Sabtu, 23 Juli 2011

MENYIAPKAN LITURGI PERNIKAHAN (II)

Jenis Perayaan Pernikahan

Jika semua persyaratan administrasi sudah anda penuhi, saatnya memikirkan liturgi pernikahan. Perayaan liturgi yang baik adalah perayaan yang bisa menghasilkan buah yang baik. Menghasilkan buah berarti dalam perayaan itu siapa saja yang hadir dapat memetik manfaat dan dari situ membuat hidup rohaninya menjadi lebih baik.

Dalam perayaan liturgi pernikahan, buah yang baik ini diharapkan pertama-tama dipetik oleh pasangan yang menikah, kemudian baru seluruh umat yang hadir. Untuk menghasilkan buah yang baik, sebuah perayaan liturgi tentu harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya pula.

Ada alternatif apa saja untuk melangsungkan perayaan pernikahan?

  1. Penerimaan Sakramen Pernikahan dengan misa yang tidak memenuhi kewajiban hari Minggu
  2. Penerimaan Sakramen Pernikahan dengan misa yang memenuhi kewajiban hari Minggu
  3. Penerimaan Sakramen Pernikahan di tengah misa umat hari Minggu
  4. Penerimaan Sakramen Pernikahan tanpa misa



Untuk bisa memahami istilah-istilah di atas, perlu dijabarkan secara sederhana :
  • Bagian pokok dari misa adalah Liturgi Sabda dan Liturgi Ekaristi, dengan Ritus Pembuka dan Ritus Penutup sebagai bagian pendukung.
  • Penerimaan Sakramen Pernikahan dengan misa (baik yang memenuhi maupun tidak memenuhi kewajiban hari Minggu, maupun di tengah misa umat hari minggu) tetap terdiri dari dua bagian pokok tersebut, dengan ditambahkan Liturgi Pernikahan di tengahnya. Sehingga susunannya menjadi Ritus Pembuka-Liturgi Sabda-Liturgi Pernikahan-Liturgi Ekaristi-Ritus Penutup.
  • Penerimaan Sakramen Pernikahan dengan misa yang tidak memenuhi kewajiban hari Minggu, berarti dalam perayaan tersebut semua doa, bacaan dan lagu memakai tema pernikahan. Kebanyakan pernikahan, khususnya di Jakarta, memakai jenis ini, dan dapat dilangsungkan pada hari apa saja kecuali hari-hari tertentu yang melarang dilangsungkan pernikahan.
  • Penerimaan Sakramen Pernikahan dengan misa yang memenuhi kewajiban hari Minggu, hanya bisa dilangsungkan pada hari Minggu, dengan jam khusus yang berbeda dari misa reguler. Berarti doa, bacaan, dan lagu menggunakan rumus misa hari Minggu tersebut. Salah satu bacaan dapat dipilih dengan tema pernikahan. Begitu juga lagu-lagu setelah berkat penutup dapat memakai lagu tema pernikahan.
  • Penerimaan Sakramen Pernikahan di tengah misa umat hari Minggu, berarti mengambil jam dimana misa biasa dilangsungkan, dengan semua doa, bacaan, dan lagu dari rumus misa hari itu. Setelah homili dilangsungkan Liturgi Pernikahan untuk mempelai yang menikah. Dan setelah itu misa seperti biasa.
  • Penerimaan Sakramen Pernikahan tanpa misa menghilangkan Liturgi Ekaristi, sehingga susunannya: Ritus Pembuka-Liturgi Sabda-Liturgi Pernikahan-Ritus Penutup.
  • Manapun jenis yang anda pilih tidak berpengaruh apapun terhadap Sakramen yang akan anda terima, sehingga tidak bisa dikatakan yang satu lebih baik dari yang lain.


Apa saja bagian pokok dan pelengkap dari Liturgi Pernikahan?

Bagian pokok dari Liturgi Pernikahan adalah:
  1. Pernyataan kesediaan mempelai, bahwa pernikahan yang akan dilangsungkan sungguh dengan ikhlas hati, dan bersedia menjadi orang tua yang baik serta mendidik anak-anak secara katolik. Bentuk pernyataan sendiri dapat berupa tanya jawab, bisa juga dengan satu pernyataan utuh.
  2. Kesepakatan pernikahan, dimana kedua mempelai saling mengucapkan janji nikah. Pengucapan janji nikah ini boleh memilih dari bentuk yang ada : Dalam bentuk pengambilan sumpah, Saling berjabat tangan, Tanya jawab.
  3. Peneguhan oleh imam, bahwa pernikahan yang dilangsungkan adalah pernikahan katolik yang sah.
  4. Doa untuk mempelai. Bagian ini dapat dipindahkan setelah Bapa Kami (lebih lengkap di bawah).

Bagian pelengkap dari Liturgi Pernikahan adalah:
  1. Pemberkatan dan pemasangan cincin
  2. Pemberkatan dan pemberian kitab suci, salib, rosario, patung rohani.
  3. Sungkem kepada orang tua
(Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar