(artikel ini saya cuplik dari www.pondokrenungan.com melalui wmail yang saya dapatkan. Walaupun terlambat 2 hari, baik juga merenungkan betapa besarnya pengorbanan dan beratnya menjadi para pengikut Kristus, terutama pada awal-awal berdirinya Gereja Kudus. Semoga menguatkan kita yang dalam pelbagai kesulitan dalam perjalanan mengikuti Tuhan Yesus)
Oleh: Shirley Hadisandjaja Mandelli
Pondok Renungan, 30 Juni 2010.
Gereja Katolik hari ini merayakan, sebagaimana dinyatakan oleh Paus Klemens, banyak orang Kristen yang di bunuh di taman Vatikan oleh Kaisar Nero setelah peristiwa pembakaran kota Roma pada tanggal 19 Juli tahun 64.
Menurut martirologi Roma, atas perintah Kaisar Nero, orang-orang Kristen pertama dari Gereja Kudus Roma dibunuh dan disiksa, diantaranya dengan dijadikan santapan anjing-anjing, di salibkan di tiang-tiang dan dibakar hidup-hidup. Mereka semuanya adalah murid dari para Rasul dan buah pertama dari para martir yang dipersembahkan Gereja Roma ke hadapan Tuhan.
Ahli sejarawan Roma, Cornelius Tacitus dalam karyanya 'Annalis' juga mengatakan, "beberapa diantara mereka yang tubuhnya ditutupi oleh kulit hewan liar ditinggalkan begitu saja untuk digerogoti oleh anjing-anjing, beberapa orang lainnya disalibkan, dan ada yang lainnya lagi dibakar pada akhir hari untuk dijadikan sebagai penerangan pada malam hari".
Namun, apa alasan yang menyebabkan Nero menganiaya orang Kristen? Tacitus memberitahukan di dalam buku abad kelima belas 'Annalis': "Karena ada rumor bahwa pembakaran kota Roma itu adalah suatu hal yang disengaja, maka Nero menuduh bersalah orang-orang yang dibenci karena kekejian rakyat dan memerintahkan untuk segera menangkap mereka yang disebut oleh rakyat sebagai orang Kristen".
Pada jaman kaisar Nero, di Roma, di samping komunitas Yahudi, ada sekelompok kecil komunitas Kristen yang hidup damai. Terhadap komunitas ini, yang sedikit dikenal, ada banyak tuduhan dan fitnah. Nero menimpakan kepada mereka semua tuduhan yang diarahkan terhadap dirinya, dan menghukum mereka dengan penyiksaan secara brutal.
Selain itu, ide-ide yang dianut oleh orang Kristen merupakan tantangan terbuka kepada kaum pagan yang cemburu dan pendendam...Tertulianus mengingat : "Kaum pagan mempersalahkan orang-orang Kristen atas setiap bencana yang menimpa masyarakat dan setiap momok. Jika air sungai Tevere meninggi dan membanjiri kota, atau jika sebaliknya sungai Nil kering dan tak mengairi ladang, jika ada kekeringan, kelaparan, wabah, gempa bumi, maka semuanya adalah kesalahan orang Kristen, yang telah menghina para dewa, dan oleh karenanya semua pihak pun berteriak : lemparkan orang-orang Kristen ke dalam mulut singa."
Nero bertanggung jawab karena telah meluncurkan permusuhan yang tak masuk akal di antara orang Romawi, padahal terhadap orang Kristen, rakyat bersikap toleran dalam hal keagamaan. Nero bahkan bersikap acuh dan tak peduli atas kesengajaan pembakaran Ibukota kekaisaran dan menuduh orang Kristen sebagai pelaku pembakaran itu.
Insiden menghebohkan seperti obor manusia, yang diikat dan dijadikan kayu bakar di kebun bukit Opium, atau wanita-wanita dan anak-anak yang tubuhnya ditutupi kulit hewan lalu ditinggalkan menjadi santapan binatang buas di sirkus, yang menciptakan rasa memelas dan sekaligus kengerian diantara rakyat Romawi.
Tacitus menuliskan: "Waktu itu terdapat rasa kasihan diantara rakyat, karena meskipun orang-orang Kristen ini diganjar dengan hukuman yang paling kejam, tetapi rakyat melihat bahwa mereka tidak dibasmi untuk kepentingan publik, tetapi untuk memenuhi kekejaman seseorang," yaitu Nero. Penganiayaan itu tidak berhenti pada musim panas yang fatal pada tahun 64, tetapi terus berlangsung sampai tahun 67.
Di antara para martir yang paling terkemuka adalah Pangeran Para Rasul, yang disalibkan di sirkus Nero, dan diatasnya dibangun Basilika Santo Petrus, dan rasul bagi bangsa-bangsa, Santo Paulus, yang dipenggal di Acque Salvie dan dikubur sepanjang jalan Ostiense. Setelah perayaan yang memperingati kedua rasul besar itu, kalender Gereja Universal yang baru memang ingin merayakan peringatan para martir yang begitu banyak jumlahnya yang tidak bisa memiliki tempat khusus di dalam Liturgi.
Perayaan para martir pertama ini ingin juga mengingatkan bahwa di jaman kita sekarang tengah terjadi hal yang sama seperti pada jaman Romawi, yang menimpa Gereja Katolik terutama di Eropa. Di sebuah benua di mana banyak orang telah meninggalkan tradisi Kristen dan menjalankan hidup pagan (ateis) yang jauh dari Kasih Allah, Gereja menghadapi tekanan dan serangan yang bertubi-tubi. Terutama yang saat ini tengah kembali menjadi topik pembicaraan: dosa yang menimpa sebagian kecil imam di negara-negara Barat dan Eropa, yang dibesar-besarkan oleh media masa dan hendak membangkitkan kebencian umat terhadap Gereja Katolik.
Namun peristiwa yang paling mengerikan dan yang terakhir terjadi di Eropa adalah saat sekelompok kaum pagan dan awam (lay) yang menempatkan dirinya selaku polisi di Belgia - sebuah negara dengan tradisi Kristen yang kuat - dengan paksa melakukan penggebrakan ke dalam ruang bawah tanah Katedral di Brusel dan membongkar makam dari dua uskup juga dengan paksa, demi menemukan dokumen yang menurut orang-orang ini telah dirahasiakan dan disembunyikan oleh pihak keuskupan, namun ternyata tidak ditemukan. Kekejaman kaum pagan jaman Romawi juga terjadi saat polisi Belgia menahan dan mengintrogasi para uskup dan imam selama 9 jam berturut-turut tanpa henti dan tanpa istirahat makan dan minum. Suatu hal yang bahkan pada jaman Komunis antik tidak pernah terjadi, seperti yang dikatakan Kardinal Bertone, sekretaris negara Vatikan beberapa hari yang lalu.
Sepertinya kebencian dan kekejian orang-orang pagan terhadap umat Kristen hendak melahirkan kembali martir-martir di jaman baru ini. Tetapi Allah, meskipun mengijinkan penganiayaan terhadap umatNya oleh Iblis, tidak akan mengijinkan Iblis membasmi GerejaNya yang Kudus, karena Darah PutraNya yang Tunggal yang tertumpah di Salib telah membaharui ikatan antara Allah dan anak-anakNya di dunia. Dia telah wafat untuk menebus dosa umatNya, ya semua umatNya: saya, Anda, dan semua rasul-rasulNya di dunia, bahkan dosa terbesar sekalipun tidak akan menghapus KasihNya kepada para pengikutNya yang setia.
Perayaan orang-orang Kudus Martir pertama Gereja Roma dilambangkan dengan daun Palma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar