Minggu, 25 April 2010

PROSES KATEKESE LANSIA (1)

1. Latar Belakang

Jumlah penduduk Indonesia yang berusia lanjut atau di atas 60 tahun terus meningkat. Bahkan, tahun 2005-2010 diperkirakan menyamai jumlah anak balita (di bawah usia lima tahun), yakni 8,5 persen dari total jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Booming atau ledakan kelompok usia lanjut tersebut membutuhkan perhatian khusus. Terutama, peningkatan kualitas hidup mereka agar dapat mempertahankan kesehatan dan kemandiriannya sehingga tidak menjadi beban. Peningkatan jumlah tersebut, seiring dengan meningkatnya umur harapan hidup, yakni 67 tahun untuk perempuan dan 63 tahun bagi laki-laki. Biro Pusat Statistik mencatat jumlah penduduk usia lanjut Indonesia pada tahun 2000 saja mencapai 7,1 persen dari total penduduk yang 201.241.999 jiwa, atau mencapai 14.415.814 jiwa (Kompas, 17 Mei 2005). Meskipun jumlahnya yang demikian besar tetapi pelayanan akan setiap kebutuhan kepada mereka seringkali terabaikan. Hal ini terjadi mungkin karena mereka (para lansia) dianggap sebagai warga yang tidak produktif lagi, sehingga menjadi golongan warga yang tersisihkan dan tidak diperhatikan.


Seperti Yesus yang juga berjuang bagi kaum miskin dan tersisih, kepenuhan kebutuhan rohani dan iman para lansia juga mesti diperjuangkan. Berbagai karya sosial dan pastoral bagi para lansia, hendaknya tidak melulu menekankan untuk memberi bantuan fisik, entah berupa dana atau kebutuhan konsumsi, tetapi juga harus menekankan aspek rohani dan iman, berupa kegiatan-kegiatan dan pelayanan-pelayanan yang menguatkan mereka dalam kesendirian dan kejenuhan serta membangkitkan kesadaran bahwa mereka tetap dicintai oleh Allah dan tetap memiliki tugas dan peranan membawa damai dan terang Injil kepada sesama. Pelayanan bagi para lansia juga tidak boleh melupakan peran keluarga para lansia itu sendiri. Bagaimanapun, para lansia akan sangat merasa bahagia bila diperhatikan oleh keluarganya.

Salah satu kebutuhan lansia yang sampai saat ini kurang diperhatikan adalah kebutuhan mereka akan pelayanan iman bagi para lansia yang ingin menjadi Katolik. Belum banyak ditemukan (bahkan mungkin belum ada) buku panduan khusus bagi para lansia yang ingin mempersiapkan diri menambut sakramen pembaptisan. Padahal Konsili Vatikan II mengajarkan agar bagi mereka yang ingin dibaptis agar dipersiapkan sebelumnya agar pada waktu mereka menerima Pembaptisan, para calon baptis benar-benar menjadi pribadi yang baru, yang dapat selalu memilih dan setia kepada Kristus dan menjadi anggota persekutuan umat Allah yang setia. Maka saat ini mendesak diterbitkannya sebuah buku panduan pelayanan iman khusus bagi para lansia yang dalam persiapan menyambut pembaptisan.



2. Permasalahan yang sering Dihadapi Lansia

Pelayanan iman bagi para lansia tetap harus memperhatikan situasi dan kondisi yang sering dihadapi oleh para lansia, agar karya pelayanan ang diberikan lebih tepat guna dan tepat sasar pada kebutuhan para lansia. Proses katekisasi lansia bagaimanapun juga harus memperhitungkan situasi dan kondisi lansia dengan berbagai keterbatasannya.

Masalah-masalab yang dialami oleh lansia terjadi karena kemunduran sel-sel yang mempengaruhi fungsi dan kemampuan sistem tubuh, seperti saraf, jantung, dan pembuluh darah. Diketahui, 15 persen usia lanjut mengalami gangguan kesehatan seperti demensia alias pikun. Selain itu, terdapat pula ancaman lain seperti kanker, jantung, reumatik, osteoporosis, dan katarak. Berbagai masalah kesehatan usia lanjut tersebut umumnya bersifat kronis dan memerlukan penanganan spesifik yang membutuhkan waktu lama dan biaya tinggi. Proses penuaan dalam suatu populasi dapat menimbulkan dampak dalam berbagai aspek yaitu kesehatan, sosial, ekonomi, politik, dan lain-lain. Dari segi kesehatan, angka kesakitan akibat penyakit degeneratif akan meningkat jumlahnya, meski kasus penyakit infeksi dan kekurangan gizi juga tetap tinggi. Kurang lebih 74% penduduk usia lanjut menderita penyakit kronik. Lima penyakit utama yang banyak diderita oleh penduduk usia lanjut di Indonesia adalah: anemia (50%), infeksi saluran pernapasan (12,2%), kanker (12,2%), TBC (11,5%), dan penyakit jantung-pembuluh darah (29,5%). Hal lain yang perlu diperhatikan adalah aspek kejiwaan. Gangguan emosional dapat menjadi beban dan pencetus stres pada usia lanjut. (Kompas, Minggu, 2 Juni 2002). Selain itu, karena keterbatasan gerak menyebabkan usia lanjut cenderung menurun aktivitasnya. Hal itu akan mempengaruhi mental serta kehidupan sosial mereka, sehingga perlu perhatian khusus dari keluarga dan masyarakat. Dampaknya, usia lanjut akan semakin tersisih. Karena itu perlu penanganan khusus bagi para lansia agar mereka tetap merasa diterima sebagai anggota keluarga dan masyarakat sekaligus dibangun kembali semangatnya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bagi orang lain.

Proses penuaan dalam suatu populasi dapat menimbulkan dampak dalam berbagai aspek yaitu kesehatan, sosial, ekonomi, politik, dan lain-lain. Perubahan dalam struktur populasi akan mempengaruhi struktur keluarga dan rumah tangga, tidak hanya dalam sisi jumlah tapi juga dari tipe keluarga seperti keluarga dengan seorang anggota, keluarga inti, keluarga tiga generasi, dan lain sebagainya. Demikian pula perubahan pola keluarga dari keluarga besar ke keluarga inti dan banyaknya ibu rumah tangga yang bekerja, akan mempengaruhi pola hidup usia lanjut yang tinggal dalam keluarga. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah aspek kejiwaan. Gangguan emosional dapat menjadi beban dan pencetus stres pada usia lanjut.

Berdasarkan penelitian-penelitian tentang usia lanjut, secara psikologis mereka lebih cocok berada di lingkungan keluarga dengan sentuhan kasih sayang tiada batas. Bagaimana tidak, seiring kemunduran fungsi organ tubuh, usia lanjut yang jatuh sakit akan sulit pulih seperti semula. Di sisi lain, sikap mereka akan seperti anak kecil yang menuntut perhatian khusus. Tanggapan yang salah dari anggota keluarga sering kali menimbulkan ketersinggungan atau sakit hati usia lanjut. Sebaliknya, apabila terus diikuti kemauannya akan berpotensi menguras emosi seluruh anggota keluarga. Dengan adanya teman berbagi cerita, potensi itu dapat terkurangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...