Latar Belakang
Penulis
Pada awalnya, Paulus diyakini sebagai penulis asli surat ini. Dalam 2 Tesalonika 1:1 jelas dikatakan bahwa surat ini berasal dari Paulus beserta dua orang rekan sekerjanya yakni, Silwanus dan Timotius. Akan tetapi, keyakinan bahwa Paulus yang menuliskan surat ini mulai diragukan oleh para pakar Perjanjian Baru dengan beberapa alasan.
Tujuan
Tujuan Paulus mirip dengan tujuan penulisan surat yang pertama:
- menghibur orang percaya baru yang dianiaya;
- menasihatkan mereka untuk hidup berdisiplin dan bekerja untuk mencari nafkah; dan
- memperbaiki beberapa kepercayaan yang keliru tentang peristiwa akhir zaman yang berkaitan dengan "hari Tuhan" (2Tes 2:2).
Keadaan Jemaat
Gambaran jemaat dalam surat 2 Tesalonika ini tidaklah sama dengan gambaran jemaat dalam surat yan pertama. Pada 2 Tesalonika, Paulus berhadapan dengan para penganut Gnostik yang menyampaikan kedatangan hari Tuhan (parousia) telah tiba (2:2). Tentu saja jemaat menjadi kebingungan mendengar pemberitaan seperti itu. Dengan melihat keadaan jemaat seperti itu, penulis bermaksud memberikan penghiburan kepada jemaat agar mereka tidak termakan isu itu begitu saja. Melalui surat ini diharapkan jemaat tetap melanjutkan kegiatan sehari-hari seperti biasanya sambil tetap melaksanakan kewajiban sebagai orang Kristen. Dalam jemaat juga berkembang ajaran Gnostik yang tidak lagi peduli pada daging (sarx) karena menganggap telah disempurnakan dalam roh. Ajaran demikian membuat jemaat kemudian lebih senang dengan cara hidup yang malas-malasan dan kurang memperhatikan ketertiban.
Tinjauan Biblis
Jikalau hubungan Paulus dengan jemaat Tesalonika dari surat yang pertama bernada seorang perawat lembut yang merawat anak-anak kecil (1Tes 2:7), dalam surat ini nadanya lebih seperti bapa yang mendisiplin anak-anak yang kurang tertib dan memperbaiki jalannya (2Tes 3:7-12; bd. 1Tes 2:11). Namun demikian Paulus memuji mereka karena iman yang teguh dan mendorong mereka lagi untuk tetap setia dalam penganiayaan yang mereka hadapi (2Tes 1:3-7).
Bagian utama surat ini membahas hari Tuhan pada akhir zaman (2Tes 2:1-12; bd. 2Tes 1:6-10). Dari 2Tes 2:2 tampaknya bahwa beberapa orang dalam jemaat menyatakan, entah melalui "nubuat" (suatu penyataan), "laporan" (berita lisan) atau "surat" (katanya dari Paulus) bahwa masa kesengsaraan besar dan hari Tuhan sudah mulai. Paulus memperbaiki salah paham ini dengan mengatakan bahwa tiga peristiwa penting akan menandai tibanya hari Tuhan (2Tes 2:2);
- akan terjadi kemurtadan dan pemberontakan besar (2Tes 2:3);
- Penahanan yang ditentukan Allah terhadap kejahatan akan diangkat (2Tes 2:6-7) dan
- "manusia durhaka" akan dinyatakan (2Tes 2:3-4,8-12). Paulus menegur mereka di dalam gereja yang mempergunakan penantian akan kedatangan Kristus ini sebagai alasan untuk tidak bekerja. Ia mendorong semua orang percaya untuk hidup dengan rajin dan disiplin (2Tes 3:6-12).
- 2 Tesalonika 2:7-8: Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, (2:8) pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.
- 2 Tesalonika 3:10: Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.
Struktur surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Tesalonika adalah sebagai berikut:[5]
1. Salam (1:1-2)
2. Ucapan syukur dan doa (1:13-12)
• Ucapan syukur (1:3-5)
• Penghakiman Allah (1:6-10)
• Doa bagi jemaat di Tesalonika (1:11-12)
3. Tentang Kedatangan Tuhan (2:1-12)
• Hari Tuhan yang belum tiba ( 2:1-2)
• Tentang Pemberontakan manusia (2:3-12)
4. Uncapan terima kasih dan dorongan Paulus bagi jemaat (2:13-17)
5. Kesetiaan Allah (3:1-5)
6. Kedisiplinan hidup: tentang ketidaktaatan manusia (3:6-15)
Pokok-pokok Teologis
Tentang Ketabahan Menghadapi Penganiayaan
Masalah penganiayaan yang dialami jemaat di Tesalonika membuat mereka merasakan penderitaan. Melalui surat ini, penulis kemudian hadir sebagai seorang motivator yang terus mengingatkan jemaat agar tetap tabah. Caranya memberikan motivasi melalui ucapan syukur. Dalam ucapan syukur tersebut, Paulus menyampaikan perasaan sukacitanya atas iman yang dimiliki jemaat yang dinilainya semakin bertambah (1:3-4). Paulus juga menjelaskan pada jemaat bahwa penderitaan yang sedang mereka rasakan menegaskan ada maksud dari Allah di balik semua penderitaan itu.
Menyikapi Ajaran Sesat dan Parousia
Dalam surat yang kedua ini, pemberitaan tentang Hari Tuhan (parousia) sudah tiba menjadi masalah utama walaupun tidak disebutkan siapa orang-orang yang menyebarkan kabar tentang kedatangan Tuhan. Inilah yang hendak diluruskan oleh Paulus yaitu bahwa jemaat di Tesalonika telah salah memahami pemberitaan kedatangan Tuhan. Untuk itulah, Paulus mengingatkan jemaat agar tetap berpegang teguh pada ajaran-ajaran yang ia sampaikan yaitu tetap menantikan hari ketika Yesus akan datang kembali dari sorga. Namun demikian, Paulus juga menyatakan bahwa sebelum hari itu tiba, akan ada tanda-tanda yang mendahuluinya termasuk penderitaan yang sedang dirasakan jemaat dan mencapai puncaknya pada hari Tuhan datang. Saat itulah Allah akan memulihkankembali umat-Nya.
Berdoa dan Bekerja (Ora et Labora)
Pemberitaan Hari Tuhan yang membingungkan jemaat juga semakin membuat anggota jemaat menjadi malas untuk bekerja. Oleh karena itu, Paulus menasihatkan jemaat agar menjauhkan diri dari orang-orang yang sudah tidak mau bekerja lagi (2 Tesalonika 3:6). Sebaliknya, Paulus mendorong jemaat untuk tetap giat dalam bekerja. Dalam surat yang terdahulu, nasihat ini juga disampaikan Paulus namun di surat ini Paulus semakin memotivasi jemaat agar mengikuti teladannya.[2] Yang dimaksudkan Paulus adalah mengikuti teladannya yang tetap bekerja sebagai pembuat tenda selain melaksanakan tugas utamanya sebagai pemberita Injil. Dengan demikian, jemaat diajarkan dalam penantian kedatangan Tuhan tidak hanya berdoa tetapi juga giat bekerja. Paulus bahkan menegaskan dalam 2 Tesalonika 3:10b bahwa orang tidak mau bekerja janganlah ia makan.
Ciri-ciri Khas
Tiga ciri utama menandai surat ini,
- Surat ini berisi bagian yang paling lengkap dalam PB mengenai pelanggaran hukum yang tanpa kendali dan penipuan pada akhir sejarah (2Tes 2:3-12).
- Penghakiman Allah yang adil akan menyertai kedatangan kedua Kristus digambarkan dengan istilah apokaliptis, mirip dengan kitab Wahyu (2Tes 1:6-10; 2Tes 2:8).
- Kitab ini memakai istilah-istilah eskatologi untuk Antikristus yang tidak digunakan di bagian Alkitab yang lain (2Tes 2:3,8).
mohon kopi untuk bahan diskusi di paroki maria pertolongan orang kristen sidikalang
BalasHapushttps://kitabhenokh.wordpress.com/2017/01/20/alien-dan-ufo-di-dalam-alkitab-bersiaplah-untuk-penyesatan-besar-akhir-zaman/
BalasHapus