agama asing (walaupun pandangan itu tidaklah benar, karena keduanya memang bukan agama asli Indonesia). Ke-terasing-nya kekristenan ini bukan karena kekristenan menganut paham yang dianggap ‘lain’ dari yang telah ada. Itu semua lebih disebabkan karena gereja setempat mengambil jarak dari urus utama/umum kehidupan, sejarah, perjuangan dan aspirasi-aspirasi rakyat Asia. Singkatnya, Gereja setempat tidak mengidentifikasikan diri dengan rakyat, tidak menyatu dengan rakyat kendati cukup banyak melakukan amal kasih. Gereja selama iini terjebak memposisikan diri menjadi semacam “penolong yang datang atas”, sehingga terjadi kesenjangan antara Gereja dan masyarakat setempat.
Sidang FABC (Federation of Asian Bishops Conference = Federasi Konferensi-Konferensi para Uskup Asia), menandai permulaan kesadaran baru akan sekian banyaknya ikatan tradisional, yang menyatukan pelbagai bangsa-bangsa di kawasan Asia. Kendati ada banyak perbedaan, bangsa-bangsa Asia terhimpun oleh kekerabatan rohani dan pusaka warisan bersama nilai-nilai susila dan keagamaan. Sidang FABC juga memberikan kesadaran baru akan visi. misi dan orientasi pembangunan gereja lokal di Asia berdasarkan dialog dan inkulturasi dengan tradisi-tradisi, kebudayaan-kebudayaan dan situasi-situasi hidup khas Asia.

Tantangan dan Peluang

Selasa, 10 Agustus 2010

BAHAN REKOLEKSI WALI BAPTIS

Menjadi wali baptis adalah sebuah karya panggilan dalam Gereja yang sangat mulia, bukan saja itu diamanatkan dalam Tradisi dan Kitab Suci, tetapi terlebih karena memang tugasnya yang mahapenting, yaitu menghantar para Baptisan baru sampai pada Pembaptisan dan sekaligus mendampingi dan memberi teladan agar para baptisan baru dapat memenuhi segala janji baptisnya sehingga menjadi pribadi kristiani yang dewasa.

Oleh karena itu, sebelum melaksanakan tugas sebagai wali baptis, sangat dianjurkan para wali baptis mengikuti rekoleksi khusus wali baptis. Banyak Gereja juag telah melakukan hal ini.

Bahan-bahan untuk rekoleksi wali baptis juga sangat beragam. Kami mencoba menyusun salah satu bahan yang sangat berguna untuk dibagikan pada para wali baptis. bahan tersebut dapat didownload dengan KLIK DI SINI

Semoga bermanfaat.

TEMA XVII: MENJADI SAKSI KRISTUS

Pertemuan 27 Katekese Lansia:
TEMA : MENJADI SAKSI KRISTUS

Dalam pertemuan katekese yang ke-27 ini, para katekumen diajak untuk belajar dan mengalami bagaimana umat yang telah percaya kepada Yesus berkarya bagi Gereja dan masyarakat.

Dalam pertemuan dapat diberikan sharing panggilan sebagai pewarta dan pelayan oleh katekis / Legionaire Maria yang mendampingi lansia yang bersangkutan. Kesaksian ini harus diolah terlebih dahulu agar nmenyentuh dan menarik bagi para katekumen lansia, sehingga mereka terdorong juga untuk memulai berkarya dengan segala keterbatasan mereka sebagai lansia. Dalam sharing perlu juga disampaikan suka-duka atau jatuh bangun dalam pelayanan dan terutama segala kabaikan dan rahmat Tuhan yang dialami melalui karya pelayanan yang diberikan.
Bila dirasa sulit untuk memberikan sharing atau ketidaksiapan pendamping, dapat juga dibacakan: kisah para kudus atau kesaksian hidup umat beriman

Di akhir pertemuan harus ditegaskan kembali sikap penyerahan hidup total kepada Yesus dan perutusan kepada kita semua menjadi saksi hidup bagi kemuliaan Tuhan..

Selasa, 03 Agustus 2010

PERSIAPAN-PERSIAPAN DALAM RANGKA PENERIMAAN SAKRAMEN-SAKRAMEN INISIASI (BAPTIS, KRISMA, EKARISTI)

Setelah melalui berbagai proses pembinaan dan pendampingan selama kurang lebih 1 tahun, sungguh menjadi sebuah kegembiraan yang harus disyukuri bahwa saat penerimaan para katekumen dalam Gereja katolik semakin dekat. Masih sangat jelas terasa bagaimana perjuangan para Pembina/Katekis dalam ikut memperjuangkan para katekumennya agar dapat menerima rahmat Pembaptisan, Penguatan dan Ekaristi. Apresiasi pribadi saya sampaikan kepada Ibu Jeny Triratna Dewi yang dengan segala pengorbanan yang diberikan telah berjuang agar semua katekumen lansia dapat menerima Pembaptisan. Terima kasih juga kepada Fasilitator Katekese Paroki kita: Ps. B. Herman Tjahja, SJ, yang dengan setia dan sabar meluangkan waktu dan perhatian bagi para Katekis dan terutama pada Katekumen yang jumlahnya tidak sedikit dalam proses wawancara pada bulan Juni dan Juli yang lalu.

Jumlah peserta (katekumen calon baptis) dalam perayaan kali ini adalah 88 orang. Mereka berasal dari kelompok-kelompok katekumenat :
- Kel. Katekumenat Lansia: St. Anna dan St. Yoakim : 17 orang
- Kel. Katekumenat Dewasa : St. Agustinus : 43 orang
- Kel. Katekumenat Remaja : St. Theresia Kanak-kanak Yesus : 11 orang
- Kel. Katekumenat Remaja-Dewasa: St. Fransiskus Xaverius : 6 orang
- Kel. katekumenat Anak-anak: St. Theresia Avilla : 11 orang.


Sehubungan dengan makin dekatnya hari penerimaan sakramen-sakramen inisiasi (baptis, Krisma dan Ekaristi), maka perlu diperhatikan beberapa persiapan dalam rangka pelaksanaan penerimaan sakramen-sakramen inisiasi tersebut.