Pertemuan XXI Katekese Lansia :
TEMA : MAKNA SAKRAMEN & SAKRAMEN BAPTIS
Referensi biblis :
Rm 6:1-14 ; Yoh 3 : 1-21
SAKRAMEN :
Sakramen adalah sebuah tanda, yang didirikan oleh Yesus, yang menandakan adanya keselamatan yang sedang terjadi dan dialami oleh umat beriman. Sebagai tanda “Ia” (sekramen, seperti halnya Yesus) bukanlah tanda mati, tetapi tanda hidup yang bekerja dalam diri manusia, ‘Ia’ memperbarui dan menyegarkan rahmat Allah sehingga manusia menjadi semakin dekat dengan keselamatan yang paripurna. Tanda (Sakramen) terdiri dari barang-barang (materia) dan kata-kata/tindakan (forma).
Sakramen memerlukan adanya iman, meskipun kata-kata dan elemen-elemen ritualnya, menyuburkan, menguatkan dan memberi ekspresi bagi iman
Setiap Sakramen memberikan anugerah / rahmat tertentu dan menguduskan seseorang, cara untuk mempersatukan manusia dengan Kristus, membantu manusia dalam perjalanannya menuju hidup kekal.
Ada 7 sakramen dalam gereja katolik yaitu : Sakramen Baptis, Penguatan (Krisma), Ekaristi, Pengakuan dosa, Pengurapan orang sakit (Perminyakan), Imamat dan Perkawinan. Sakramen tersebut dapat dikelompok-kan menjadi 3 bagian :
1) Sakramen INISIASI terdiri dari : Sakramen Baptis, Penguatan dan Ekaristi
Adalah sakramen dasar kehidupan Kristen; dilahirkan kembali oleh Pembaptis, diteguhkan/didewasakan melalui Penguatan dan dikuatkan oleh roti kehidupan dalam Ekaristi. Sakramen ini mengantar kita menjadi persekutuan penuh dengan Allah Tritunggal.
2) Sakramen PENYEMBUHAN terdiri dari : Sakramen Pengakuan dosa dan Pengurapan orang sakit (perminyakan)
3) Sakramen PANGGILAN terdiri dari : Sakramen Imamat dan Perkawinan
Mengapa Sakramen berjumlah 7? Sakramen berjumlah 7 (lambang kepenuhan / kesempurnaan), karena mencakup kepenuhan / keseluruhan hidup manusia :
Lahir Sakramen Pembaptisan
Makan & minum Sakramen Ekaristi
Menjadi dewasa Sakramen Krisma / Penguatan
Menikah Sakramen Perkawinan
Bekerja sebagai pelayan umat Sakramen Imamat
Saat jatuh dalam dosa; diampuni Sakramen Tobat
Saat sakit; disembukan Sakramen Pengurapan
SAKRAMEN BAPTIS
“Apakah kita sudah diselamatkan?” Sakramen BAPTIS adalah rahmat AWAL keselamatan. Jika kita telah dibaptis, kita telah diberi rahmat awal keselamatan dan telah memasuki pintu gerbang yang membawa kita ke sana.
Baptis berasal dari kata Yunani “baptizein” yang berarti mencelup. Pencelupan ke dalam air melambangkan “dimakamkannya” katekumen ke dalam kematian Kristus, dari mana ia keluar melalui kebangkitan bersama Dia menjadi ciptaan baru (2Kor 5:17, Gal 6:15).
Sakramen Baptis adalah rahmat Allah yang membuat kita lahir / hidup baru melalui pencurahan Roh Kudus (Rm 6:3-4). Merupakan sakramen pertama dan utama, untuk menerima sakramen-sakramen yang lainnya.
Orang yang dibaptis, setelah menerima terang (Ibr 10:32) menjadi putera terang (1Tes 5:5) malah menjadi terang itu sendiri (Ef 5:8). Jika kita terus mempertahankan rahmat itu dengan hidup kudus, menolak dosa dan segala keinginan berbuat dosa, dan terus tinggal di dalam Tuhan, maka kita bertumbuh dan berjalan menuju kepenuhan janji keselamatan itu. Singkatnya, agar kita diselamatkan, kita yang sudah dibaptis harus hidup sesuai dengan janji Pembaptisan kita.
RAHMAT SAKRAMEN BAPTIS
Pembaptisan adalah anugerah Allah yang paling indah dan paling mulia. Ia adalah anugerah, karena ia diberikan pada mereka yang tidak membawa apa-apa, rahmat, karena ia malah diberikan pada orang yang bersalah, pengurapan, karena ia adalah kudus dan rajawi, pembaptisan, karena dosa dikuburkan dalam air, busana, karena ia menutupi noda-noda kita, permandian karena ia membersihkan kita, meterai, karena ia melindungi kita dan merupakan tanda kekuasaan Allah.
Menerima pengampunan dosa. Oleh pembaptisan, diampunilah semua dosa, dosa asal dan semua dosa pribadi serta siksa-siksa dosa, tidak tersisa apapun yang dapat menghalangi mereka untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Ahli waris /martabat anak Allah, satu ciptaan baru. Pembaptisan tidak hanya membersihkan dari semua dosa, tetapi serentak menjadikan orang yang dibaptis suatu ‘ciptaan baru’ (2Kor 5:17), seorang anak angkat Allah, ia ‘mengambil bagian dalam kodrat ilahi’ (2Ptr 1:4), adalah anggota Kristus, ‘ahliwaris’ bersama Dia (Rm8:17) dan kenisah Roh Kudus.
Digabungkan ke dalam Gereja, Tubuh Kristus. Pembaptisan mengakibatkan tanggung jawab dan kewajiban untuk ikut serta dalam tugas-tugas Gereja, juga membawa hak-hak yang sama dalam Gereja: hak untuk menerima sakramen-sakramen, dikuatkan oleh Sabda Allah dan ditopang bantuan rohani Gereja lainnya. (Ef 3:4, Gal 3:27)
Meterai Rohani yang tak terhapus. Orang yang dibaptis menjadi serupa dengan Kristus, karena melalui pembaptisan ia digabungkan bersama Kristus. Pembaptisan menandai warga Kristen dengan satu meterai rohani yang tidak terhapus, oleh dosa manapun. Meterai pembaptisan menyanggupkan dan mewajibkan orang kristen, agar melayani Allah dengan mengambil bagian secara aktif dalam liturgi Gereja yang kudus dan menjalankan imamat semua orang kristen melalui kesaksian hidup kudus dan cinta penuh semangat.
Sakramen Baptis di terimakan oleh Pastor. Lambang / cara yang dipakai dalam upacara penerimaan sakramen Baptis :
Air lambang pembersihan, tanda kelahiran baru.
Dalam upacara disebutkan “[nama] aku membaptis engkau dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus”
Kain Putih lambang Martabat baru/manusia baru yang mengenakan Kristus (Gal 3:27).
Dalam upacara disebutkan “Kenakanlah Kristus dan jagalah kekudusanmu sampai pada kedatangan Kristus”(atau rumus serupa)
Lilin bernyala lilin dinyalakan dari lilin paskah merupakan lambing Kristus Cahaya Dunia.
Dalam upacara disebutkan “Kamu adalah terang dunia dan jagalah terangmu supaya tetap menyala sampai pada kehidupan yang kekal” (atau rumus serupa).
Dalam menerima Sakramen Baptis, dibutuhkan Wali baptis, dia seorang ‘penjamin’ (yang kenal & ditunjuk oleh calon baptis), yang merupakan seorang saksi iman yang dapat diandalkan. Wali baptis ikut bertanggung jawab supaya rahmat pembaptisan dapat berkembang. Mereka harus mampu dan siap memberi teladan, membimbing dan mendampingi anak baptisnya pada jalan kehidupan Kristen.
Kapan / dalam keadaan apa orang boleh menerima sakramen baptis?
Pembaptisan orang dewasa : dilakukan setelah yang bersangkutan mengikuti masa katekumenat yang cukup, untuk mempersiapkan mereka untuk menerima Rahmat Allah dalam Pembaptisan, Penguatan dan Ekaristi, membantu katekumen untuk memberi jawaban kepada tawaran keselamatan ilahi, untuk mematangkan pertobatan dan imannya dalam kesatuan dengan persekutuan Gereja. (bdk AG.14)
Pembaptisan anak-anak : dilakukan supaya anak-anak yang dilahirkan dengan kodrat manusia yang jatuh dan dinodai dosa asal dibebaskan menjadi anak-anak Allah. Gereja dan orang tua akan menghalangi anak-anaknya memperoleh rahmat tak ternilai menjadi anak Allah, kalau mereka tidak dengan segera membaptisnya sesudah kelahiran.
Pembaptisan darurat : dilakukan dalam keadaan seseorang dalam bahaya mati. Bila seseorang telah menyatakan kepercayaannya pada Yesus dan bersedia menjadi anggota Gereja, tapi karena alasan tertentu belum dapat mengikut kelas pembelajaran katekumenat, padahal dalam hidupnya ia telah menunjukan tanda-tanda iman pada Kristus Yesus, bila ia dalam bahaya kematian maka seseorang yang telah dibaptis dapat menerimakan sakramen baptis dengan memperhatikan/mempergunakan materia dan forma yang diajarkan oleh Gereja. Pembaptisan ini sah dan kemudian harus didaftarkan di paroki setempat. Bila keadaan memungkinkan, dapat juga dilanjutkan dengan penerimaan Sakramen Krisma, Ekaristi dan Perminyakan suci oleh pastor yang dapat dihubungi. Penerimaan sakramen-sakramen ini juga harus didaftarkan di paroki setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar