Minggu, 25 September 2011

DOA TOBAT (Classic)

(Doa ini biasa dipakai pada waktu penerimaan Sakramen Tobat. Didoakan sebelum absolusi imam)

Allah yang Maharahim
Aku menyesal atas dosa-dosaku
sebab patut aku Engkau hukum,
terutama sebab aku telah menghina Engkau
yang Mahamurah dan Mahabaik bagiku.
Aku benci atas segala dosaku
dan berjanji dengan pertolongan rahmatMu
hendak memperbaiki hidupku
dan tidak akan berbuat dosa lagi.
Allah ampunilah aku orang berdosa ini.
Amin.

(Doa tobat yang berikut biasa didoakan pada waktu Perayaan Ekaristi, pada Ritus Pembuka)

Minggu, 18 September 2011

RANGKUMAN SURAT GALATIA (Surat Rasul Paulus kepada Jemaat-jemaat di Galatia

Penulis : Paulus
Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman
Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM

Latar Belakang

Surat ini adalah surat tertua dari Paulus yang tercatat dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, bahkan mungkin surat pertama Paulus kepada jemaat. Surat kepada jemaat di Galatia ditulis sebelum semua Injil dalam Perjanjian Baru ditulis. Memang kebanyakan surat-surat Paulus ditulis sebelum Injil selsai ditulis. Paulus menulis surat ini (Gal 1:1; Gal 5:2; Gal 6:11) "kepada jemaat-jemaat di Galatia" (Gal 1:2). Beberapa orang berpendapat bahwa orang Galatia ini adalah suku Gaul di bagian utara Galatia. Kemungkinannya jauh lebih besar bahwa Paulus menulis surat ini kepada kota-kota di bagian selatan (Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra, Derbe) di mana ia dan Barnabas menginjil dan memulaikan gereja-gereja dalam perjalanan pemberitaan Injil yang pertama (Kis 13:1-14:28). Tanggal penulisan yang paling sesuai adalah tidak lama sesudah Paulus kembali ke gereja Antiokhia Siria yang mengutusnya dan sebelum sidang di Yerusalem (Kis 15:1-41).

Persoalan utama dalam surat ini adalah persoalan yang sama yang dibahas dan dipecahkan dalam sidang di Yerusalem (sekitar 49 TM; bd. Kis 15:1-41). Persoalan utama itu meliputi dua pertanyaan:

  1. Apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat itu satu-satunya syarat untuk selamat?
  2. Ataukah ketaatan kepada upacara dan peraturan Yahudi tertentu dari P.L. diperlukan untuk memperoleh keselamatan dalam Kristus?

Rupanya Paulus menulis surat Galatia ini sebelum perselisihan mengenai masalah hukum PL secara formal diperdebatkan dalam sidang di Yerusalem dan pendirian gereja resmi diberikan. Ini berarti bahwa kitab Galatia ini merupakan surat pertama rasul Paulus.

Tujuan

Paulus mendengar bahwa beberapa guru Yahudi mengacaukan orang yang baru dimenangkan olehnya di Galatia dengan memaksa mereka disunatkan dan menerima kuk Taurat Musa sebagai syarat-syarat yang perlu untuk diselamatkan dan diterima dalam gereja. Setelah mendengar hal ini, Paulus menulis surat ini

  1. untuk menegaskan bahwa syarat-syarat yang dituntut hukum, seperti sunat di bawah perjanjian lama, tidak ada hubungan dengan pekerjaan kasih karunia Allah dalam Kristus untuk keselamatan di bawah perjanjian yang baru; dan
  2. menegaskan lagi dengan jelas bahwa kita menerima Roh Kudus dan hidup rohani oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dan bukan oleh ikatan kepada hukum Taurat PL.

Rabu, 14 September 2011

Rangkuman II Korintus (Surat Kedua Paulus kepada Jemaat di Roma)

Penulis : Paulus
Tema : Kemuliaan Melalui Penderitaan
Tanggal Penulisan: Tahun 55/56

Latar Belakang

Paulus menulis surat kiriman ini kepada jemaat di Korintus dan kepada orang percaya di seluruh Akhaya (2Kor 1:1), dengan menyebut namanya sendiri sebanyak dua kali (2Kor 1:1; 2Kor 10:1). Setelah mendirikan jemaat di Korintus selama perjalanan misinya yang kedua, Paulus dan jemaat itu sering berhubungan karena masalah dalam jemaat.

Urutan hubungan ini dan latar belakang penulisan II Korintus adalah sebagai berikut:

  1. Setelah beberapa kali berhubungan dan surat-menyurat yang awal di antara Paulus dengan jemaat itu (misalnya: 1Kor 1:11; 1Kor 5:9; 1Kor 7:1), maka Paulus menulis surat 1 Korintus dari Efesus (awal tahun 55/56).
  2. Berikut, Paulus menyeberangi Laut Aegea menuju Korintus untuk menangani masalah yang berkembang dalam jemaat. Kunjungan ini di antara 1 dan II Korintus (bd. 2Kor 13:1-2) merupakan suatu kunjungan yang tak menyenangkan, baik bagi Paulus maupun bagi jemaat itu (2Kor 2:1-2).
  3. Setelah kunjungan ini, ada laporan disampaikan kepada Paulus di Efesus bahwa para penentang di Korintus itu masih menyerang pribadinya dan wewenang rasulinya, dengan harapan agar mereka dapat membujuk sebagian jemaat itu untuk menolak Paulus.
  4. Sebagai tanggapan terhadap laporan ini, Paulus menulis surat II Korintus dari Makedonia (akhir tahun 55/56).
  5. Segera sesudah itu, Paulus mengadakan perjalanan ke Korintus lagi (IIKor 13:1), dan tinggal di situ selama lebih kurang tiga bulan (bd. Kis 20:1-3a). Dari situ ia menulis Surat Roma.
Tujuan

Paulus menulis surat ini kepada tiga golongan orang di Korintus.

  1. Pertama, ia menulis untuk mendorong mayoritas dalam jemaat di Korintus yang tetap setia kepadanya sebagai bapa rohani mereka.
  2. Ia menulis untuk menantang dan menyingkapkan rasul-rasul palsu yang terus-menerus berbicara menentang dia secara pribadi dengan harapan dapat meruntuhkan wibawa dan kerasulannya dan untuk memutarbalikkan beritanya.
  3. Ia juga menulis untuk menegur minoritas dalam jemaat yang sedang dipengaruhi oleh para lawan Paulus dan yang terus-menerus menolak wewenang dan tegurannya. Paulus meneguhkan kembali integritas dan wewenang rasulinya, menjelaskan motivasinya dan memperingatkan mereka terhadap pemberontakan yang lebih lanjut.
Surat II Korintus berfungsi untuk mempersiapkan jemaat secara keseluruhan untuk kunjungannya yang akan datang.

Selasa, 13 September 2011

Rangkuman I Korintus (Surat Pertama Paulus kepada Jemaat di Roma)

Penulis : Paulus
Tema : Masalah-Masalah Jemaat dan Pemecahannya
Tanggal Penulisan: Tahun 55/56

Latar Belakang

Korintus, sebuah kota kuno di Yunani, dalam banyak hal merupakan kota metropolitan Yunani yang terkemuka pada zaman Paulus. Seperti halnya banyak kota yang makmur pada masa kini, Korintus menjadi kota yang angkuh secara intelek, kaya secara materi, dan bejat secara moral. Segala macam dosa merajalela di kota ini yang terkenal karena perbuatan cabul dan hawa nafsu.

Bersama dengan Priskila dan Akwila (1Kor 16:19) dan rombongan rasulinya sendiri (Kis 18:5), Paulus mendirikan jemaat Korintus itu selama delapan belas bulan pelayanannya di Korintus pada masa perjalanan misinya yang kedua (Kis 18:1-17). Jemaat di Korintus terdiri dari beberapa orang Yahudi tetapi kebanyakan adalah orang bukan Yahudi yang dahulu menyembah berhala.
Setelah Paulus meninggalkan Korintus, berbagai macam masalah timbul dalam gereja yang masih muda itu, yang memerlukan wewenang dan pengajaran rasulinya melalui surat-menyurat dan kunjungan pribadi.

Surat 1 Korintus ditulis selama tiga tahun pelayanannya di Efesus (Kis 20:31) pada waktu perjalanan misinya yang ketiga (Kis 18:23-21:16). Berita mengenai masalah-masalah jemaat di Korintus terdengar oleh Paulus di Efesus (1Kor 1:11); setelah itu utusan dari jemaat Korintus (1Kor 16:17) menyampaikan sepucuk surat kepada Paulus yang memohon petunjuknya atas berbagai persoalan (1Kor 7:1; bd. 1Kor 8:1; 1Kor 12:1; 1Kor 16:1). Sebagai tanggapan atas berita dan surat yang diterimanya dari Korintus, Paulus menulis surat ini.

Tujuan Penulisan

Paulus memiliki dua alasan pokok dalam pikirannya ketika ia menulis surat ini:

  1. Untuk membetulkan masalah yang serius dalam jemaat di Korintus yang telah diberitahukan kepadanya. Hal-hal ini meliputi pelanggaran yang dianggap remeh oleh orang Korintus, tetapi dianggap oleh Paulus sebagai dosa serius.
  2. Untuk memberikan bimbingan dan instruksi atas berbagai pertanyaan yang telah ditulis oleh orang Korintus. Hal-hal ini meliputi soal doktrin dan juga perilaku dan kemurnian sebagai perorangan dan sebagai jemaat.

Tentang Sapi, Anjing, Monyet, dan Manusia

Pada hari pertama, TUHAN menciptakan sapi.TUHAN berkata kepada sapi, “Hari ini Aku sudah menciptakan kamu! Tugas kamu sebagai seekor sapi adalah, kamu harus bekerja di ladang seharian penuh. Kamu harus bekerja di bawah panas terik matahari yang menyengat kulit tubuhmu. Aku akan memberikan kepadamu umur sebanyak 50 tahun sebagai usia hidupmu.”
Sapi keberatan, “Apa? Kehidupan sekeras dan seberat itu harus saya jalani selama 50 tahun? Bagaimana kalau cukup 20 tahun saja, yang 30 tahunnya saya kembalikan kepadaMu.” TUHAN menyetujui permintaan sapi.

Pada hari kedua, TUHAN menciptakan anjing.
TUHAN berkata kepada anjing, “Apa yang harus kamu lakukan adalah, duduk-duduk seharian di depan pintu rumahmu. Kamu harus menggonggongi siapa saja yang datang ke rumahmu. Aku akan memberimu umur sebanyak 20 tahun sebagai usia hidupmu.”
Anjing keberatan, “Apa? Seharian hanya duduk-duduk di depan pintu? Nggak mau ah! Saya kembalikan 10 tahun kepadaMu, jadi usia saya cukup 10 tahun saja.” TUHAN menyetujui permintaan anjing.

Pada hari ketiga, TUHAN menciptakan monyet.
TUHAN berkata kepada monyet, “Tugasmu, monyet, untuk menghibur manusia. Kamu harus membuat mereka tertawa dengan memasang mimik lucu menggemaskan. Aku akan memberikan kepadamu umur sebanyak 20 tahun sebagai usia hidupmu.”
Monyet keberatan, “Apa? Membuat mereka tertawa? Melakukan berbagai macaam mimik lucu dan menjadi tontonan? Saya hanya mau hidup seperti itu selama 10 tahun saja, yang 10 tahun lagi saya kembalikan kepadaMu.” TUHAN menyetujui permintaan monyet.

Sabtu, 10 September 2011

Ajaran Para Bapa Gereja tentang DOA BAPA KAMI

DOA TUHAN : BAPA KAMI
  • Doa Tuhan adalah yang paling sempurna… Di dalamnya tidak hanya diminta segala-galanya yang dapat kita rindukan dengan cara yang benar, tetapi juga dalam urutan-urutan, dimana kita harus merindukannya; dengan demikian doa ini tidak hanya mengajar kita meminta-minta, tetapi ia membentuk juga seluruh perasaan kita.” (Thomas Aquinas)
  • O manusia, engkau tidak berani mengangkat wajah ke langit, engkau menundukkan pandangan ke bumi, dan dengan tiba-tiba engkau menerima rahmat Kristus: semua dosamu telah diampuni. Dari seorang hamba yang jahat engkau telah menjadi seorang putera yang baik… Jadi angkatlah pandanganmu kepada Bapa …Yang telah menebus engkau melalui PuteraNya dan berkatalah : “Bapa Kami” … Jangan sekali-kali mengandalkan hak istimewa. Ia hanyalah Bapa yang sebenarnya dalam hubungan dengan Kristus, sedangkan kita diciptakan olehNya. Karena itu berkatalah karena rahmat: “Bapa Kami” supaya layak menjadi anakNya” (Ambrosius)


BAPA KAMI YANG ADA DI SURGA
  • Kita dapat menyapa Allah sebagai Bapa, karena Putera Allah yang telah menjadi manusia, menyatakannya kepada kita. Oleh Pembaptisan kita sudah dijadikan anggota Putera Allah dan anak angkat Allah. Doa kepada Bapa kita harus membangkitkan di dalam kita kehendak menjadi serupa dengan Dia, dan membuat kita hati menjadi remuk redam dan penuh kepercayaan (Katekismus)
  • Di “surga” tidak berarti tempat, tetapi keagungan Allah dan kehadiranNya di dalam hati orang-orang yang benar. “Sepantasnya orang beranggapan bahwa kata-kata “Bapa Kami yang ada di surga berbicara tentang hati orang yang jujur, dimana Allah tinggal seperti dalam kenisahNya. Karena itu, juga pendoa akan menghendaki dan merindukan bahwa Ia yang ia sapa, tinggal di dalam hatinya.” (Agustinus)
  • Kalau kita menamakan Allah itu Bapa, kita juga harus bersikap sebagai putera-putera Allah (Siprianus). Kamu tidak dapat menamakan Bapamu itu Allah dari segala yang baik, kalau kamu mempunyai hati yang tidak manusiawi dan kejam. Karena dalam hal itu kamu tidak lagi memiliki tanda kebaikan dari Bapa surgawi dalam kamu (Yohanes Krisostomus)


DOA BAPA KAMI (Doa Tuhan)

Bapa kami yang ada di surga
Dimuliakanlah namaMu
Datanglah kerajaanMu
jadilah kehendakMu
di atas bumi seperti di dalam surga.

Berilah kami rejeki pada hari ini
dan ampunilah kesalahan kami
seperti kamipun mengampuni
yang bersalah kepada kami
Dan janganlah masukkan kami
ke dalam pencobaan
tetapi bebaskanlah kami
dari yang jahat.
Amin.

DOA SYAHADAT (Para Rasul)

Aku Percaya
Akan Allah Bapa Yang Mahakuasa
pencipta langit dan bumi.
Dan akan Yesus Kristus
PuteraNya yang tunggal Tuhan kita
yang dikandung dari Roh Kudus
dilahirkan oleh Perawan Maria
yang menderita sengsara
dalam pemerintahan Pontius Pilatus
disalibkan, wafat dan dimakamkan
yang turun ke tempat penantian
pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati
yang naik ke surga
duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa
dari situ Ia akan datang
mengadili orang yang hidup dan yang mati.
Aku percaya akan ROh Kudus,
Gereja Katolik yang kudus,
persekutuan para kudus
pengampunan dosa
kebangkitan badan
kehidupan kekal.
Amin.

Selasa, 06 September 2011

Rangkuman Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma

Penulis : Paulus
Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan
Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57

Latar Belakang

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi. Bertentangan dengan tradisi gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom 15:20).

Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; Rom 15:22). Dia menegaskan kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32).

Ketika menulis surat ini, menjelang akhir perjalanan misioner yang ketiga (bd. Rom 15:25-26; Kis 20:2-3; 1Kor 16:5-6), Paulus berada di Korintus di rumah Gayus (Rom 16:23; 1Kor 1:14). Sementara menulis surat ini melalui pembantunya Tertius (Rom 16:22), dia sedang merencanakan kembali keYerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom 15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom 15:24,28).

Tujuan

Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Tujuannya lipat dua.

  1. Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; Rom 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk menulis Injil yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun.
  2. Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29; Rom 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36).

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...