Rabu, 27 April 2011

Mempersiapkan Misa Lingkungan/Stasi/Komunitas (2)

Melanjutkan posting sebelumnya, artikel ini ditujukan bagi Pengurus Lingkungan/Wilayah dan/atau Stasi atau dapat juga dijadikan pedoman dasar bagi para pemimpin umat dan/atau Penggiat Liturgi dan/atau Koordinator Komunitas agar dapat lebih baik dalam mempersiapkan Perayaan Ekaristi di komunitasnya masing-masing.
Poin-poin yang telah dibahas sebelumnya adalah :
  1. Para Pelayan
  2. Tempat Pelaksanaan dan Peralatan Misa
  3. Bacaan dan Homili
Selanjutnya ......


4. RUMUS MISA DAN DOA-DOA

Rumus misa terkait dengan bagian-bagian yang tetap, yang selalu ada pada setiap misa.

Ada bagian-bagian yang harus mengikuti ketentuan dan tidak boleh membuat baru: seruan tobat memilih dari beberapa cara yang ada, kemuliaan dinyanyikan pada hari minggu dan hari raya, syahadat pada hari minggu dan hari raya, prefasi dan doa syukur agung memilih dari yang sudah ada.

Ada pula bagian yang dapat dibuat baru oleh imam namun seturut hakekatnya adalah doa pemimpin, sehingga hanya imam yang mengucapkannya sedangkan umat menghayatinya dan menyetujuinya lewat seruan “Amin”, yaitu : doa pembukaan, doa persiapan persembahan, doa damai, dan doa sesudah komuni. Pengurus lingkungan bisa meminta imam memasukkan dalam doa-doa ini ujud khusus menyangkut lingkungan tersebut, supaya lewat doa-doa ini umat merasa tersapa secara lebih khusus.

Doa umat sebaiknya disiapkan oleh pengurus lingkungan dan tidak spontanitas umat. Perlu dimasukkan ujud bagi kepentingan Gereja (Bapa Suci, Uskup dan para imam), kepentingan negara, dan kepentingan umat setempat. Ujud bagi kepentingan umat setempat dapat dimanfaatkan untuk mendoakan orang-orang tertentu di lingkungan tersebut, seperti mohon kesembuhan, syukur atas ulang tahun, lulus kuliah, dll. Namun hendaknya ujud-ujud khusus itu dibuat ringkas sehingga tidak makan terlalu banyak waktu.



5. NYANYIAN-NYANYIAN

Karena misa adalah perayaan Gereja, maka perlu mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh Gereja, diantaranya menggunakan lagu yang telah disahkan atau yang syairnya berasal dari Kitab Suci dan sumber-sumber liturgi. Pemilihan nyanyian perlu dilakukan dengan cermat, sesuai dengan tema dan bacaan pada hari itu, sehingga nyanyian benar-benar menunjang keseluruhan perayaan. Maka, untuk pemilihan nyanyian pada tempat pertama diambil dari Puji Syukur sebagai buku resmi yang disahkan KWI. Dalam misa dengan sedikit umat, sangat penting untuk melibatkan seluruh yang hadir untuk ikut menyanyi.

Lagu-lagu untuk misa adalah: Lagu Pembukaan, Tuhan Kasihanilah Kami, Kemuliaan (saat hari raya), Mazmur Tanggapan (bukan lagu antarbacaan), Bait Pengantar Injil, Lagu Persembahan, Kudus, Bapa Kami, Anakdomba Allah, Lagu Komuni, dan Lagu Penutup.

Sekali lagi, Mazmur Tanggapan adalah bagian pokok dari Liturgi Sabda yang tidak dapat dihilangkan atau diganti dengan lagu lain. Sehingga untuk bagian itu jika tidak dinyanyikan, menggunakan yang ada di kalender liturgi. Bila ingin dinyanyikan dapat melihat indeks di buku Mazmur Tanggapan Dan Alleluya.


6. FAKTOR LAIN

Latihan

Dalam rangka menyiapkan misa minggu, para petugas pastilah menyiapkan diri dengan latihan-latihan supaya dapat memberikan yang terbaik saat tugas nanti. Dengan demikian perayaan dapat berjalan lancar dan semua yang hadir terbantu dengan pelayanan yang diberikan para petugas.

Begitu pula misa di lingkungan, bila para petugas mempersiapkan diri dengan latihan-latihan tentu juga akan bisa memberikan yang terbaik. Petugas yang memerlukan latihan terutama adalah Lektor dan Pemandu Nyanyian. Agar bisa menyampaikan Sabda Allah dengan baik, seorang lektor dituntut dengan latihan yang baik pula.

Demikian juga pemandu nyanyian perlu menyiapkan diri, jangan sampai ia yang ditunjuk untuk memandu nyanyian malah kurang lancar menyanyikan, tentu yang seperti ini bisa malah mengganggu. Bila perlu dibuat kor kecil beranggota 5-7 orang sebagai pemandu nyanyian. Mereka yang nanti menjadi “motor” dalam setiap nyanyian. Kor kecil ini akan berfungsi maksimal bila melakukan latihan-latihan. Sebelum misa dimulai juga sebaiknya umat dilatih menyanyikan beberapa atau seluruh lagu.

Latihan juga bisa diadakan bagi pembaca doa umat, dan pengantar persembahan (bila ada), terutama jika petugas-petugas itu adalah anak-anak yang belum biasa terlibat dalam tugas-tugas liturgi.

Suasana Doa

Karena diadakan di rumah, suasana doa bisa tidak tercipta dengan kondusif, mengingat rumah memang bukan tempat doa seperti gereja. Oleh karena itu suasana doa perlu diciptakan dengan baik. Hindari kesibukan menyiapkan makanan ketika umat tengah bersiap mengikuti misa.

Sediakanlah waktu sekitar 15-30 menit sebelum misa dimulai untuk membawa umat ke dalam suasana doa. Waktu ini bisa diisi dengan latihan lagu yang akan dinyanyikan, informasi terkait tata gerak, dan terutama melalui doa.

Pendidikan Liturgi

Misa lingkungan bisa dijadikan sarana efektif untuk memberikan pendidikan liturgi karena diikuti sedikit umat. Para katekis, pengurus lingkungan dan prodiakon dapat memberikan petunjuk singkat sebelum misa atau pada pertemuan sebelum hari misa, tentang segala kebiasaan umat yang tidak sesuai dengan kaidah liturgi.

Misalnya yang masih sering terjadi, umat tidak membungkukkan badan saat Aku Percaya pada bagian “yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria.”; juga pada saat Doa Damai dimana umat masih mengucapkan bagian “Tuhan Yesus Kristus jangan memperhitungkan dosa kami dst” yang seharusnya hanya diucapkan oleh imam; juga untuk melatih umat memberikan salam damai hanya pada orang di kiri-kanan, depan-belakang saja dan tidak berjalan kesana kemari.

Kolekte

Kolekte adalah sumbangan umat untuk keperluan Gereja dan bagi kepentingan orang miskin. Dalam konteks misa lingkungan, dapat dipersembahkan dana yang dikumpulkan dari umat untuk kepentingan sosial tertentu, misalnya membantu warga yang kebanjiran, memberikan modal usaha bagi orang miskin, dll.

Anak-anak dan kaum muda juga bisa dilatih untuk mengumpulkan uang secara teratur untuk disumbangkan kepada orang miskin. Uang yang dikumpulkan ini akan bernilai rohani bagi mereka jika dipersembahkan kepada Tuhan pada saat kolekte di misa lingkungan. Anak-anak tentu akan merasa bangga bila usaha mereka diberi arti sebagai persembahan umat kepada Tuhan.


KESIMPULAN

Demikian artikel ini saya tuliskan untuk membantu siapa saja yang pernah, masih, atau akan terlibat dalam kepengurusan lingkungan yang pasti suatu saat akan berhubungan dengan pelaksanaan misa di lingkungan. Dalam persiapan, harus dikedepankan komunikasi antara semua yang terlibat, khususnya dengan romo yang memimpin perayaan.
Semoga bermanfaat bagi Pelayanan Anda .....



Dikutip dari : http://www.kaskus.us/showpost.php?p=297026468&postcount=1451 dst

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...