Selasa, 18 Mei 2010

TEMA X: YESUS MENDIRIKAN EKARISTI

Pertemuan 10 Katekese Lansia:
YESUS MENDIRIKAN EKARISTI

Referensi biblis :
Luk 22:14-23 Penetapan Perjamuan Malam

Pokok-pokok iman dan refleksi:

 Setelah Yesus melakukan semua karya & ajaran-Nya kepada orang-orang yang dijumpaiNya, Yesus mengetahui bahwa waktuNya di dunia sudah tidak lama. Dia ingin menutup seluruh karyanya dengan berkumpul bersama dengan para murid-Nya untuk makan bersama dan memberikan pesan terakhir yang wajib diteruskan oleh murid-muridNya hingga saat ini.


 Biasanya seseorang sebelum meninggal dunia mempersiapkan segala sesuatu untuk orang-orang yang dicintainya dan akan ditinggalkannya. Ia mempersiapkan hal-hal yang berharga dan pesan-pesan-pesan yang penting. Kadang-kadang seseorang mengungkapkan rahasia-rahasia hatinya yang selama ini terpendam, ada juga yang berbuat sesuatu yang selama ini dicita-citakannya, atau ada juga yang memberikan sesuatu sebagai tanda cinta atau sesuatu yang akan menjadi kenangan akan kehadirannya bersama orang-orang yang telah bersamanya tau orang-orang yang dicintainya. Bagaimana dengan Anda, Apa yang akan Anda lakukan?

 Demikian juga dengan Yesus. Ketika tahu saatNya akan tiba, untuk segera berpisah hidup di dunia dengan orang-orang yang dicintaiNya dan dekat denganNya, ia melakukan hal-hal penting untuk mereka, yaitu :

 Memberi teladan kerendahan hati dan dan saling melayani (lewat pembasuhan kaki). “Siapa yang terbesar diantara mereka haruslah menjadi pelayan di antara mereka, dan bahwa mulai saat itu haruslah mereka saling membasuh kaki satu sama lain” (Yoh 13:14-15)
 memberi peringatan untuk tidak takut dan khawatir dalam hidup dan penderitaan
 memberi peringatan akan tanda-tanda kedatanganNya yang kedua
 mengungkapkan jatidiriNya
 menjelaskan alasan kepergianNya yaitu untuk mempersiapkan tempat bagi murid-muridNya
 berdoa-bagi keselamatan dan persatuan para muridNya
 dan yang terpenting adalah memberikan diriNya sendiri sebagai makanan dan minuman yang akan memberi hidup kepada orang-orang yang dicintaiNya dan mencintaiNya bahkan sampai hidup yang kekal. Peristiwa ini sering disebut Perjamuan makan malam terakhir (last supper) dan merupakan awal lahirnya EKARISTI yang diperingati oleh gereja setiap hari Kamis Putih sebelum Jumat Agung saat wafat nya di Salib.

 Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus yang penuh cinta dan keharuan akan berpisah dengan orang-orang yang dicintaiNya, memberikan cinta yang sehabis-habisNya untuk orang-orang yang selama ini dekat denganNya. Apakah hadiah terbesar bagi orang-orang yang dicintaiNya? Tiada yang lebih baik dan besar dan mulia, selain DIRINYA sendiri, selain HIDUPNYA sendiri "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku". Maka dalam perjamuan itu, Ia memberikan dirinya sendiri sebagai makanan dan minuman bagi orang-orang yang dicintaiNya.

 Dengan memberikan dirinya sebagai makanan dan minuman bagi kita, Yesus tidak saja memberi hidupNya kepada murid-muridNya, tapi juga memberikan kemuliaanNya, kekuasaanNya dan martabat keputeraanNya sebagai anak Allah yang tunggal kini dianugerahkan juga kepada manusia. Maka setiap orang yang menerima diriNya diangkat menjadi putera Allah juga dengan segala kemuliaan dan karunia yang juga telah diberikan dan diterima oleh Yesus. Sungguh agung dan mulia rahmat itu! Dengan turut menjadi Putera Allah, maka orang-orang yang menerima Yesus juga turut menjadi ahli waris yang memiliki hak tak terhapuskan untuk memasuki kemuliaan abadi dalam kerajaan Allah, bersatu dengan Allah dalam kehidukan kekal di surga. Itulah mengapa Ekaristi merupakan Sakramen yang paling agung dan mulia diantara semua sakramen dan sering disebut sebagai sumber hidup Gereja, sumber dari segala sakramen, sakramen dari segala sakramen, sumber hidup manusia, kemuliaan hidup manusia, jaminan hiudp kekal, anugerah kemuliaan Allah dan persatuan dengan Allah sendiri.

 Perjamuan terakhir juga merupakan “santapan persaudaraan” : Yesus sendiri yang melakukan peristiwa itu, Dia sendiri yang hadir dalam peristiwa Ekaristi ini. Dalam peristiwa ini, kita manusia diundang olehNya untuk menjadi satu kesatuan dengan Nya. Yesus memecah-mecah roti dan membagikanNya kepada para muridNya dengan artian semua berasal dari satu TUBUH, jadi kita yang menerima komuni adalah SATU SAUDARA, satu TUBUH dan DARAH. Yang menyatukan adalah Yesus sendiri yang dengan rela dan KASIH memberikan Tubuh dan DarahNya justru kepada manusia yang berdosa.

 “... perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku” (Luk 14:19). Peristiwa ini kita kenal dengan EKARISTI dan kita lanjutkan hingga saat. Ekaristi harus dilakukan sesering mungkin agar kita selalu sering menyatukan diri dalam Yesus sendiri. Dalam Perayaan Ekaristi perubahan roti menjadi tubuh Yesus dan anggur menjadi darah Yesus terjadi dalam Doa Syukur Agung saat Konsekrasi dan sering disebut sebagai Transubstantia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...