Aku mendamba Romo yang penuh kasih
bukan yang pilih kasih.
Aku mendamba Romo yang bajunya kadang kekecilan, kadang kegedean
itu berarti pemberian umat,
sebagai tanda cinta, tanda hormat
Aku mendamba Romo, yang galak tapi sumanak
Kaku pada dogma, tapi lucu kala canda
yang lebih sering memegang rosario
dibandingkan BB warna hijau
Aku mendamba Romo yang lebih banyak mendengar
dibandingkan berujar.
Aku mendamba Romo yang menampung air mataku
- tanpa ikut menangisi -
yang mengubah putus asa menjadi harapan
yang mengajarkan ritual sekaligus spiritual
Duuuuh, damba dan inginku banyak, banyak sekali
tapi aku percaya tetap terpenuhi
karena Romoku mau dan mampu selalu memberi
- inilah damba dan doaku, Romoku...
Masih ada satu lagi ...
sekali mengenakan jubah, jangan berubah
jangan pernah mengubah, walau godaan mewabah
bahkan sampai ada laut terbelah
kenakan terus jubahmu.
Itulah khotbah yang hidup
agar aku bisa menjamah
seperti perempuan Samaria pada Yesus Allah Tuhanku
Aku mendamba Romo yang menatapku kalem
bersuara adem : "Berkah Dalem ..."
Puisi Romo oleh Arswendo Atmowiloto, dibacakan saat dialog interaktif, di kompleks Gereja St. Fransiskus Asisi, Tebet, Jakarta, 20 Juni 2010
sumanak = mesra, bersahabat seperti saudara sendiri (sanak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar