Senin, 26 April 2010

PROSES KATEKESE LANSIA (4)

b. Pendampingan dan Penyampaian Materi Katekese

Pendampingan dan penyampaian materi kepada lansia sangat baik bila diberikan secara teratur dalam kunjungan rutin seminggu sekali. Hal ini penting disampaikan, karena menurut pengalaman penulis sendiri, lansia lebih berkesan pada perhatian dan kunjungan, lebih daripada materi katekese yang disampaikan, lebih banyak menghargai perhatian daripada materi, lebih menghargai kesetiaan berkunjung daripada pembahasan Kitab Suci. Ini berkaitan dengan daya ingat lansia yang sudah menurun. Hal ini juga harus diingat oleh para pendamping lansia agar tidak memaksa lansia untuk menghafal (materi/doa), yang penting adalah membiasakan lansia untuk hidup sebagai orang kristen yang benar. Maka dari itu, legioner sendiri yang harus pandai membaca situasi agar dapat mewartakan Kristus melalui sharing pengalaman hidup sehari-hari (legioner sendiri dan para lansia), tanpa ada kesan menggurui, seperti misalnya, bila hendak membahas tentang karya dan mujizat Yesus, cukup dengan bertanya: apakah Oma/Opa pernah/hampir terkena musibah tapi kemudian terselamatkan? Pertanyaan sederhana ini akan menggali banyak pengalaman lansia. Legioner cukup mengarahkan dan menyimpulkan bahwa semua itu adalah karya Allah yang mencintai kita, lalu lansia diajak berdoa syukur. Sederhana tapi mengena. Legioner tidak banyak bicara tetapi lebih banyak mendengar, tapi tujuan tercapai.


Karena tugas pelayanan pendampingan katekumen lansia ini membutuhkan komitmen yang tinggi, maka penulis menyarankan untuk tugas ini dipilih dan diserahkan pada satu orang legioner berkomitmen tinggi yang setiap minggu dapat mendampingi katekumen bersangkutan, yang tentu saja dalam melaksanakan kunjungan ditemani legioner lainnya berganti-gantian. Tetapi sebagai pengajar tetap diserahkan pada satu orang legioner. Termasuk dalam tugas pendampingan legioner pengajar tetap ini, menentukan apakah lansia yang bersangkutan telah saatnya menerima pembaptisan atau belum, melaporkan secara berkala kepada Pengurus lingkungan/wilayah setempat, juga mendampingi lansia yang bersangkutan menghadap imam sebelum pembaptisan setempat, dan atau mendampinginya mengikuti perayaan ekaristi. Tentu saja, bila legioner pendamping berhalangan maka teman-temannya satu presidium harus dapat menggantikan tugasnya. Tidak lupa pula, sebagai pembekalan tambahan dalam menjalankan tugas ini, legioner pendamping katekumen lansia harus lebih sering meminta bantuan dan meminta bimbingan khusus dari pemimpin rohani / asisten pemimpin rohani presidiumnya.

Bila proses katekisasi lansia dilakukan secara konsisten dan teratur seminggu sekali, maka rata-rata bagi tiap lansia dibutuhkan waktu kurang lebih selama 6 bulan sebelum lansia yang bersangkutan siap dibaptis dalam Gereja Katolik. Tetapi dalam hal ini juga melihat situasi dan kondisi lansia yang bersangkutan. Bila lansia yang sedang belajar sakit-sakitan, maka proses pendampingan dapat dipersingkat sesuai kebutuhan. Setiap legioner yang terlibat dalam karya ini juga harus selalu siap bila sewaktu-waktu kondisi lansia yang bersangkutan sakit parah, untuk dilaksanakan pembaptisan darurat. Untuk itu, sejak awal mula proses, sangat diharapkan, bahkan bila perlu diwajibkan, legioner menginformasikan adanya lansia yang sedang belajar agama beserta situasi dan kondisinya kepada lingkungan/wilayah setempat dan kepada Pastor paroki, supaya bila sewaktu-waktu keadaan mendesak, yaitu bila lansia dalam bahaya kematian, maka dapat langsung dilakukan pembaptisan darurat.
Bila lansia yang menjadi katekumen dalam kondisi sakit yang tak mungkin tersembuhkan atau dalam kondisi yang demikian lemah, maka perlu diingat bahan-bahan penting yang harus disampaikan dalam proses katekese, yaitu :
1. Kisah Penciptaan dan Jatuhnya manusia dalam dosa
2. Seputar Kelahiran Yesus dan makna doa Salam Maria
3. Makna Salib dan Penderitaan Yesus dan pentingnya pertobatan
4. Makna Kebangkitan dan Kenaikan Yesus dan Doa Aku Percaya
5. Sakramen Baptis dan Doa Bapa Kami
6. Sakramen Ekaristi dan Doa Pribadi
7. Sakramen Tobat dan urapan orang sakit.
Semuanya terdapat 7 tema pokok iman Katolik. Bila lansia benar-benar dalam keadaan bahaya kematian sewaktu-waktu, 7 tema pokok ini dapat dipersingkat lagi menjadi 3 tema yaitu :
1. Makna Salib dan Kebangkitan Yesus
2. Sakramen Baptis
3. Sakramen Ekaristi.
Sementara pembahasan doa-doa diintegrasikan dalam pertemuan-pertemuan / kunjungan-kunjungan rutin yang dilaksanakan setiap minggu. Menurut pengalaman penulis, bila dilaksanakan pembaptisan darurat, maka biasanya turut diterimakan pula, komuni suci dan sakramen urapan orang sakit. Bila demikian, lansia yang bersangkutan juga perlu dipersiapkan (diberi pengertian) tentang makna sakramen-sakramen tersebut.

Bila katekumen lansia adalah seorang lansia yang dahulu pernah mengikuti atau aktif dalam gereja reformasi atau gereja-gereja karismatik protestan, yang membuat lansia mengetahui sedikit banyak tentang ajaran-ajaran Kitab Suci, maka beberapa bahan khas Katolik dapat menjadi pertimbangan, yaitu :
1. Seputar Kelahiran Yesus dan makna doa rosario (dapat dilanjutkan tentang butir-butir keteladanan iman Bunda Maria)
2. Makna Salib dan Penderitaan Yesus dan pentingnya pertobatan
3. Makna Kebangkitan dan Kenaikan Yesus
4. Penjelasan tentang ajaran-ajaran Gereja Katolik, diantaranya :
- Liturgi dan ofisi serta doa-doa harian
- Ajaran Konsili
- Hirarki Gereja
- Tradisi-tradisi dalam Gereja Katolik, dan
- Devosi pada para kudus dan doa untuk para arwah
5. 7 Sakramen, makna dan latihan penerimaanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...