Senin, 26 April 2010

PROSES KATEKESE LANSIA (5)

c. Persiapan Pembaptisan

Dalam keadaan normal (tidak perlu dipersiapkan baptisan darurat), setelah dirasa proses katekisasi sudah cukup memadai, maka lansia dipersiapkan untuk menerima Sakramen baptis. Beberapa persiapan yang perlu dilakukan adalah


1. Memberitahukan rencana penerimaan sakramen baptis tersebut, pertama-tama kepada keluarga lansia, supaya keluarga bisa ikut mempersiapkan
2. Mengadakan pertemuan bersama antara: legioner (pendamping), katekumen (lansia ybs) dan wali permandian. Pertemuan ini untuk menjelaskan tugas-tugas wali permandian serta hak dan kewajiban calon baptis kepada wali baptisnya. Pertemuan khusus ini juga bertujuan mengakrabkan wali baptis dengan putera/puteri baptisnya.
3. Lansia diajak untuk menghadap pastor untuk wawancara. Bila keadaan tidak memungkinkan, wawancara dapat juga dilakukan di rumah lansia yang bersangkutan. Dalam hal demikian maka legioner yang harus menjemput imam untuk dibawa bertemu dengan lansia ybs.
4. Bila keadaan memungkinkan, lansia diajak untuk rekoleksi bersama calon baptis yang lain. Ini dilakukan bila pembaptisan dilaksanakan bersama-sama atau calon baptisan tidak hanya 1 orang yaitu katekumen lansia tersebut. Wali permandian juga dianjurkan (bila perlu diwajibkan) untuk mengikuti rekoleksi khusus wali baptis yang diadakan oleh kelompok-kelompok katekese di paroki setempat.
5. Mengikutkan lansia dalam latihan baptis bersama, yang didalamnya juga ada latihan penerimaan komuni suci. Hal ini juga harus diulang-ulang lagi dalam kesempatan kunjungan legioner pada calon baptis lansia yang bersangkutan. Dalam latihan baptis, walibaptis lansia juga harus diikutsertakan.
Bila katekumen lansia berada dalam bahaya kematian sewaktu-waktu karena sakit yang tak tersembuhkan, maka latihan penerimaan baptis dan latihan penerimaan komuni dilakukan di rumah lansia dengan pendamping (legioner) sebagai pelatihnya. Untuk hal ini pun wali permandian harus diikutsertakan.

d. Penerimaan Sakramen Baptis

Dalam proses ini pendamping harus memperhatikan apakah penerimaan sakramen baptis dilaksanakan :
- Dalam keadaan darurat (Baptis darurat)
- Pembaptisan pribadi di Gereja
- pembaptisan bersama calon baptis lainnya

Dalam hal dilaksanakan pembaptisan darurat di rumah lansia tanpa diikuti perayaan ekaristi, yang harus diperhatikan oleh katekis (dalam hal ini adalah legioner pendamping) adalah :
- Persiapkan lansia supaya dalam situasi dan kondisi yang pantas dan layak untuk menerima baptisan suci
- persiapkan meja altar di rumah lansia dan simbol-simbol yang akan dipergunakan dalam baptisan, yaitu: air baptis, lilin baptis dan kain putih, juga buku-buku yang berkaitan, yaitu Kitab Suci, Puji Syukur dan Buku upacara baptisan
- undang keluarga lansia (pasangan, anak-anak, keponakan, dll)
- pastikan wali baptis hadir saat penerimaan baptis
- undang umat setempat, dalam hal ini legioner dapat meminta bantuan ketua wilayah / lingkungan setempat.
- jemput dan antarkan pastor pembaptis ke rumah lansia calon baptis
Dalam hal baptisan diterimakan di rumah tetapi disertai dengan perayaan ekaristi, selain hal-hal tersebut di atas, yang perlu dipersiapkan adalah bahan-bahan untuk perayaan ekaristi, yaitu : hosti, anggur, piala dan patena (biasanya dibawa oleh imam); sementara yang disiapkan di rumah adalah : tempat air untuk cuci tangan, air minum sebagai campuran anggur serta buku Tata Perayaan Ekaristi. Hal-hal tersebut akan dipersiapkankan oleh Gereja dalam hal pembaptisan dilaksanakan sebagai pembaptisan pribadi di kapel / Gereja.

Bila pembaptisan dilakukan di Gereja bersama-sama Katekumen yang lain, maka biasanya ada rapat-rapat panitia baptisan. Pendamping lansia sebaiknya selalu mengikuti rapat-rapat persiapan baptisan ini. Yang terpenting adalah selalu berkonsultasi dengan Pastor fasilitator mengenai perkembangan iman binaan sehingga pada waktu wawancara dengan pastor fasilitator tidak banyak mengalami kesulitan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...