Kamis, 21 Oktober 2010

TENTANG DOA

Bahan Katekese Katolik Dewasa 

APA ITU DOA ?

  • “Bagiku : doa adalah ayunan hati, satu pandangan sederhana ke surga, satu seruan syukur dan cinta kasih, di tengah percobaan dan di tengah kegembiraan” (Theresia dari Kanak-kanak Yesus)
  • “Doa adalah pengangkatan jiwa pada Tuhan atau satu permohonan kepada Tuhan untuk memperoleh hal-hal baik” (Yohanes dari Damaskus)
  • Doa adalah hubungan yang hidup anak-anak Allah dengan Bapanya yang tak terhingga baiknya, bersama PuteraNya Yesus Kristus dan dengan Roh Kudus.
  • Ungkapan sederhana: “Doa adalah komunikasi manusia dengan Allah”. Komunikasi yang baik, selalu mengandaikan adanya hubungan baik, dekat, akrab, mesra, saling percaya, saling mendengarkan. Untuk mencapai kedekatan yang demikian dibutuhkan waktu, perlu proses, tidak sekali jadi. Sama seperti proses komunikasi manusia: perlu perkenalan (mengenal) terlebih dahulu, perlu adanya pertemuan yang lebih sering (bertemu) sambil mencurahkan isi hati (berbicara dan mendengarkan), perlu pendekatan yang lebih dalam (mengenal yang lebih dalam, tidak sekedar tahu, tapi mengerti), baru kemudian dicapai penyatuan hati. Dan ini semua perlu waktu, ketekunan, praktik tidak sekedar teori.

DASAR DOA adalah KERENDAHAN HATI,

  • Karena “kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa” (Rm 8:26), supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap rendah hati: Di depan Allah, manusia adalah seorang pengemis.
  • “Jika engkau tahu tentang karunia Allah” (Yoh 4:10). Mujizat doa justru menunjukkan diri di sana, dipinggir sumur, tempat kita mengambil air. Di sana Kristus bertemu dengan setiap orang : Ia mencari kita, sebelum kita mencari Dia dan Ia meminta: “Berilah Aku minum!” Yesus kehausan; permohonanNya datang dari kedalaman Allah yang merindukan kita. Allah merasa haus akan kehausan kita akan Dia.
  • Dari mana datangnya doa manusia? bagaimanapun bentuk kegiatan dan kata-kata, dengannya doa mengungkapkan diri, yang berdoa itu seluruh manusia. Tetapi paling sering disebut adalah hati. Hati berdoa. Jika hati itu jauh dari Allah, doa pun tidak mempunyai arti. Hati adalah pusat manusia yang tersembunyi, yang tidak dapat dimengerti baik oleh akal budi kita maupun oleh orang lain, hanya Roh Allah yang dapat menyelami dan mengetahuinya. Hati adalah tempat pertemuan pribadi manusia dengan Allah.


DOA dalam PERJANJIAN LAMA
  • Kisah Penciptaan merupakan sumber inspirasi doa
  • Abraham memiliki hati yang mendengarkan, yang memilih Tuhan, hatinya sangat patuh terhadap Sabda Tuhan, ia taat.
  • Doa Musa adalah contoh dia kontemplatif, yang dengan bantuannya abdi Allah tetap setia kepada perutusannya. “Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka, seperti berbicara kepada temannya (Kel 33:11). Musa “berbicara” dengan Tuhan sering kali dan lama. Ia mendaki gunung untuk mendengarkan Allah dan untuk memohon kepadaNya lalu turun lagi kepada bangsanya untuk mengulangi kata-kata Allahnya dan untuk memimpinnya. “HambaKu Musa adalah seorang yang setia dalam rumahKu. berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus-terang, bukan dengan teka-teki” (Bil 12:7-8), karena: “Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang berada diatas muka bumi” (Bil 12:3)
  • Doa para nabi : doa demi pertobatan dan pembebasan. Dalam kesendirian dengan Allah, para nabi menerima terang dan kekuatan untuk perutusan mereka. Doa mereka bukanlah suatu pelarian dari dunia yang tidak berkepercayaan, melainkan suatu usaha mendengarkan Sabda Allah. Doa mereka seringkali membuka hati atau mengeluh, tetapi selalu merupakan satu doa syafaat, yang mengharapkan dan mempersiapkan campur tangan Allah yang membebaskan.

DOA dalam PERJANJIAN BARU

Yesus memberi contoh bagaimana berdoa. Dalam Perjanjian Baru, doa Yesus, Putera Allah, adalah contoh sempurna bagi setiap doa. Doa Yesus, yang seringkali dalam kesunyian dan tersembunyi, merupakan persetujuan penuh cinta kepada kehendak Bapa sampai di salib dan dalam kepercayaan absolut bahwa Ia akan didengarkan.
  • “Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah BapaKu?” (Luk 2:49)
  • Yesus berdoa dalam kesunyian : Mrk 1:35 dan Luk 5:16 
  • Sabda Bahagia : Luk 10:21-23
  • Doa Syukur Yesus : Yoh 11:41-42
  • Doa Imam Agung : Yoh 17
  • 7 Sabda Yesus di Salib : Luk 23:34, Luk 23:43, Yoh 19:26-27, Yoh 19: 28, Mrk 15:34, Yoh 19:30, Luk 23:46

Yesus mengajar berdoa. Di dalam ajaranNya, Yesus mengajar murid-muridNya berdoa dengan hati yang bersih (Mat 5:23-24, Mat 5:44-45, Mat 6:14-15, Mat 6:21,25,33), dengan iman yang hidup dan tabah serta dengan keberanian seorang anak (Mrk 11:24, Mrk 9:23, Mat 21:21, Mat 8:10, Mat 15:28). Ia meminta dengan sangat supaya berwaspada dan mengundang mereka untuk menyampaikan permohonannya kepada Allah dalam namaNya, Yesus Kristus sendiri mengabulkan permohonan-permohonan yang disampaikan kepadaNya. Cobalah sebutkan salah satu contohnya?


Doa Perawan Maria dalam “Fiat”nya dan dalam “Magnificat” ditandai dengan penyerahan seluruh diri dalam iman.

DOA PADA MASA GEREJA
  • Berkat dan Penyembahan. Berkat merupakan tindakan dasariah doa Kristen, pertemuan antara Allah dan manusia. Di dalam berkat ini, anugerah Allah dan penerimaannya oleh manusia bersatu dalam sapaan timbal balik. Sedangkan Penyembahan adalah sikap pertama manusia, yang mengakui diri sebagai makhluk di depan Penciptanya. Ia memuliakan kebesaran Tuhan yang menciptakan kita dan kemahakuasaan Penyelamat yang membebaskan kita dari yang jahat.
  • Doa permohonan. Pengampunan, datangnya Kerajaan Allah dan setiap kebutuhan yang benar adalah tujuan dari doa permohonan
  • Doa Syafaat. Doa syafaat merupakan permohonan untuk kepentingan orang lain. ia tidak mengenal tapal batas dan mencakup pula musuh-musuh
  • Doa Syukur. Tiap kegembiraan dan tiap kesusahan, tiap kejadian dan kebutuhan, dapat menjadi pokok ucapan terima kasih, yang mengambil bagian dalam ucapan terima kasih Kristus dan yang harus memenuhi seluruh kehidupan : “Mengucap syukurlah dalam segala hal (1Tes 5:18)
  • Doa Pujian. Doa pujian sama sekali tidak ingat diri, ia secara murni terarah kepada Allah. ia memujiNya karena diriNya sendiri; ia memuliakan Allah, bukan karena perbuatanNya melainkan karena Ia ada.

JALAN DOA
  • Doa terutama ditujukan kepada Bapa dan juga kepada Yesus, teristimewa dengan menyerukan namaNya yang kudus : “Yesus, Kristus, Putera Allah, Tuhan, kasihanilah kami orang berdosa”, didalamnya digabungkan hymne kristosentris dari surat kepada umat di Filipi (Fil 2:6-11) dengan permohonan pemungut cukai dan orang-orang buta (Mrk 10:46-52, Luk 18:13). Olehnya hati diarahkan kepada kesusahan manusia dan kepada kerahiman Penyelamatnya.
  • “Tidak ada seorangpun dapat berkata : Yesus adalah Tuhan, selain oleh Roh Kudus (1 Kor 12:3). Gereja mengundang kita untuk berseru kepada Roh Kudus, sebagai guru doa Kristen dalam batin kita. “Raja surgawi, Roh Penghibur, Roh Kebenaran, yang hadir dimana-mana dan memenuhi segala-galanya, harta segala kebajikan dan sumber kehidupan, datanglah, tinggallah di dalam kami, bersihkanlah dan selamatkanlah kami, ya Engkau yang baik” (Liturgi Bizantin, Troparion Vesper Pantekosta)
  • Berdasarkan turut serta yang unik dari Perawan Maria dalam karya Roh Kudus, Gereja suka berdoa dalam persatuan dengannya, supaya bersama dia memuji hal-hal besar yang telah dikerjakan Allah baginya dan untuk mempercayakan kepada Maria permohonan dan pujian kita.

BENTUK-BENTUK DOA

Doa Lisan.
  • Doa lisan, yang berdasarkan kesatuan badan dan jiwa dalam kodrat manusia, menghubungkan badan dengan doa hati menurut contoh Yesus, yang berdoa kepada BapaNya, dan yang mengajar murid-muridNya berdoa Bapa Kami
  • “Apakah doa kita dikabulkan, tidak tergantung pada banyaknya kata-kata, tetapi pada kesungguhan jiwa kita (Yohanes Krisostomus), yang terpenting ialah bahwa hati selalu hadir di depan Dia. Doa lisan menjadi doa batin, sejauh kita menjadi sadar, “dengan Siapa kita berbicara” (Theresia dari Kanak-kanak Yesus).
Doa renung
  • Doa renung, meditasi adalah pencarian dalam doa. Roh mencari agar mengerti alasan dan cara kehidupan Kristen, agar dapat menyetujui dan menjawab apa yang dikehendaki Tuhan, “Tuhan, apakah yang Engkau kehendaki? Apakah yang harus aku lakukan?”
  • Doa ini mencakup juga pikiran, daya khayal, gerak hati dan kerinduan. Usaha ini penting untuk memperdalam kebenaran iman, untuk menggerakkan pertobatan hati dan memperkuat kehendak guna mengikuti Kristus. Ada banyak metode meditasi (misal lectio divina), tetapi semua hanyalah satu penuntun, yang terpenting ialah maju bersama Roh Kudus menuju Yesus Kristus, mengenalnya dengan penuh cinta dan bersatu denganNya.
Doa batin
  • “Doa batin itu tidak lain dari suatu pergaulan yang ramah, dimana kita seringkali berbicara seorang diri dengan Dia, tentang Siapa, yang kita tahu bahwa Ia mencintai kita” (Theresia dari Yesus). Doa batin mencari Dia, “yang dicintai jiwaku” (Kid 1:7), kita mencari Dia dalam iman yang murni, dalam iman yang membuat kita dilahirkan dari Dia dan hidup di dalam Dia.
  • Doa batin adalah ungkapan sederhana tentang misteri doa. Ia memandang Yesus dengan penuh iman, mendengarkan Sabda Allah dan mencintai tanpa banyak kata. “Aku memandang Dia dan Dia memandang aku” demikian kata-kata seorang petani dari Ars, yang berdoa di depan Tabenakel kepada pastornya yang saleh.
  • Doa batin adalah doa seorang anak, doa seorang pendosa yang sudah diampuni dan yang menghendaki agar menerima cinta kasih, dengannya ia dicintai dan membalasnya dengan cinta kasih yang lebih besar lagi. Doa batin adalah penyerahan yang rendah hati dan miskin kepada Bapa penuh cinta, dalam persatuan yang semakin dalam dengan Putera kekasihNya, Kristus tinggal di dalam hati kita, dan kita berakar serta berdasar di dalam kasih. (Ef 3:16-17)

PERJUANGAN DOA
  • Doa mengandaikan satu usaha dan satu perjuangan melawan diri kita sendiri dan melawan tipu muslihat penggoda. Perjuangan dia tidak dapat dipisahkan dari “perjuangan rohani” yang perlu, supaya dengan kemantapan batin, kita dapat bertindak dalam Roh Kristus: kita berdoa sebagaimana kita hidup, dan kita hidup sebagaimana kita berdoa
  • kesukaran-kesukaran pokok dalam kehidupan doa adalah pikiran melayang dan kekeringan. Iman, pertobatan dan kewaspadaan hati adalah obat-obat pencegah melawannya.
  • Dua godaan sering mengancam doa: kekurangan iman dan kejenuhan akan hal-hal rohani, semacam depresi, yang disebabkan oleh berkurangnya askese dan yang menyebabkan orang berkecil hati. Kepercayaan diuji apabila kita berperasaan bahwa kita tidak selalu didengarkan. Injil mengundang supaya kita bertanya diri, apakah doa kita sesuai dengan kerinduan Roh.
  • “Tetaplah berdoa” (1 Tes 5:17). Doa itu selalu mungkin, ia mutlak perlu untuk kehidupan. Doa dan hidup kristiani tidak dapat dipisah-pisahkan. (bdk Ef 5:20, 6:18)
  • “Jangan bersedih hati, kalau kamu tidak segera menerima dari Allah, apa yang kamu minta. Karena Ia telah memberi lebih banyak kebaikan lagi dengan bantuan ketabahanmu, yang dengannya kami tinggal didalamNya waktu berdoa.” (Evagrius). “Ia menghendaki agar kerinduan kita bertahan dalam doa. Dengan demikian Ia mempersiapkan kita untuk menerima apa yang ingin Ia berikan kepada kita.” (St. Agustinus).
  • “Malahan di pasar atau waktu berjalan-jalan dalam kesunyian kamu dapat sering dan dengan rajin berdoa. Juga, apabila kamu duduk di perusahaan, atau waktu menjual atau membeli, malahan juga waktu kamu memasak.” (Yohanes Krisostomus)
  • “Orang yang menghubungkan doanya dengan perbuatan, dan perbuatannya dengan doa, dia berdoa tanpa henti-hentinya. Hanya dengan demikian kita dapat yakin bahwa prinsip untuk berdoa setiap saat dapat terlaksana.” (Origenes)
  • “Tidak ada suatu apapun yang lebih bernilai daripada doa: doa membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin, dan yang berat menjadi ringan …. Seorang manusia yang berdoa, tidak mungkin berdosa.” (Yohanes Krisostomus)

1 komentar: