Pertemuan 12 katekese Lansia:
TEMA : KEBANGKITAN YESUS
Referensi biblis :
Yoh 20: 1-18 Kebangkitan Yesus & penampakan kepada Maria Magdalena
1 Kor 15:1-58 Kebangkitan Kristus, Kebangkitan kita dan kebangkitan tubuh
1Tes 4:13-18 Kedatangan Tuhan
Pokok-pokok iman dan refleksi:
Setelah tugasnya untuk menebus dosa manusia dengan menderita sengsara sampai wafat di kayu Salib diselesaikan Yesus, Kitab Suci dan Iman Kristen mengajarkan bahwa Yesus bangkit pada hari ketiga setelah Ia wafat, yaitu pada hari Minggu. Yesus menggenapi firman Allah : “Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga” (Luk 24:46).
Mengapa Yesus mesti bangkit ? :
Yesus menunjukkan bahwa Ia benar. Walaupun tidak bersalah Yesus telah diadili dan dijatuhi hukuman seperti layaknya seorang penjahat. Ia telah dihukum walaupun tidak bersalah. Ia bangkit untuk menunjukkan bahwa Ia memang benar dan tidak bersalah atas segala tuduhan dan fitnah yang ditujukan kepadaNya.
Ia menunjukkan kemenanganNya atas dosa dan kesalahan. Dengan bangkit dari kematianNya, Yesus menunjukkan bahwa Ia sungguh menang melawan dosa dan kesalahan segenap manusia. “Sungguh penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya. Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita. Ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya” (Yes 53:4-5). Dengan kematianNya Yesus telah membayar lunas seluruh hutang dosa manusia, dan dengan kebangkitanNya, Yesus telah memperbaharui hidup manusia, menjadi hidup yang lebih mulia dan berharga, sekaligus menunjukkan kemenanganNya atas dosa.
Ia menunjukkan bahwa Ia Mesias/Juruselamat yang sebenarnya. Yesus menunjukkan sebuah jalan baru bagi manusia yang percaya kepadaNya: “Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal” (1Kor 16:52). Setiap orang yang percaya kepada Yesus akan dibangkitkan dengan cara yang sama seperti cara Yesus yang bangkit, dan akan dianugerahi tubuh rohani yang baru yang lebih mulia dan bersifat ilahi, sebuah tubuh rohani yang diciptakan kembali menurut gambar dan rupa Allah (Kej 1:26). Oleh karena itu Kebangkitan juga disebut sebagai peristiwa “Penciptaan Kembali”.
Yesus yang telah mati dan dibangkitkan itu mewakili seluruh umat manusia. Ia menjadi yang pertama mengalaminya dan kemudian semua yang percaya kepadaNya akan mengalami hal serupa. Yesus yang telah mati karena dosa-dosa kita dan kemudian dibangkitkan menjadi gambaran masa depan umat beriman. Jika Yesus tidak bangkit maka hidup manusia akan terus berakhir pada kematian. Yesus yang bangkit digambarkan oleh Paulus sebagai Adam yang baru, yang membawa kehidupan dan keselamatan.
Ia menggenapkan tugasnya : mengangkat dan menyelamatkan jiwa-jiwa di tempat penantian. Pada waktu Yesus wafat, Ia turun ke tempat penantian (ingat syahadat) dan di sana Ia membebaskan dan mengangkat semua jiwa menuju hidup kekal di surga. Semenjak dosa Adam, maka hubungan manusia dan Allah terputus, semua jiwa yang telah meninggal tidak dapat mencapai surga. Dengan Kedatangan Yesus, Sang Mesias, semua jiwa di tempat penantian bersukacita “Bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang” (Mat 4:16), dan pada waktu Ia turun ke tempat penantian, Yesus membebaskan semua jiwa di sana menuju surga untuk hidup mulia: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.” (Yoh 11:25-26).
Ia menunjukkan jati diri dan kemuliaanNya sebagai Putera Allah. Dengan kebangkitanNya, Ia juga menunjukkan kesejatian diriNya yang mulia sebagai pribadi Allah kedua yaitu Putera Allah. Maut / kematian tidak mampu menahan kemuliaan keilahian Yesus, sang Putera Allah, dan karenanya Ia bangkit. Dengan kebangkitanNya itu Ia menunjukkan kekalahan maut dan kuasanya. Hidup manusia tidak akan lagi berakhir dengan kematian tetapi maut/kematian hanyalah sebagai jalan untuk hidup mulia bersatu dengan Allah. Maut diubah dari sesuatu yang menakutkan menjadi sesuatu yang memberi harapan, karena lewat maut itulah setiap manusia dapat berjumpa, berhadapan muka dengan muka, dengan Allah, sumber kegembiraan dan sukacita, sumber keselamatan dan kebahagiaan: "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" (1Kor 15:54-55) Oleh karena itu baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. (Rom 8:38-39). Sebelum kematiannya, Santo Fransiskus Asisi berkata: “Selamat datang Saudaraku maut. Telah lama kunanti kedatanganmu. Engkau ciptaan Allah yang sungguh baik, karena lewat engkaulah, saudaraku, aku dapat berjumpa dengan Allah kekasih hatiku dan sumber sukacita dalam hidupku.”
Kebangkitan Yesus ditunjukkan/terbukti dari (1) makam yang kosong dan (2) Dia menampakan diri kepada pada para muridNya. PenampakanNya untuk meyakinkan bahwa Ia benar-benar telah bangkit dari kematian dan kini benar-benar HIDUP dalam kemuliaanNya. Kebangkitan adalah peristiwa iman, bukan saja karena tidak ada satu orang pun yang menyaksikan saat-saat Yesus bangkit, tetapi karena kebangkitan Yesus itu “menantang” setiap orang untuk percaya atau tidak dan jika percaya akan memberi daya luar biasa pada keselamatan manusia: keselamatan manusia tidak hanya terjadi nanti, tetapi sudah mulai dilaksanakan pada saat kita masih hidup: setiap orang yang percaya pada Yesus, sudah mulai diubah hidupnya menjadi hidup yang lebih mulia. Manusia bisa jadi telah mulia walaupun masih hidup di dunia, hatinya sudah “terarah” ke surga walaupun badannya masih di dunia ini. “Jadilah kehendakMu, di dunia sama seperti di surga”.
Kebangkitan Yesus menjadi peristiwa sukacita + harapan. SUKACITA terlukis dari peristiwa penampakan Yesus kepada Maria Magdalena, Thomas, 2 murid Yesus yang sedang berjalan ke Emaus. Mereka yang telah bertemu Yesus kemudian menyebarluaskan / menularkan kabar gembira tersebut kepada orang lain. HARAPAN terlihat dari penampakan Yesus kepada para murid di danau Tiberias. Ketika mereka putus asa karena tidak mendapat ikan untuk makan.
Keselamatan yang digambarkan dalam Perjanjian Baru adalah kehidupan baru. Hidup baru berarti juga bahwa kehidupan yang lama telah ditinggalkan. Kehidupan lama digambarkan oleh Paulus sebagai kehidupan menurut daging yang penuh dosa, yaitu masih adanya keterikatan pada perbuatan-perbuatan dan kebiasaan-kebiasaan yang tidak sesuai dengan kehendak Allah dan menodai martabat manusia. Kehidupan baru adalah kehidupan yang mulia, menjadi manusia baru dalam Roh Kudus sebagai anak-anak terang (Gal 5:16-26, Ef 5:1-21, Kol 3:5-17).
Karena itu keselamatan bukan hanya diartikan secara rohani, tapi keselamatan yang ditawarkan Yesus mencakup keseharian kita sebagai manusia. Misalnya : keselamatan dalam arti penyembuhan; pemenuhan kebutuhan hidup (makanan/ pakaian dll), menyapa & menerima orang lain apa adanya, memberi kekuatan kepada orang yang lemah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar